Beberapa ahli gizi di luar negeri mengatakan bila makan dengan urutan tertentu tidak hanya terlihat lebih sopan, tetapi juga punya manfaat lebih untuk kesehatan.
Termasuk salah satunya dengan makan salad - sebagai makanan pembuka - sebelum protein dan ditutup oleh makan berkarbohidrat. Dengan urutan tersebut katanya kenaikan gula darah tidak terlalu tinggi, yang lebih baik untuk Anda.
“Secara ilmiah, apakah ini masuk akal? Ternyata, ya, sebagian,” ujar Leonie Heilbronn, profesor dan pemimpin kelompok Obesitas & Metabolisme, di University of Adelaide, Australia.
Apa itu lonjakan gula darah?
Kenaikan gula darah terjadi dalam 30 – 60 menit setelah makan karbohidrat. Banyak hal yang mempengaruhi seberapa tinggi dan lama puncak kenaikan itu berlangsung.
“Termasuk apa yang Anda makan sebelum/bersamaan makan karbohidrat, berapa banyak serat dalam karbohidrat, dan kemampuan tubuh Anda mengeluarkan /menggunakan hormon insulin,” ujar Heilbronn, melansir The Conversation.
Bagi penderita diabetes, hipotensi postprandial (tekanan darah rendah setelah makan) atau yang menjalani bedah bariatrik, taktik apapun untuk memperlambat kenaikan glukosa sangat penting.
Lonjakan gula darah yang tinggi dan berkepanjangan bisa merugikan untuk banyak hormon dan protein, termasuk memicu peradangan. Peradangan berhubungan dengan berbagai penyakit, termasuk diabetes dan jantung.
Beda makanan, beda naiknya
Beda makanan sebelum mengonsumsi karbohidrat akan mempengaruhi lonjakan glukosa secara berbeda pula.
Ilmuwan sudah mengetahui bila makanan tinggi serat, seperti salad, memperlambat pengosongan lambung. Jadi makanan berserat tinggi memperlambat pengiriman glukosa dan nutrisi lain ke usus kecil untuk diserap ke dalam darah.
Prof. Heilbronn, menambahkan protein dan lemak juga memperlambat pengosongan lambung. Protein memiliki keuntungan tambahan dengan mestimulasi hormon yang disebut glucagon-like-peptipe 1 (GLP1).
Saat protein dari makanan bertemu dengan sel-sel saluran cerna, hormon tersebut dikeluarkan, memperlambat pengosongan lambung lebih jauh. GLP1 juga mempengaruhi pankreas di mana ia membantu sekresi hormon insulin yang mengolah gula dalam darah.
Perlukah makan dengan urutan tertentu?
Sebagian besar penelitian tentang apakah makan dengan urutan tertentu mempengaruhi kenaikan glukosa melibatkan pemberian “preload” serat, lemak atau protein sebelum makan utama. Biasanya, preload adalah cairan dan diberikan 30 menit sebelum karbohidrat.
Penelitian Jing Ma, dkk (diterbitkan di jurnal Diabetes Care) menunjukkan minum whey protein shake 30 menit sebelum makan kentang tumbuk lebih baik dalam memperlambat pengosongan lambung. Tetapi di satu sisi bukti untuk makanan lain yang dimakan berurutan secara terpisah tidak begitu kuat.
Beberapa ahli mengatakan serat, lemak dan protein tidak bercampur di dalam lambung, “(Padahal) mereka tercampur,” tegas Heilbronn. Tetapi nutrisi tidak akan keluar dari lambung sampai mereka terpecah mencadi partikel yang halus.
Sementara itu, sebuah penelitian lain yang menguji lima urutan makanan yang berbeda pada 16 orang diabetes menunjukkan, tidak ada perbedaan lonjakan glukosa antara kelompok yang makan sayuran sebelum daging dan nasi, dibanding urutan lainnya.
Lantas apa kesimpulannya?
Memperhatikan kenaikan gula darah sangat penting, terutama untuk penyandang diabetes. “Jika itu masalahnya, dokter atau ahli gizi yang merawat Anda akan menyarankan cara mengubah pola makan untuk menghindari lonjakan glukosa,” ujar Prof. Heilbronn.
“Sementara bagi yang lainnya, jangan terlalu mengikat diri pada urutan makan tertentu. Tapi lebih baik mempertimbangkan untuk menghilangkan konsumsi minuman manis, dan menambahkan serat, protein atau lemak ke karbohidrat untuk memperlambat pengosongan lambung dan melandaikan kenaikan glukosa.” (jie)