virus corona varian indonesia diawasi who

Virus Corona Varian Indonesia Masuk Daftar Yang Diawasi WHO

Ternyata diam-diam kita memiliki virus corona varian Indonesia, bahkan ada empat varian lokal yang sudah diketahui.

Varian lokal pertama tercatat sejak April 2020. Dalam diskusi bersama KawalCovid19, peneliti genomik molekuler Riza Arief Putranto menjelaskan kemunculan varian yang tinggi ini biasanya ada di daerah endemik.

“Disebut varian lokal, karena varian ini tidak ditemukan banyak di tempat lain. Ada empat varian, dua diantaranya B14662 dan B1470, dua varian lainnya sepertinya sebentar lagi musnah,” kata Reza.

Varian B1470 tercatat menyebar sejak April 2020 hingga kini, prevalensinya mencapai 16 – 40%. Sementara varian Indonesia lain (B14662) muncul di akhir Desember 2020, memiliki kecenderungan akan menggantikan virus corona varian Indonesia B1470.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam update pelacakan berbagai varian virus SARS-CoV-2 di dunia memasukkan corona varian Indonesia B14662 ke dalam daftar yang diawasi.

Secara spesifik WHO menyebut varian B14662 dalam kategori Alerts for Further Monitoring atau peringatan untuk pemantauan lebih jauh.

Kategori alert for further monitoring adalah bila virus corona dianggap berpotensi menjadi berbahaya di masa depan, karena memiliki perubahan genetik. Namun akibat belum cukup bukti, sehingga membutuhkan pengawasan dan penelitian yang kuat.

"Pemahaman kami terkait varian di kategori ini berkembang dengan cepat dan karena itu isinya bisa ditambah atau dikurangi begitu saja. Karena itu juga WHO tidak memberi label khusus," tulis WHO dalam situs resminya.

Apa yang menyebabkan munculnya varian baru?

WHO juga menjelaskan ketika virus menyebar luas dalam suatu populasi dan menyebabkan banyak infeksi, kemungkinan virus bermutasi meningkat.

Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi – dan semakin banyak peluang untuk mengalami mutasi.

“Kebanyakan mutasi virus memiliki sedikit atau tidak berdampak pada kemampuan virus untuk menyebabkan infeksi dan penyakit.”

“Tetapi juga tergantung di mana perubahan terjadi pada materi genetik virus, mereka dapat mempengaruhi sifat virus, seperti kemampuan transmisinya atau tingkat keparahannya. Misalnya, dapat menyebar lebih atau kurang mudah, atau dapat menyebabkan penyakit yang kurang lebih parah,” tulis WHO.

Bagaimana mencegah munculnya varian baru?

“Menghentikan penyebaran virus adalah kunci utamanya,” tegas WHO.

Cara yang sudah diakui efektif mengurangi transmisi virus corona antara lain dengan cuci tangan (dengan sabun dan air mengalir), memakai masker, menjaga jarak, memastikan ventilasi/sirkulasi udara dalam ruangan baik, menghindari kerumunan dan ruangan tertutup.

“Bila penularan virus semakin kecil, itu juga mengurangi peluang virus untuk bermutasi,” tulis WHO.

Tak kalah penting adalah mempercepat vaksinasi, seluas mungkin, untuk melindungi orang banyak sebelum mereka terpapar virus dan risiko varian baru.

Prioritas diberikan untuk memvaksinasi kelompok berisiko tinggi (tenaga kesehatan, pelayan publik, lansia, orang dengan komorbid, dll) di mana saja untuk memaksimalkan perlindungan global terhadap varian baru dan meminimalkan risiko penularan.

Setelah itu memastikan akses vaksin COVID-19 yang adil ke banyak orang. Karena semakin banyak orang yang divaksinasi, siklus virus akan menurun, yang kemudia menyebabkan lebih sedikit mutasi. (jie)