Mengendalikan Sistem Imun untuk Pengobatan Kanker Paru
imunoterapi_kanker_paru

Mengendalikan Sistem Imun untuk Pengobatan Kanker Paru

Mengendalikan sistem imun adalah kunci untuk pengobatan segala penyakit, termasuk kanker. “Kalau sel-sel imun kita berfungsi bagus, maka sebetulnya kanker bisa disingkirkan,” ungkap Prof. Dr. dr. Siti Boedina, Sp.PK(K), spesialis patologi klinik yang mendalami imunologi. Namun, kanker memiliki kemampuan untuk menghindar dari sistem imun sehingga sel-sel imun tidak mengenalinya, dan tidak bisa mendeteksi bahwa ia berbahaya.

Salah dua sel imun yang penting untuk melawan kanker yakni sel dendritik dan sel T. Sekadar informasi, kanker adalah sel tubuh sendiri, yang mengalami mutasi sehingga berubah sifat menjadi ganas. Sel-sel kanker melepaskan antigen. Karena sel kanker sudah berubah sifat dari sel normal menjadi ganas, antigennya pun berubah. Inilah yang dikenali oleh sel dendritik sebagai antigen yang asing.

Setelah sel dendritik menangkap antigen tersebut, ia kemudian mempresentasikannya ke sel limfosit di kelenjar getah bening. Sel T lalu diaktifkan, dan dilepas dari getah bening, untuk mencari sel yang mengeluarkan antigen asing tadi. “Sel T pun menuju kanker, lalu membunuhnya secara spesifik. Ia tidak membunuh sel-sel yang lain,” terang Prof. Siti, dalam diskusi “Pendekatan Baru Pengentasan Kanker Paru” di Jakarta, Rabu (5/1/2020).

Namun, sel kanker sangat pintar. Ia bisa saja tidak mengekspresikan antigen sepsifik, sehingga sel dendritik tidak mengenalinya sebagai zat asing yang berbahaya. Ia juga bisa mengembangkan molekul-molekul yang supresif terhadap sel-sel imun. “Misalnya PD-L1, ligan untuk PD-1,” ujar Prof. Siti.

PD-1 terdapat pada permukaan sel T. Saat PD-1 bersentuhan dengan permukaan sel kanker, ia akan memicu program pematian sel (apoptosis). Dengan kata lain, ia membuat sel kanker melakukan program bunuh diri. Namun, beberapa jenis kanker mengembangkan reseptor PD-L1. “Bila PD-1 milik sel T berikatan dengan PD-L1 milik sel kanker, maka sel T menjadi tidak aktif,” jelas Prof. Siti.

 

Mengendalikan sistem imun dengan imunoterapi

Mengendalikan sistem imun khususnya PD-1, menjadi fokus dalam inovasi pengobatan kanker paru. Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) atau bahasa Inggrisnya non-small cell lung cancer (NSCLC), termasuk kanker yang memiliki PD-L1 pada permukaannya.

Tidak semua KPKBSK mengekpresikan PD-L1. “Untuk melihat apakah kanker paru yang diderita pasien memiliki PD-L1, dilakukan pemeriksaan antibodi dengan biomarker imunohistokimia,” terang dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P(K) dari RS Persahabatan, Jakarta.

Bila melalui pemeriksaan ditemukan bahwa ekspresi PD-L1 cukup tinggi, pasien tersebut bisa mendapat obat imunoterapi anti PD-1 (pembrolizumab). “Obat ini bekerja dengan menempel pada PD-1 sel T. Dengan demikian, PD-L1 sel kanker tidak bisa berikatan dengan PD-1. Sel T pun kembali aktif, dan bisa membasmi sel kanker,” tutur dr. Sita.

Penelitian menunjukkan, pembrolizumab sangat efektif untuk kanker paru jenis KPKBSK dengan ekspresi PD-L1 >50%. Pada KPKBSK dengan ekspresi PD-L1 >50%, pengobatan cukup dengan imunoterapi. Namun bila di bawah 50% bisa digabung dengan kemoterapi.

Pembrolizumab telah disetujui oleh BPOM untuk KPKBSK stadium 3B dan 4. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com