Sudah tiga hari demam tidak turun? Sepertinya perlu pemeriksaan laboratorium. Tapi, kalau ada kecurigaan bahwa terjadi infeksi berat, “Pemeriksaan Lab perlu dilakukan pada hari pertama,” ujar dr. Khie Chen Lie, SpPD, dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM Jakarta.
Bila hasil normal namun demam belum kunjung sembuh, pemeriksaan perlu diulang dalam 24-48 jam. Itu karena perubahan tanda seperti trombosit atau leukosit, terjadi pada hari ke 5.
Pada demam karena infeksi virus, kadar leukosit (sel darah putih) biasanya normal atau sedikit rendah. Peningkatan jumlah leukosit menunjukkan adanya infeksi bakterial, misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberkulosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Jumlah leukosit normal pada bayi dan anak 9000 – 12.000/mm3, dan dewasa 4000 -10.000 /mm3.
Menurut dr. Lie, untuk memperoleh hasil akurat biasanya dokter meminta dilakukan pemeriksaan tambahan. Seperti pemeriksaan laju endap darah (LED) atau pemeriksaan CRP (C-Reaktif protein). CRP adalah penanda peradangan, yang muncul jika terjadi inflamasi.
Bila trombositopenia atau jumlah trombosit (komponen sel darah merah) di bawah normal atau <150.000 trombosit/uL (trombosit normal 150.000 - 450.000/L mikro), menjadi penanda demam dengue atau demam berdarah dengue (DBD). Apalagi bila dipekuat dengan kebocoran plasma darah yang mengakibatkan pengentalan darah, yang ditunjukkan dengan meningkatnya hematokrit sampai 20%.
Perlu tes widal, jika pasien dicurigai terserang demam tifoid. Tes ini untuk mendeteksi adanya antibodi yang spesifik terhadap antigen Salmonella (kuman penyebab tifus). Namun, hasil tes widal tidak bisa dijadikan sebagai patokan kesembuhan.
Hasil tes widal pasca-infeksi akan tetap tinggi sampai 3 bulan. Justru menggunakan hasil laboratorium sederhana, seperti trombosit atau nilai CRP normal. Untuk tes malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah tebal dan darah tipis, untuk melihat adanya antigen malaria atau bentuk parasit.
Pencegahan
Karena demam disebabkan oleh virus dan bakteri, pencegahan mencakup dua bagian besar, yakni kebersihan dan peningkatan sistem imun.
Infeksi bakteri dapat dicegah dengan meningkatkan higienitas (kebersihan). Data UNICEF Commiting to Child Survival : A Promise Renewed Progress Report 2013, menjaga kebersihan dengan cuci tangan menggunakan sabun dalam air mengalir sebelum dan sesudah makan, dan setelah ke toilet menurunkan risiko ISPA sampai 45%.
Ada pun infeksi virus dilawan oleh sistem imun tubuh. Untuk meningkatkan sistem imun, bisa dimulai dengan mengonsumsi makanan bergizi.
Konsumsi yogurt yang kaya bakteri baik juga membantu meningkatkan imun tubuh. Atau, mengonsumsi suplemen peningkat daya tahan tubuh seperti vitamin D, vitamin C dan zink. (jie)
Baca juga : Kapan Harus Memilih Parasetamol Atau Ibuprofen Saat Demam?