Sel puca (stem cell) diharapkan akan menjadi sebuah teknologi perawatan sel generasi baru yang mampu mengatasi berbagai penyakit yang tak dapat disembuhkan, termasuk untuk kerusakan tulang.
Menurut laporan 'Global Stem Cell Market Forecast 2017-2025' yang diterbitkan pada tahun 2017 oleh perusahaan riset InkWood, dengan semakin banyaknya uji klinis perawatan sel punca, pengembangan obat baru berbasis sel punca, dan inovasi teknologi lainnya, pasar sel punca global diprediksi akan terus berkembang dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 25,8% (2017 - 2025).
Sel punca adalah sel murni (sel induk) yang belum memiliki fungsi apapun dan belum melakukan proses diferensiasi. Meski belum memiliki fungsi, sel punca mampu membelah sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan; disebut sel anak.
Sel anak dapat menjadi sel punca baru atau menjadi sel dengan fungsi khusus (misalnya sel otot, sel darah merah, dll). Hal inilah yang membuat sel punca spesial, sehingga ia bisa dimanfaatkan untuk terapi penyakit.
Salah satu jenis sel punca yang dimanfaatkan sebagai terapi adalah sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cell / MSC). Ia merupakan sel punca multipotensi yang bisa berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligament, tendon dan lemak.
Sel punca terbukti bisa meregenerasi tulang yang rusak. Ini dibuktikan dalam penelitian di jurnal Prenatal Diagnosis tentang transplantasi sel punca mesenkimal pada penderita osteogenesis imperfecta (kelainan yang menyebabkan tulang mudah patah) pada anak-anak.
Peneliti mendapati sel punca bisa memperbaiki stuktur dan stabilitas tulang, pertumbuhan dan penyembuhan patah tulang.
Daewoong Pharmaceutical – farmasi di Korea - mengembangkan platform sel punca mesenkimal bernama nama ‘DW-MSC’ sebagai metode perawatan baru untuk memulihkan fungsi jaringan tubuh, seperti kerusakan organ yang tidak bisa diatasi hanya dengan obat, dan untuk perawatan penyakit neurodegeneratif (kerusakan saraf yang berhubungan dengan faktor usia).
“Penelitian klinis merupakan faktor penentu keberhasilan dalam pengembangan perawatan sel punca. Kami bercita-cita untuk mengembangkan obat baru di bidang perawatan sel/genetik untuk meningkatkan kualitas hidup melalui penelitian bersama dengan para ahli sel punca dari berbagai bidang,” kata Jeon Seung-ho, CEO Daewoong Pharmaceutical, dalam keterangan pers yang diterima OTC Digest.
Daewoong juga mengembangkan metode cangkok tulang sintetis yang menggabungkan protein perangsang tulang rhBMP-2 (recombinant human bone protein-2). Metode ini dapat membantu memecah sel induk dalam tubuh manusia menjadi sel tulang untuk merawat rusakan tulang dan memungkinkan pembentukan tulang baru.
RhBMP-2 yang digunakan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Terbukti bermanfaat pada pasien anak berusia 8 tahun yang menderita osteoporosis dan memiliki kelainan bentuk tulang parah di kaki kirinya.
Pengelasan ekstensif di tulang kaki diperlukan untuk merawat pasien ini dan hal ini akan berujung pada cacat permanen dan pasien tidak akan bisa berjalan lagi. Namun kombinasi terapi sel punca dan protein pembentuk tulang terbukti membuat pasien dapat berjalan dan aktif bergerak kembali.
Cangkok tulang sintetis – menggunakan sel punca dan protein rhBMP – juga terbukti bermanfaat untuk merawat pasien osteomielitis yang tidak dapat disembuhkan, dan pasien yang menderita pergeseran sendi.
Osteomielitis merupakan infeksi tulang yang disebabkan bakteri dan jamur. Kondisi ini jarang terjadi, namun dapat menimbulkan dampak serius. Infeksi bakteri pada tulang ini dapat menyebar dari aliran darah ke tulang. (jie)
Baca juga : Daewoong Group Lakukan Uji Klinis Fase 1 Perawatan COVID-19 Berbasis Stem Cell Pertama di Indonesia