Posisi dan Perlekatan Menyusui, Kunci Keberhasilan MengASIhi

Posisi dan Perlekatan Menyusui yang Tepat, Kunci Keberhasilan MengASIhi

Bentuk puting ibu seperti apapun tak masalah untuk bisa memberi ASI (air susu ibu). Yang penting adalah posisi dan perlekatan menyusui. “Kalau posisinya benar, menyusui akan menyenangkan. Bila putting lecet, ada yang salah dengan posisi menyusui dan perlekatan bayi, ujar Konselor Laktasi dr. Ameetha Drupadi, CIMI.

Laktogenesis (proses produksi ASI) pertama terjadi pada kehamilan 28 minggu. Di masa ini, saluran ASI mulai membesar. Saat bayi lahir, terjadilah laktogenesis tahap dua, di mana kantung ASI mulai berat dan besar, tapi ASI yang keluar baru beberapa tetes saja, yang dikenal sebagai kolostrum. Laktogenesis ketiga yakni saat bayi berusia 7 hari. “Banyaknya ASI ditentukan oleh isapan bayi. Makanya, tujuh hari pertama itu posisi dan perlekatan menyusui harus benar, agar ke depan tidak ada cerita ASI berkurang,” tutur dr. Ameetha.

 

Posisi dan perlekatan menyusui yang benar

Masa awal menyusui adalah momen krusial yang akan menentukan keberhasilan memberi ASI kelak. “Karenanya, posisi dan perlekatan menyusui harus benar sejak awal. Bila bayi masih menyusu dengan salah hingga usia 3 bulan, ASI akan berkurang,” tegas dr. Ameetha, dalam webinar “Sukses MengASIhi” sekaligus peluncuran logo dan tampilan baru Teman Bumil, Senin (10/8/2020). Itu sebabnya, kontak laktasi padat di awal, agar target pemberian ASI hingga 2 tahun bisa tercapai.

Setidaknya, ada 5 posisi menyusui yang akan mempermudah bayi menyusu, dan mengurangi rasa capek ibu. Ibu bisa mencoba posisi lain bila pegal saat menyusui. Apapun posisinya, pastikan kepala dan tubuh bayi sepenuhnya menghadap ibu, sehingga kepalanya tidak menengok ke samping. Sebelum mulai menyusui, keluarkan dulu sedikit ASI, lalu oleskan pada putting dan aerola. Ini akan menjaga kelembapan putting susu dan mencegahnya lecet, serta berfungsi juga sebagai disinfektan.

Cradle hold

Ini adalah posisi yang paling umum. Peluk bayi dengan lengan yang sama dengan payudara yang akan diisap bayi, dengan memposisikan kepala bayi pada lipatan lengan, dan telapak tangan menyokong punggung bayi. Gunakan tangan yang sebelah untuk mengatur payudara ke mulut bayi.

Cross cradle hold

“Posisi cross cradle biasanya untuk ibu yang putingnya datar atau pendek,” ucap dr. Ameetha. Kebalikan dari cradle cross, peluklah peluklah bayi dengan lengan yang berlawanan dengan payudara yang akan diisap bayi. Sangga kepala bayi dengan telapak tangan, lalu gunakan tangan yang satunya untuk mengatur payudara ke mulut bayi.

Football hold

Pada posisi ini, mundurkan bayi hingga kepalanya saja yang berada di hadapan ibu. Posisi ini bisa digunakan bila lengan ibu pegal menggendong bayi. Gunakan bantal untuk menyangga bayi.

Lying a side

Lying a side dilakukan dalam posisi berbaring menyamping. Posisikan bayi juga berbaring menyamping, menghadap ibu. “Ini paling enak saat menyusui setelah capek bekerja, karena bisa menyusui sambil tiduran,” ujar dr. Ameetha.

Reclining

Untuk posisi ini, tumpuk beberapa bantal di kasur, hingga ibu bisa setengah berbaring. Lalu, letakkan bayi di atas badan ibu. “Ini sering digunakan pada ibu yang ASI-nya banyak sekali hingga memancur. Posisi ini melawan gravitasi, sehingga keluarnya ASI tidak terlau deras, dan mengurangi risiko bayi tersedak,” papar dr. Ameetha.

Perlekatan yang tepat

Perlekatan mulut bayi pada payudara ibu juga harus tepat. “Mulut bayi harus terbuka lebar, hingga putting dan aerola masuk semua,” jelas dr. Ameetha. Benar atau tidaknya perlekatan bisa dinilai dari lamanya bayi menyusu. Bila bayi menyusu sampai aerola, akan selesai dalam 5 – 20 menit saja. Kalau hanya di putting, menyusu bisa sampai 1 jam tidak selesai-selesai.

Aerola adalah saluran ASI, sedangkan putting hanya aplikator di ujungnya, tempat ASI keluar. bila aerola masuk semua ke mulut bayi, maka bayi akan memijat dengan lidahnya, sehingga ASI akan keluar dengan deras dan lancar. Sedangkan bila hanya putting yang masuk, bayi mengisap menggunakan bibir aja. ASI yang keluar sedikit, sehingga bayi lapar terus, bobotnya tidak naik-naik, menyusu lama, dan putting ibu pun akhirnya lecet karena diisap begitu kuat. (nid)

___________________________________________

Ilustrasi: Baby photo created by cookie_studio - www.freepik.com