Mengenal Sindrom Tourette yang Disandang Billie Eilish, Mozart
sindrom_Tourette_billie_eilish

Mengenal Sindrom Tourette yang Disandang Billie Eilish, David Beckham, hingga Mozart

Dalam salah satu bagian di film dokumenternya, The World’s A Little Blurry, Billie Eilish mengalami tic (serangan) sindrom Tourette. Penyanyi dan penulis lagu peraih 5 Grammy Award 2020 itu tampak sedang mengobrol di sebuah kamar, ketika tiba-tiba kepalanya bergerak-gerak tak terkendali. Ia tetap sadar dan bisa berbicara, hanya saja tak bisa mengendalikan gerakan kepalanya. Berkat Billie Eilish, makin banyak orang yang mengenal sindrom Tourette.

Billie Eilish memang tidak menyembunyikan kondisinya. Ia berterus terang kepada para penggemarnya mengenai sindrom Tourette yang disandangnya. Tak jarang pula ia mengalami tic saat sesi wawancara, bahkan ketika konser.

 

Mengenal Sindrom Tourette

Sindrom Tourette merupakan sejenis gangguan neurologis, ditandai dengan tic fisik maupun suara secara berulang. Tic adalah gerakan atau suara tidak biasa, yang tidak dapat dikendalikan oleh seseorang. Kalau pun dapat dikendalikan, sifatnya hanya sementara. Tic bisa berupa mengedipkan mata, mendehem, mengendus, menggerakkan wajah, menggerakkan anggota badan, mengeluarkan suara yang tidak biasa, dan sebagainya.

Para pakar kesehatan Mayo Clinic menyatakan, sejauh ini penyebab sindrom Tourette belum diketahui pasti. Sejumlah faktor yang dapat memicu sindrom ini adalah faktor genetik, zat kimia dalam otak dan faktor lingkungan.

Menurut Medical News Today, ada dugaan kuat bahwa sindrom Tourette berasal dari masalah di ganglia basal. Yaitu bagian otak yang bertanggung jawab untuk gerakan tidak sadar, emosi dan pembelajaran. Keberadaan ganglia basal berfungsi mengelola pesan, untuk disampaikan ke beberapa bagian lain di otak. Para ahli percaya, kelainan pada ganglia basal dapat menyebabkan ketidakseimbangan neurotransmiter otak, yang mentransfer pesan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Neurotransmiter abnormal dapat mengganggu fungsi otak normal, sehingga bisa mengakibatkan tic. Selain itu juga bisa menimbulkan penyakit parkinson, penyakit Huntington, dan kondisi neurologis lain.

Tourette of America Association menyebutkan, 1 dari 160 anak di Amerika Serikat mengalami sindrom Tourette. Sedangkan menurut penelitian Better Health, 1 dari 100 anak sekolah di Australia mungkin mengalami sindrom Tourette. Mayoritas kasus sindrom Tourette menimpa anak usia 4-12 tahun; sebagian besarnya anak laki-laki. Memang, laki-laki berisiko 3-4 kali lebih besar mengalami sindrom ini dibanding perempuan.

Kondisi ini biasanya muncul saat anak usia 2-12 tahun. Untuk sejumlah orang gangguan sindrom Tourette, terjadi pengurangan gejala di akhir masa remaja. Pada sebagian yang lain, sindrom ini merupakan kondisi seumur hidup.

 

Menyerang Mozart sampai David Beckham

Sindrom Tourette diketahui disandang oleh sejumlah sosok terkenal. Selain Billie Eilish, pesepak bola Inggris kenamaan dari kub Manchester United, David Beckham juga menyandang sindrom tersebut. Dia selama bertahun-tahun mengidap sindrom Tourette dan OCD (gangguan obsesif-kompulsif).

Lainnya, Dan Aykroyd, aktor dan komedian terkenal Kanada, yang didiagnosis mengidap sindrom Tourette ringan di usia muda.  Semasa kecil ia sering menderita tic fisik, seperti mendengus dan gugup. Untungnya, gejala yang dialami Aykroyd mereda berkat terapi yang dijalaninya.

Sosok lain: Wolfgang Amadeus Mozart. Bahwa komposer klasik kelas dunia ini menderita sindrom Tourette, terungkap dalam film "What Makes Mozart Tic?" (2004). Komposer Inggris, James McConnel, mengungkapkan bahwa Mozart menunjukkan tanda-tanda sindrom Tourette. Luar biasanya, ia mampu membuat 600-an karya dan dikenal sebagai salah satu komposer klasik terbaik dunia.

 

Tic Sederhana, Tic Kompleks

Ada 2 kategori tic: tic sederhana dan tic kompleks. Tic sederhana yaitu kondisi yang membuat penyandang sindrom Tourette melakukan gerakan, atau mengucapkan satu suara hanya satu otot. Gerakannya tiba-tiba, berdurasi pendek, dan sering berulang.

Adapun tic kompleks melibatkan beberapa kelompok otot, yang membuat penyandang melakukan gerakan fisik yang lebih kompleks. Tic suara dapat mencakup frasa panjang.

 

Komplikasi Sindrom Tourette

Penyandang sindrom Tourette dapat mengalami kesulitan belajar, memengaruhi keterampilan seperti menulis, membaca, atau berhitung. Dikutip dari Better Health, orang dengan sindrom Tourette umumnya dapat menjalani hidup sehat dan aktif. Namun, kadang mengalami tantangan perilaku dan sosial, yang dapat merusak citra diri. Seperti: gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD), gangguan obsesif-kompulsif (OCD), autisme, gangguan tidur, depresi dan kecemasan.

Kabar baiknya, sindrom Tourette tidak memengaruhi kecerdasan seseorang. Lihat saja Mozart, Beckham, dan Billie Eilish. Ya, makin kita mengenal sindrom Tourette, kita pun makin paham dan tidak lagi memandang penyandangnya sebelah mata.

Terapi dan Obat-obatan

Ada terapi dan obat-obatan yang dapat membantu penyandang sindrom Tourette. Bentuk terapi berupa terapi perilaku, psikoterapi, atau deep brain simulation. Dikutip dari mayoclinic.org, obat yang dapat meringankan gejala sindrom Tourette adalah antidepresan, obat antikejang, suntik botoks, dan lain-lain.

Patut disyukuri, publik makin terbuka untuk mengenal sindrom Tourette lebih jauh. Hal ini akan membantu menghilangkan stigma terhadap penyandang sindrom Tourette, maupun penyandang kelainan lain neurologis lainnya seperti epilepsi. Penyandang sindrom Tourette maupun epilepsi pun berhak diperlakukan setara tanpa stigma, dan bisa berkarya seperti orang lain. Contohnya, Billie Eilish, yang menjadi ikon pop anak muda saat ini. (sur)

__________________________________________

Foto: Instagram Billie Eilish