Pasien kanker kadang diminta untuk melakukan pemeriksaan PET-CT scan, bila memungkinkan. PET (Positron Emission Tomography)-CT scan adalah pencitraan 3 dimensi berwarna menggunakan zat radiofarmaka. Berbeda dengan CT scan dan MRI yang menunjukkan struktur jaringan, PET scan menunjukkan fungsi dan aktivitas molekular. Karenanya, amat sensitif dan spesifik untuk membedakan sel-sel normal dan yang tidak normal (kanker / tumor), atau sel hidup vs. sel mati. PET-CT Scan menggabungkan sistem PET dan CT scan, sehingga gambar yang dihasilkan lebih detil.
PET-CT scan dapat membedakan tumor ganas (kanker) atau jinak, menentukan stadium, sekaligus membantu dokter menentukan terapi yang cocok. “Juga untuk menemukan penyebaran kanker, menemukan sisa jaringan kanker dan mendeteksi kekambuhan,” ujar dokter spesialis radiologi dan kesehatan nuklir di Jakarta, dr. Kahar Sp.Rad, Sp.KN.
PET-CT scan juga dapat menilai aktivitas otot jantung: normal atau bersifat patologis misalnya injury, iskemi (sumbatan pada pembuluh darah), atau infark (matinya jaringan akibat kurang oksigen). Dari sini, bisa ditentukan terapi yang sesuai. Untuk otak, alat ini dapat mendeteksi penyakit seperti Alzheimer dan epilepsi. Juga bisa digunakan dalam kasus infeksi, untuk mencari lokasinya.
Perlu mengenakan baju khusus untuk pemeriksaan ini, yang biasa digunakan untuk operasi (hospital gown). Saat pemeriksaan, lengan dipasangi kanula (semacam selang), lalu disuntikkan cairan radiofarmaka berupa glukosa (FDG) dalam dosis rendah. Setelah itu, beristirahat selama 1 jam dalam ruangan redup dan kedap suara, dan jangan berbicara. Tujuannya agar aktivitas otak tidak terlalu tinggi. Semua perhiasan dan benda-benda logam dilepas.
Selanjutnya, berbaring di meja PET-CT scan selama pemeriksaan, sekitar 40-60 menit. Jangan bergerak selama pemeriksaan karena bisa mengaburkan gambar. Jika pemeriksaan CT scan membutuhkan kontras, akan diberikan melalui kanula selama pemeriksaan. Mungkin akan sedikit mual, muncul rasa asin atau seperti logam di mulut, dan terasa panas sesaat.
Persiapan yang harus dilakukan antara lain puasa 6-8 jam, agar aktivitas dinding usus tidak terlalu tinggi sehingga tidak banyak merespon FDG. Kadar gula darah harus <140 mg/dl. “Pada pasien diabetes, gula darah diturunkan dengan insulin,” ujar dr. Kahar. Jangan olahraga selama 12 jam sebelumnya, agar otot tidak menangkap aktivitas FDG dan mengganggu penilaian. Sebelum pemeriksaan, silakan buang air kecil dulu agar aktivitas kandung kemih tidak mengganggu penilaian untuk menilai kemungkinan adanya kanker di rongga panggul.
Setelah pemeriksaan, bisa kembali istirahat di kamar. Dokter mengobservasi jika ada efek samping, sekaligus menunggu efek radiasi turun. Dianjurkan banyak minum untuk meluruhkan radiofarmaka dari tubuh. Setelah itu, bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
PET-CT scan bisa dilakukan pada semua orang termasuk bayi, kecuali wanita hamil karena metabolisme tubuhnya meningkat dan ada bahaya radiasi pada janin. Hasilnya dicetak seperti buku, bisa diperoleh dalam 2-3 hari. (nid)
(sumber gambar: Wikimedia)