olahraga malam hari lebih bermanfaat untuk obesitas dan diabetes
olahraga malam hari lebih bermanfaat untuk obesitas dan diabetes

Olahraga Malam Hari Lebih Bermanfaat Untuk Obesitas dan Penderita Diabetes

Sebagian orang yang baru memulai rutinitas olahraga kerap bertanya mana yang lebih baik: olahraga pagi atau malam hari? Walau keduanya sama-sama bermanfaat, ternyata untuk mereka dengan obesitas olahraga malam dikatakan lebih bermanfaat. 

Riset yang diterbitkan April 2024 di jurnal medis Diabetes Care ini sangat menarik. Melibatkan hampir sebanyak 30.000 orang dengan obesitas, di mana 10%-nya juga adalah menderita diabetes tipe 2 (DM2). 

Peneliti menemukan bahwa partisipan mendapatkan manfaat paling besar dari olahraga aerobik intensitas sedang saat melakukannya antara pukul 18.00 hingga tengah malam, juga punya risiko paling kecil untuk mengalami penyakit jantung dan kematian dini. 

“Meskipun kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk membangun hubungan sebab akibat, studi ini menunjukkan bahwa waktu melakukan aktivitas fisik dapat menjadi bagian penting dari rekomendasi manajemen obesitas dan DM2 di masa depan, dan pencegahan penyakit secara umum,” penulis studi Emmanuel Stamatakis, PhD, profesor di bidang gaya hidup, aktivitas fisik dan kesehatan populasi di University of Sydney, menjelaskan dalam keterangan persnya. 

Perlu dicatat, walau olahraga malam hari mungkin bermanfaat lebih banyak bagi penderita obesitas dan DM2, para ahli menekankan bahwa berolahraga kapanpun Anda bisa melakukannya adalah ide yang baik (tetap bermanfaat). 

“Mungkin olahraga malam hari adalah yang terbaik (untuk obesitas dan diabetes tipe 2),” kata Matthew Freeby, MD, direktur Gonda Diabetes Center di UCLA Health, melansir Health.com. “Tetapi jika tidak bisa melakukannya malam hari, masih ada manfaatnya jika dilakukan di waktu lain dalam sehari.” 

Bagaimana waktu olahraga mempengaruhi kesehatan tubuh?

Riset sebelumnya menemukan hubungan antara olahraga malam hari dengan manfaat tambahannya untuk penderita diabetes tipe 2. Tetapi peneliti menginginkan untuk mengetahui lebih jauh, terutama pengaruh pemilihan waktu olahraga dan kesehatan seseorang dalam jangka panjang. 

Pada studi anyar ini Sabag, dkk, menggunakan data 29.836 orang obesitas dari UK. Biobank database, di mana sekitar 3000 dari jumlah tersebut juga menderita diabetes tipe 2. Rerata usia adalah 62 tahun, 53%-nya wanita. 

Selama seminggu, peserta terus-menerus memakai alat akselerometer di pergelangan tangan, sehingga peneliti bisa secara akurat mencatat aktivitas fisik setiap orang. Hal ini mencakup serangkaian gerakan yang meningkatkan detak jantung, mulai dari berkebun, jalan cepat, bersepeda atau lari. 

Kemudian peneliti membaginya menjadi tiga kategori: mereka yang berolahraga pagi, siang dan malam hari. 

Setelah memantau kesehatan peserta selama hampir delapan tahun, peneliti menemukan bahwa sebagian besar mereka yang berolahraga malam hari berisiko paling rendah terhadap semua penyebab kematian, penyakit kardiovaskular dan penyakit mikrovaskuler, sejenis penyakit jantung yang mengenai cabang pembuluh darah yang lebih kecil. 

“Temuan ini memiliki manfaat lebih, terutama pada mereka dengan obesitas sekaligus DM2, olahraga malam dikaitkan dengan rendahnya angka kematian dan risiko penyakit kardiovaskular,” tulis peneliti dalam laporannya. 

Meskipun olahraga malam hari dikaitkan dengan manfaat kesehatan terbesar, berolahraga kapan saja (sepanjang hari) masih berhubungan dengan risiko penyakit yang lebih rendah, dibandingkan tidak berolahraga sama sekali. 

Peneliti menengarai bahwa olahraga malam hari berpengaruh pada penurunan kadar glukosa di pagi hari, yang akan memberikan manfaat metabolik. (jie)