Salah satu tindakan penyelamatan untuk penderita obesitas berat (obesitas morbid) dengan indeks massa tubuh (IMT) > 37,5 adalah dengan bedah bariatrik. Ternyata riset juga mendapati operasi penurunan berat badan ini mengurangi risiko kanker.
Operasi penurunan berat badan (bedah bariatrik) biasanya dilakukan untuk penderita obesitas yang sudah melakukan segala upaya, termasuk diet dan olahraga, namun gagal. Bedah beriatrik juga dilakukan pada pasien obesitas sedang namun mempunyai risiko tinggi diabetes atau hipertensi.
Penelitian menunjukkan bila operasi ini tidak hanya efektif mengurangi berat badan, tetapi juga risiko beberapa kanker.
Ali Aminian, dkk, dari Bariatric and Metabolic Institute, Cleveland Clinic, AS, melakukan studi menggunakan data dari SPLENDID (Surgical Procedures and Long-term Effectiveness in Neoplastic Disease Incidence and Death).
Riset ini melibatkan 30.318 pasien: 5.053 orang adalah yang dilakukan bedah bariatrik dan 25.265 yang tidak (kelompok kontrol). Setelah 10 tahun, 2,9% dari kelompok bariatrik dan 4,9% pada kelompok kontrol menderita kanker terkait obesitas.
Ali dan tim menemukan bila operasi penurunan berat badan ini dihubungkan dengan 32% pengurangan risiko kanker terkait obesitas, dan 48% lebih rendah risiko kematian terkait kanker.
Riset lain yang dipaparkan dalam pertemuan tahunan American Society for Metabolic and Bariatric Surgery (ASMBS) menemukan hasil yang mirip. Menyoroti bahwa kejadian kanker payudara, ginjal, otak, ginekologi, paru dan tiroid lebih rendah pada pasien obesitas yang melakukan operasi bariatrik.
Studi ini melibatkan jumlah yang lebih sedikit, tetapi meneroka jenis kanker spesifik. Sebanyak 1.620 pasien menjalani operasi penurunan berat badan (baik gastric bypass atau sleeve gastrectomy), dan 2.156 orang sebagai kelompok kontrol.
Dalam 10 tahun pengamatan, insidensi kanker pada kelompok bedah bariatrik adalah 5,2%, dibandingkan 12,2% di kelompok kontrol. Tingkat kelangsungan hidup adalah 92,9% untuk kelompok bedah, dan 78,9% untuk kontrol.
Para peneliti mencatat bahwa pasien obesitas yang tidak mendapatkan tindakan bedah 3,5 kali lebih mungkin meninggal karena kanker.
Penyebab kanker yang bisa dicegah
Perlu dipahami operasi penurunan berat badan ini bukan bedah kosmetik, misalnya sedot lemak. Operasi ini bertujuan untuk mengobati pasien obesitas dan penyakit penyertanya.
“Menurut American Cancer Society, obesitas adalah penyebab kanker kedua yang bisa dicegah setelah rokok di Amerika Serikat,” terang Dr. Steven Nissen, salah satu penulis riset SPLENDID.
“Riset ini menyuguhkan bukti tentang nilai program penurunan berat badan untuk mengurangi risiko kanker dan kematian,” ujarnya, melansir Sciencealert.
Sebagai catatan, mekanisme kenapa obesitas meningkatkan risiko kanker belum diketahui jelas. Namun, para ilmuwan berpikir bahwa tingkat sel lemak yang tinggi dapat menyebabkan peradangan tingkat rendah dalam tubuh.
Seiring waktu ini menyebabkan mutasi DNA, dan karena itu secara bertahap meningkatkan risiko kanker. (jie)