Intermittent Fasting Mudah Dilakukan, Badan Sehat Langsing Bebas Penyakit
intermittent_fasting

Pola Diet Intermittent Fasting Mudah Dilakukan, Badan Sehat Langsing Bebas Penyakit

Diet terasa berat karena dua hal: tidak makan sesuatu seperti daging merah, dan mengurangi makan sesuatu misalnya gula atau makanan manis. Pada pola diet intermittent fasting (IF), hampir tidak ada larangan untuk makan apa saja, setidaknya selama 10 jam. Setelah itu stop, puasa. Puasanya di malam hari, sehingga tidak terasa. Bangun tidur, kita bebas makan minum lagi.

Pola diet intermittent fasting, menurut Mira Dewi, Dosen Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB) di laman IPB, merupakan metode pengaturan pola makan; puasa pada waktu tertentu, makan pada waktu yang lain. Siapa pun yang ingin menurunkan berat dengan cara yang sehat, kondisi fit dan jauh dari penyakit, bisa mencoba diet ini. Dibanding diet lain, diet intermittent fasting cukup populer dan mereka yang menjalani tidak merasa berat dan manfaatnya terasa.

Rumus Favorit Intermittent Fasting 14/10 

Ada berbagai cara atau rumus diet IF; rumus 24/24, 5/2, 16/8 dan yang dinilai paling gampang adalah rumus 14/10. Rumus 24/24 berarti puasa selang seling, sehari puasa (24 jam) sehari tidak puasa. Saat puasa silakan minum air putih, teh, kopi dan lain-lain minus gula. Rumus 5/2 artinya 5 hari bebas makan minum, 2 hari puasa dan hanya mengonsumsi minuman nol kalori. Rumus 16/8 berarti 16 jam puasa, 8 jam boleh makan minum apa saja. Yang dinilai ideal adalah rumus 14/10, 14 jam puasa dan 10 jam bebas makan minum.

Kita bisa berpuasa jam 18.00 – 08.00 pagi keesokan harinya (14 jam). Dari jam 08.00 – 18.00 (10 jam) kita boleh makan minum. Atau, kalau berpuasa lebih awal jam 17.00 sore, kita bebas makan minum jam 07.00 - 17.00. Lamanya berpuasa tidak jauh beda dengan puasa bulan Ramadhan. Hanya saja, waktunya berpuasa di malam hari sehingga relatif ringan. Penelitian membuktikan, pola diet intermittent fasting bermanfaat untuk menurunkan berat badan, kadar gula darah terkontrol, dan memperlambat proses penuaan.

HDL Naik, LDL Turun

Kalau “bosan” menggunakan rumus 14/10, bisa ditingkatkan dengan rumus 16/8 (16 jam puasa, 8 jam makan minum). Atau, gunakan rumus yang lebih berat lagi. Namun, sebaiknya jangan memaksakan diri. Alih-alih sehat, bisa sebaliknya yang kita dapatkan. Rumus 24/24 atau sehari puasa sehari tidak puasa, tidak disarankan terutama bagi pemula karena berat. Lebih berat dari puasa Nabi Daud, sehari puasa sehari tidak, di mana saat tidak puasa kita bisa makan minum secara normal.

“Diet intermittent fasting meningkatkan pembakaran lemak dan meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin, sehingga menurunkan risiko diabetes," ujar Mira.  Yang tak kalah menarik, menurut penelitian, diet IF dapat menaikkan nilai HDL (Iemak baik) dan menurunkan  LDL (lemak jahat). Literatur menyebut beberapa manfaat lain: menormalkan tekanan darah, anti peradangan, menurunkan kadar kolesterol, menormalkan kardiovaskular (penyakit jantung, stroke) dan meningkatkan fungsi otak.

Efek ini didapat karena system pencernaan memperoleh waktu cukup untuk istirahat. Di sisi lain, tubuh berkesempatan untuk meremajakan sel-sel.

Hindari “Aji Mumpung”

Dalam periode puasa, dianjurkan cukup minum agar tidak terjadi dehidrasi. Pilih minuman dengan nol kalori seperti air putih, teh, kopi atau minuman lain asalkan bebas gula. Sedangkan selama periode boleh makan minum, silakan mengonsumsi apa saja. Tentunya, hindari semangat “aji mumpung” saat menjalankan intermittent fasting. Mentang-mentang dibolehkan, semua dimakan dalam jumlah banyak. “Makan minum dengan porsi seperti biasa saja,” papar Mira. (sur)  

____________________________________________

Ilustrasi: Breakfast icon photo created by rawpixel.com - www.freepik.com