pemerintah dorong penelitian ganja untuk medis
manfaat ganja untuk fibromyalgia

Pemerintah Dorong Penelitian Ganja Untuk Medis, Bagaimana Manfaat Ganja untuk Fibromyalgia?

Tampaknya pemerintah mulai ‘memberi angin’ pemakaian ganja sebagai bagian dari terapi medis. Salah satu riset yang sudah diterbitkan adalah manfaat ganja medis untuk mengurangi nyeri pada sindrom fibromyalgia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada Rabu (29/6/2022) berujar bila akan memberikan akses penelitian ganja untuk kebutuhan medis, sebagai tahap pertama untuk melihat manfaat ganja.

Melansir Kompas.com, Menkes mengatakan, “Itu ganja kita lihat manfaatnya seperti apa lewat riset, datanya, faktanya nanti seperti apa, nanti dari situ kita ada basisnya.”

Bila diketahui manfaat ganja untuk terapi medis tertentu, Kemenkes akan mendampingi proses produksinya.

Sementara itu salah satu penelitian yang terus dikembangkan mengenai manfaat ganja adalah kemampuannya mengurangi kesakitan akibat sindrom fibromyalgia.

Fibromyalgia merupakan penyakit nyeri kronis (jangka panjang) yang menyebar di seluruh tubuh. Rasa sakit ini dapat berupa sensasi terbakar, seperti ditusuk-tusuk atau nyeri tumpul yang dapat terus dirasakan selama setidaknya 12 minggu.

Penyebabnya belum diketahui secara pasti, bisa diderita oleh anak-anak sampai dewasa. Namun sebagian besar penderitanya berusia di antara 30 - 50 tahun; wanita lebih berisiko dibanding pria. Dapat bertambah buruk sehingga penderitanya akan merasakan kelelahan, kaku otot, bahkan gangguan ingatan dan sulit tidur.

Obat hanya untuk mengurangi gejala karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Penyanyi pemenang 12 penghargaan Grammy Awards, Lady Gaga, diketahui mengidap sindrom fibromyalgia, yang sempat membuatnya depresi.

Baca: Lady Gaga Alami Sindrom Fibromyalgia, Penderita Lain Didiagnosa Gangguan Jiwa

Riset manfaat ganja untuk fibromyalgia

Banyak ilmuwan mengakui bila ganja efektif dipakai sebagai terapi nyeri kronis pada orang dewasa. Ini dipublikasikan di the National Academies Press (NAP) tahun 2017.

Beberapa penelitian fokus pada nyeri yang disebabkan oleh fibromyalgia. Riset di The Journal of Pain (2007) mencatat 40 pasien fibromyalgia mengalami pengurangan nyeri yang signifikan setelah  diberikan cannabinoid nabilone sintetis.

Demikian pula pada studi tahun 2011, 28 partisipan yang mengunakan ganja medis untuk fibromyalgia merasakan perbaikan di setiap gejala. Di antara mereka, sekitar 43% melaporkan efek pengurangan nyeri yang kuat dan 43% lagi hanya dengan pengurangan nyeri ringan. Semantara 7% sisanya merasa tidak ada perbedaan gejala.

Penelitian tersebut juga menjelaskan bila 81% partisipan yang menggunakan ganja medis untuk fibromyalgia bisa tidur lebih nyenyak. Membantu mengatasi gangguan tidur yang selama ini terjadi.

Riset yang lebih anyar (2018) pada 20 penderita fibromyalgia membandingkan efek penurun nyeri di antara empat jenis ganja (keempatnya memiliki kandungan THC [tetrahydrocannabinol] dan CBD [cannabidiol] yang berbeda). Salah satu jenis ganja adalah plasebo, tidak mengandung THC atau CBD.

Penelitian itu menemukan bahwa subyek yang mendapatkan dua terapi ganja dengan konsentrasi THC paling tinggi mengalami kenaikkan tingkat ambang batas nyeri, dibandingkan placebo. Sementara mereka yang mendapatkan ganja yang hanya mengandung CBD tidak merasakan perbaikan nyeri.

Dari semua riset tersebut, ilmuwan tetap beranggapan dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami manfaat ganja medis untuk terapi fibromyalgia. (jie)

Baca juga: Tai Chi Redakan Nyeri Fibromyalgia