Nyeri dada juga bisa karena robekan pembuluh darah jantung (aorta), yang disebut diseksi aorta. Ini kelainan genetik, di mana dinding pembuluh darah aorta tipis. Atau karena tekanan darah sangat tinggi dan benturan dari luar; rasa yang ditimbulkan mirip nyeri sakit jantung. Nyeri biasanya dirasakan di dada kiri atas. Penderita diseksi aorta merasa lemas, jantung berdebar, keringat dingin, gelisah, hingga pingsan. Bila diukur, tekanan darah di bawah normal.
Nyeri dada lain adalah gangguan lambung, seperti sakit maag dan naiknya asam lambung yang menyebabkan penyakit Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD). Lambung terletak tepat di bawah jantung dan paru-paru kiri. Itu sebabnya, gangguan di lambung kadang atau sering dianggap sakit jantung. Menurut penelitian, 30-40% pasien yang berobat dengan keluhan nyeri dada akibat sakit maag.
Maag sakit karena dinding lambung luka. Pasien merasa terbakar dan panas di dada tengah, akibat produksi asam lambung meningkat dan naik ke atas. Asam lambung mengiritasi saluran cerna di daerah dada, sehingga timbul rasa panas. Sakit maag juga menyebabkan mual, seperti pada penyakit jantung.
Tukak lambung/sakit maag biasa terjadi pada perokok, peminum alkohol atau menggunakan obat penghilang rasa sakit seperti aspirin atau NSAIDS (Nonsteroidal anti-inflammatory drugs) dalam waktu lama. Nyeri di dada akan hilang dengan minum obat antasid, yang menetralisir asam lambung.
GERD
GERD, menurut dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB., dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, pada seminar awam “Nyeri Dada, Gejala Asam Lambung atau Jantung” beberapa waktu lalu, “Terjadi akibat lemahnya lingkaran otot yang merupakan pembatas antara esofagus dan lambung.” Akibatnya, asam lambung mengalir keluar memunculkan rasa pahit di mulut dan rasa terbakar di dada atau tenggorokan.
Pemicu GERD di antaranya: obesitas, merokok, hormonal saat hamil, makanan pedas dan berlemak.
Gejala khas serangan jantung
Serangan jantung terjadi karena ada penyumbatan di arteri, yang menyebabkan otot jantung mati karena tidak mendapat asupan darah. Kematian otot bisa terjadi dalam 3-6 jam setelah serangan. Sebuah studi pada 900 pasien serangan jantung menyebutkan, hanya 35% yang mengalami gejala yang umum diketahui. Sisanya, pasien justru mengalami gejala yang cenderung lambat tetapi pasti.
Ada gejala yang khas pada serangan jantung. Menurut dr. Dicky A Hanafy, SpJP(K)., dari RS. Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, gejalanya berupa, “Rasa tertekan seperti ditimpa benda berat, sakit, terjepit, seperti diperas dan terbakar di dada. Menjalar ke lengan kiri, leher sampai seperti tercekik, bahu, punggung (di antara tulang belikat) atau rahang. Berlangsung sekitar 20 menit, disertai keringat dingin, rasa lemas dan berdebar.” Keluhan tidak berkurang ketika istirahat, tambah berat jika beraktivitas.
Jika mengalami gejala seperti di atas, segera hentikan aktivitas dan bawa ke rumah sakit terdekat. Jika pernah berobat jantung, minum obat yang direkomendasikan seperti aspirin dan isorbid. (jie)
Ilustrasi: www.freepik.com-Designed by peoplecreations / Freepik