Olahraga tidak hanya menyehatkan jantung dan menguatkan otot, bagi penderita diabetes akan memberi manfaat khusus. Yakni, meningkatkan sensitivitas insulin.
Diabetes terjadi karena tubuh tidak mamu mengolah gula menjadi energi, kemudian beredar di pembuluh darah. Disebabkan karena pankreas tidak lagi memproduksi insulin dalam jumlah cukup, atau berkurangnya kemampuan (sensitivitas) insulin mengolah glukosa.
Olahraga memberi manfaat khusus pada penderita diabetes. “Penelitian menunjukkan dengan olahraga aerobik dan latihan penguatan akan meningkatkan sensitivitas insulin. Ditunjukkan dengan berkurangnya nilai HbA1C (rata-rata nilai kadar gula dalam 3 bulan),” ujar dr. Ade Jeane L. Tobing, SpKO, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga.
Nilai HbA1C akan lebih baik pada mereka yang melakukan dua jenis olahraga tersebut (aerobik + latihan penguatan), dibanding orang yang hanya latihan aerobik, apalagi yang tidak berolahraga.
Olahraga aerobik bertujuan meningkatkan kemampuan jantung dan paru untuk mengantarkan oksigen dan darah yang kaya nutrisi ke otot. Jenis aktifitasnya seperti jalan, jogging, lari, bersepeda, berenang, senam, basket, badminton, dll.
Sedangkan olahraga penguatan sejatinya bermanfaat untuk memelihara dan menambah kekuatan massa tulang dan otot. Latihannya bisa hanya menggunakan beban tubuh, atau dengan alat (botol, karet, dumbell, barbell, dll). Bentuk latihannya seperti push up, sit up, squat atau gerakan rowing (mendayung).
Baca juga : Bagaimana Olahraga Yang Benar
“Latihan penguatan itu ibarat seperti kunci yang masuk ke lubang pintu, ia akan membukakan ‘pintu’ sel sehingga gula dapat dipakai oleh sel-sel tubuh sebagai energi, tidak hanya beredar di pembuluh darah,” tambah dr. Ade dalam kampanye Ayo Indonesia Bergerak yang diadakan oleh produk susu Anlene, pada Rabu (11/4/2018) lalu.
Secara tidak langsung kondisi tersebut akan memperbaiki kondisi penderita diabetes, atau mencegah munculnya diabetes pada mereka dengan riwayat keluarga menderita diabetes. “Bisa mengurangi dosis obat antidiabetes, namun tidak menghentikan pengobatan diabetes. Sebenarnya tatalaksana pada prediabetes adalah diet disertai olahraga 3-6 bulan sebelum memakai obat-obatan,” kata staf pengajar di FKUI ini.
Beban yang diangkat mula-mula adalah sesuai kemampuan individual. Dalam dua minggu beban ditambah, misalnya dari 5 kg ke 10 kg. “Yang terpenting sebenarnya bukan bebannya yang ditambah, tapi ulangannya yang ditambah. Sama seperti jika jalan / jogging. Dari durasi sekali seminggu menjadi 2-3 kali seminggu. Jika sudah 3 kali seminggu ditambah intensitasnya, dari jalan pelan menjadi jalan sampai terengah-engah. Dari hanya 20 menit menjadi 30 – 60 menit,” kata dr. Ade.
Pada mereka yang sudah memiliki komplikasi diabetes, misalnya kaki diabetes, bukan berarti tidak bisa berolahraga. Masih ada pilihan olahraga yang bisa dilakukan dengan duduk, seperti rowing, sit up, atau melatih otot bisep dan trisep (otot-otot besar di tangan). (jie)