Awalnya, Loly Agustina (19 tahun) jatuh saat berboncengan naik sepeda motor. Kakinya yang benjol disangka keseleo. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa itu tumor ganas yang menyebar cepat. Namanya tumor sarkoma ewing. Pada 3 Desember 2016 lalu, kaki kanan Loly diamputasi, kini masih menjalani pengobatan di RS Dharmais, Jakarta.
Sarkoma ewing merupakan jenis kanker tulang. Penemunya James Ewing tahun 1921. Tumor di tulang ini penyebarannya sangat agresif dan sensitif pada terapi radiasi. Banyak teori tentang bagaimana tumor sarkoma ini berkembang. Namun, sebab pastinya belum diketahui. Menurut Lor Randall, MD, FACS, Direktur Sarcoma Services di University of Utah’s Huntsman Cancer Institute, Amerika Serikat, tumor ini muncul dari sel yang berasal dari jaringan embriologik, disebut neural crest. Bisa dari mesenchymal stem cells, salah satu jenis sel punca yang mampu berubah menjadi banyak jenis sel tubuh.
Tumor sarkoma ewing bisa tumbuh di tulang maupun jaringan lunak di tulang (tulang rawan, saraf). Extraosseus ewing’s sarcoma adalah sebutan untuk tumor yang tumbuh di luar jaringan tulang. Peripheral primitive neuroectodermal tumor (pPNET) adalah sarkoma ewing yang menyerang saraf. Sedangkan tumor Askin adanya di tulang dada.
Tergolong kanker langka, karena hanya menyerang 3 dari 1 juta orang usia <20 tahun. Studi Esiashvili 2008 menyatakan, 90% kasus ditemukan pada kelompok usia 5-25 tahun, 25% terjadi >10 tahun, dan 65% antara 10 – 20 tahun. Hanya 10% yang terdiagnosa di atas usia 20 tahun.
“Anak laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan. Panggul adalah bagian yang paling sering terserang, disusul tulang femur (tulang paha), tulang kering dan lengan,” papar Randall.
Gejala berupa nyeri atau bengkak (disertai rasa hangat atau tidak) pada lengan, kaki, dada, punggung dan panggul. Benjolan membesar dalam beberapa minggu. Pergerakan tulang atau sendi terbatas, demam tanpa alasan jelas. Tumor dapat ‘memakan’ tulang hingga patah.
Penanganan sarkoma ewing umumnya sama dengan kanker lain, disesuaikan dengan stadium tumor. Pada tumor yang terlokalisir, kemoterapi dilakukan untuk mengecilkan tumor, kemudian dilakukan dengan operasi atau radioterapi. Kemoterapi dimaksudkan untuk menghancurkan sel kanker yang sudah menyebar. Sementara operasi dan radiotarapi, untuk mengangkat tumor. (jie)