menjaga kesehatan kulit, kulit kering akibat sering cuci tangan

Sering Mencuci Tangan Sebabkan Kulit Kering? Ini Tips Untuk Menjaga Kesehatan Kulit

Sesering mungkin cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer dianjurkan sebagai upaya pencegahan infeksi SARS-CoV-2 (COVID-19). Kebiasaan baik ini juga tanpa efek samping, yakni menyebabkan kulit kering. Mengoleskan pelembap dianjurkan untuk menjaga kesehatan kulit.

Kulit kering, dermatitis dan ruam, ditunjukkan dengan kulit merah, gatal, pecah-pecah atau nyeri. Mereka yang punya riwayat menderita eksim atau yang cenderung kulit kering, lebih mungkin mengalami kerusakan kulit selama wabah ini.

Apa yang terjadi pada tangan Anda?

Struktur kulit yang utuh berperan sebagai pelindung (barrier). Sering terpapar air dan penggunaan sabun, atau cairan mengandung alkohol – yang ditemukan dalam hand sanitizer – akan mengurangi senyawa lemak/minyak di permukaan kulit.

Hasilnya adalah rusaknya barrier kulit. Selain iritasi dan ketidaknyamanan akibat tangan kering, kulit yang pecah-pecah dapat meningkatkan risiko infeksi kulit, baik oleh bakteri, jamur, parasit atau kuman lainnya.

Bagaimana mengatasi kulit kering?

Dilansir dari health.harvard.edu, kulit kering mungkin tampak sebagai masalah yang ringan, tetapi ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kulit kering.

  1. Cuci tangan dengan air dingin atau suam-suam kuku dan sabun setidaknya selama 20 detik. Sesuai hasil beberapa studi ilmiah, suhu air tampaknya tidak mempengaruhi eliminasi virus. Air yang panas bisa merusak dan mengeringkan kulit. Cuci bersih antara jari-jari Anda dan di sekitar kuku. Pertimbangkan untuk memotong kuku agar kuman tidak menyelip di sela-sela kuku.
  2. Keringkan tangan setelah cuci tangan dengan cara menepuk-nepuk ringan tangan dengan handuk bersih. Hindari menggosok kasar.
  3. Saat kulit masih lembap – setelah cuci tangan- segera oleskan pelembap untuk mengunci kelembapan dan mengembalikan barrier kulit. Pilih pelembap yang mengandung bahan-bahan seperti petrolatum, minyak mineral, ceramide dan/atau gliserin. Sebagai aturan umum, pelembap yang dikemas dalam tabung memiliki konsistensi yang lebih kental, sehingga kemampuan pelembapnya lebih baik. Untuk kulit yang sangat kering disarankan menghindari losion karena lebih banyak mengandung air. Alih-alih, pilihlah pelembap dalam bentuk krim.

Apakah jenis sabun berpengaruh?

Menurut Kristina Liu, MD, MHS, direktur pendidikan stimulasi dermatologi di Brigham and Women’s Hospital, sabun apapun bisa digunakan untuk membunuh kuman selama teknik mencuci tangan yang tepat digunakan.

Sabun adalah surfaktan, senyawa yang membentuk micelles atau molekul sabun berbentuk bola kecil yang memerangkap kotoran, minyak dan kuman. Sabun juga memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak (lemak). Ini memungkinkan sabun memecah selubung luar virus, termasuk virus corona.

“Jadi cuci tangan menggunakan sabun dapat membantu dengan dua cara: itu melonggarkan perlekatan antara kulit dan virus, dan membantu memecah ikatan yang menyatukan virus,” katanya.

Setiap produk sabun yang memiliki sifat-sifat tersebut, termasuk sabun tradisional, sabun pelembab, sabun cuci piring, atau sabun "alami" akan bekerja dengan cara yang sama.

Sabun yang mengandung bahan pelembab mungkin kurang keras (kesat) atau mengeringkan kulit. Contoh bahan tersebut termasuk gliserin, seramida, dan asam hialuronat. Bagi mereka yang suka memilih produk alami, cari sabun yang mengandung minyak alpukat, shea butter, minyak kelapa, atau minyak jojoba, yang juga merupakan bahan pelembap yang baik.

Ditambahkan oleh Jenelle Nassim, MD, dari Harvard Combined Dermatology Residency Training Program, banyak sabun mengandung bahan yang dapat mengiritasi kulit (memicu dermatitis kontak), sehingga Anda yang memiliki kulit sensitif, eksim, atau riwayat alergi terhadap produk kosmetik perlu waspada.

Jika kulit sensitif merupakan masalah, coba gunakan sabun ringan. Bahan-bahan yang bisa menyebabkan iritasi dalam sabun umumnya adalah fragrance (aroma), methylisothiazolinone, methylchloroisothiazolinone, atau cocamidopropyl betaine.

Jika sabun dan air tidak tersedia, WHO merekomendasikan untuk menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol (setidaknya 60% etanol atau 70% alkohol isopropanol). Setelah menggunakan hand sanitizer, tunggu hingga benar-benar kering sebelum menggunakan pelembap.

Tambahkan sebelum tidur

Saat tidur, disarankan untuk memakai pelembap dengan konsistensi kental, seperti salep berbahan petroleum jeli. Bahan ini lebih tebal dan oklusif, sangat baik untuk mengunci kelembapan, dan tidak mengandung bahan tambahan yang dapat mengiritasi kulit.

Untuk kasus ekstrim, setelah memakai pelembab tutupi tangan Anda dengan sarung tangan dari katun. Ini dapat membantu menjaga kelembaban lebih lanjut.

Jika Anda menderita dermatitis atau kulit yang sangat kering dan teriritasi, Anda mungkin perlu evaluasi oleh dokter kulit dan obat resep. (jie)