telerobotic surgery bedah jarak jauh
mengenal telerobotic surgery bedah jarak jauh

Mengenal Telerobotic Surgery: Teknologi Bedah Jarak Jauh

Teknologi bedah robotik kini berkembang menjadi telerobotik, yang artinya bisa dilakukan jarak jauh. Dokter berada di tempat yang berbeda dengan pasien, dan robotlah yang menjadi perpanjangan tangan dokter tersebut.

Khusus di bidang urologi, Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, PhD, mengatakan, “Saat ini, kasus-kasus penyakit urologi masih menjadi tantangan bagi bidang kesehatan di Indonesia. Kita ambil contoh kasus benign prostatic hyperplasia (pembesaran prostat jinak), jumlah peserta BPJS di Pulau Jawa yang terdiagnosis sepanjang 2016 hingga 2020 berjumlah 97.043 pasien. Sepanjang tahun yang sama, tercatat ada 56.671 pasien yang menjalani operasi dan 49.428 pasien menjalani pengobatan. Angka ini cukup tinggi, belum lagi yang di luar Jawa.”

Kasus uronefrologi (masalah sistem saluran kemih), tambahnya, adalah salah satu dari empat prioritas utama pemerintah karena morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Untuk itu Kemenkes mendorong perkembangan teknologi bedah telerobotik (telerobotic surgery). 

Telerobotic surgery menguntungkan untuk mengisi kekurangan dokter spesialis bedah dan menghilangkan hambatan geografis sehingga dapat membantu para dokter bedah dan pasien di daerah terpencil agar dapat memiliki akses ke prosedur bedah terbaru,” jelas Prof. Dante, dalam pemaparan Road to Urological Association of Asia (UAA) Congress 2024, di Jakarta (19/6/2024).

Teknik ini memungkinkan dokter melakukan berbagai jenis prosedur kompleks dengan lebih presisi, fleksibel, dan terkontrol dibandingkan prosedur tradisional. Bedah robotik sering kali dilakukan hanya dengan sayatan kecil. Namun dalam beberapa waktu juga dipakai dalam operasi terbuka.

Bedah jarak jauh 

Telerobotic surgery merupakan salah satu contoh inovasi pemanfaatan internet 5G, memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time, termasuk untuk kasus-kasus urologi. 

Pengembangan bedah jarak jauh di Indonesia saat ini bekerja sama dengan Iran untuk menjalankan pilot project di tiga rumah sakit, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin (Bandung), RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RSUP Haji Adam Malik (Medan). 

Telerobotic surgery adalah proses yang kompleks, ada beberapa persyaratan utama terkait perangkat keras, fungsionalitas, dan teknis streaming/internet. Sistem ini mampu menerima dan mengubah data bedah secara real-time, memungkinkan ahli bedah untuk mengoperasi sambil duduk di konsol pada jarak jauh, dan melihat bidang bedahnya pada gambar 3D di layar. 

Pada kesempatan yang sama, Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD, Ketua Kolegium Urologi Indonesia menjelaskan, “Bedah robotik telah digunakan untuk melakukan operasi prostatektomi radikal dalam penanganan kanker prostat. Selain itu, dapat digunakan untuk laparoskopi nefrektomi radikal dengan menggunakan teknologi sistem Da Vinci yang ada di Indonesia.” 

Sistem Da Vinci menyediakan tiga atau empat lengan robot: satu lengan endoskopi, dan dua atau tiga lengan instrumen yang akan menjalankan perintah ahli bedah.

Prof. Chaidir melanjutkan, teknik bedah robotik mampu memberikan keuntungan baik bagi pasien dan juga dokter. “Beberapa di antaranya mampu menjangkau wilayah terpelosok dan kualitas pelayanan RS pun jadi mera                 ta, mengeliminasi perjalanan jarak jauh apalagi bagi pasien yang sudah terminal, meningkatkan akurasi bedah dan meminimalisasi rasa sakit, serta mengurangi infeksi atau penularan virus yang bisa terjadi jika pasien berpindah-pindah ke rumah sakit lain. Ditambah lagi, teknik ini memungkinkan adanya kolaborasi antardokter bedah sehingga hasil lebih maksimal,” pungkas Prof. Chaidir. (jie)