positive rate indonesia tertertinggi se asia

Lebih Dari 1 Juta Orang Meninggal di Dunia Akibat COVID-19, Positive Rate Indonesia Tertinggi Se-Asia

Sudah 10 bulan pandemi COVID-19 melanda dunia. Jumlah korban meninggal di seluruh dunia terus bertambah. Demikian pula Indonesia, trennya belum menunjukkan penurunan, positive rate tetap tinggi.  

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga 1 Oktober 2020 sudah lebih dari 1 juta orang meninggal (1.010.634) di seluruh dunia. Secara keseluruhan tercatat sebanyak 33.842.281 kasus terkonfirmasi, dengan penambahan 285.764 kasus dalam satu hari di seluruh dunia.

Dalam cakupan regional Asia Tenggara, sebanyak 7.071.811 orang yang terkonfirmasi positif. Bagaimana dengan Indonesia? Data dari Satgas Penanganan COVID-19 per tanggal 1 Oktober tercatat total kasus positif sebanyak 291.0182, sembuh 218.487 dan total kasus meninggal sebanyak 10.856.  

Dari jumlah tersebut secara lebih detail ada penambahan sebanyak 4.174 kasus terkonfirmasi. Jumlah kasus aktif adalah 61.839 atau 21,2% dari terkonfirmasi. Pasien COVID-19 yang sudah sembuh adalah 75%, sementara mereka yang meninggal adalah 3,7% dari terkonfirmasi.  

Sementara itu Pandemictalk – sebuah platform info & data tentang COVID-19 di Indonesia di Instagram menyatakan berdasarkan data dari Our World in Data (30 September 2020) tingkat positive rate Indonesia adalah tertinggi di Asia, yakni dengan 13,6% (data Satgas Penanggulangan COVID-19 positive rate Indonesia adalah 14,4%).

Sebagai perbandingan positive rate Iran sebanyak 13,2%, Filipina 7,7%, India 7,5%, Jepang 2,7%, Pakistan 1,9%. WHO merekomendasikan angka positive rate kurang dari 5% dengan standar pengetesan PCR minimal 1 tes / 1000 populasi / minggu.

Positive rate merupakan salah satu indikator kemampuan suatu negara mengendalikan penyebaran virus corona penyebab COVID-19. Ini menunjukkan rasio jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 berbanding dengan total tes di suatu wilayah.

Cara menghitung positive rate adalah jumlah total kasus positif dibagi dengan jumlah orang yang dites, dan dikalikan 100. Semakin rendah positive rate berarti jumlah orang yang dites semakin banyak, dan menunjukkan pelacakan kontak yang memadai.

Kementerian Kesehatan RI menyebutkan secara kumulatif sudah sebanyak 3.321.898 spesimen yang dites PCR. (jie)