Indonesia telah lama mengembangkan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), yang sebagian besar sebagai imunomodulator. Beberapa jenis OMAI mengandung senyawa alami flavonoid, catechin dan quercetin.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si.(Herbal), menjelaskan “Imunomodulator adalah zat yang dapat memodifikasi respon imun dan mengaktifkan mekanisme pertahanan alamiah maupun adaptif sehingga dapat mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun yang terganggu.”
Imunomodulator terbagi menjadi dua, imunostimulan dan imunosupresif. Imunostimulan merupakan senyawa yang dapat meningkatkan kerja komponen-komponen sistem imun yang berfungsi untuk meningkatkan respon imun terhadap penyakit atau infeksi.
Sedangkan imunosupresif adalah senyawa yang digunakan untuk menekan respon imun yang terlalu aktif. Keduanya, baik imunostimulan dan imunosupresif, akan bekerja sinergis tidak saling menghalangi.
Herbal alami yang bersifat imunomodulator seperti meniran, kunyit dan daun kelor. Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat herbal imunomodulator ini untuk menjaga imunitas melawan virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.
Riset Dewi, Yuli Kusuma dan Baig Amelia tahun 2020 berjudul Potensi Tanaman Lokal Sebagai Tanaman Obat Dalam Menghambat Penyebaran COVID-19 menyebutkan senyawa quercetin dan quercitrin – dalam meniran - memiliki kemampuan untuk berikatan dengan Mpro dari SARS-CoV-2, sehingga berpotensi dijadikan penghambat terhadap Mpro dari SARS-CoV-2 dan dapat dikembangkan menjadi obat untuk melawan virus corona.
Sedangkan senyawa kurkumin (kunyit), selain bersifat antivirus ia juga dapat berikatan langsung dengan S protein dari virus SARS-CoV-2 dan ACE2 reseptor yang akan menghambat pelekatan virus pada sel inang manusia.
“Senyawa alami catechin, quercetin atau phyllantin dalam meniran dapat menghambat proses peradangan yang berlebihan dan berfungsi sebagai imunomodulator pada COVID-19,” terang dr. Inggrid sambil menegaskan meniran efektif membantu memelihara dan meningkatkan imunitas.
Daun kelor kaya akan nutrisi dan memiliki tiga senyawa flavonoid (isorhamnetin, kaempferol, apigenin) yang dapat menghambat protein M-pro virus SARS-CoV-2.
“Selain untuk memproteksi diri dari COVID-19, herbal bisa juga dikonsumsi dalam masa penyembuhan,” tukas dr. Inggrid. “Contohnya kunyit yang memiliki senyawa kurkumin dapat menghambat badai sitokin yang merupakan komplikasi serius yang biasa diidap pasien COVID-19.”
Rekomendasi PERALMUNI
Meniran sebagai imunostimulan dan bermanfaat dalam pencegahan gejala infeksi ditegaskan pula oleh Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI).
Fitofarmaka dengan ekstrak meniran telah terbukti secara praklinis dan klinis dalam meningkatkan aktivitas dan fungsi komponens sistem imun, baik imunitas spesifik maupun non spesifik, pada pasien dengan berbagai infeksi patogen baik virus, bakteri maupun jamur.
Dalam pertemuan ahli (expert meeting) PERALMUNI 28 Maret 2021 disebutkan berdasarkan data dari berbagai studi klinis, fitofarmaka meniran dapat diberikan sebagai salah satu modalitas terapi, yaitu sebagai terapi adjuvant (penunjang) pada pasien COVID-19 dengan kasus OTG (orang tanpa gejala) dan kasus bergejala ringan.
Kombinasi tiga herbal alami
Apt. Agie Avionico Gaudart, S.Farm, selaku Brand Manager Imugard di PT Deltomed Laboratories menjelaskan meniran, daun kelor dan kunyit sudah terbukti memiliki khasiat dan aman digunakan dalam jangka panjang.
Imugard merupakan produk herbal kombinasi tiga herbal tersebut. Agie menambahkan, aman dikonsumsi setiap hari bagi anak diatas 12 tahun, dewasa, hingga lansia.
“Untuk menjaga daya tahan tubuh bisa mengonsumsi 1 kaplet setiap hari sedangkan jika tubuh dirasa sedang drop bisa mengonsumsi 2 kaplet setiap harinya, jika daya tahan tubuh kembali normal dapat diminum 1 kaplet sehari untuk menjaga daya tahan tubuh,” pungkasnya. (jie)