manfaat fish oil dan garlic untuk kesehatan jantung

Kombinasi Minyak Ikan (Fish Oil) dan Bawang Putih (Garlic) Untuk Kesehatan Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Konsumsi minyak ikan dan bawang putih terbukti secara klinis memperbaiki kesehatan pembuluh darah, sehingga pada akhirnya menurunkan risiko kejadian kardiovaskular.  

Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) menunjukkan prevalensi penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi meningkat dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018), stroke 12,1 per mil (2013) menjadi 10,9 per mil (2018), sedangkan penyakit jantung koroner tetap 1,5% (2013-2018).

Itu bukan sekedar pemaparan angka, tetapi menggambarkan bagaimana ancaman pembunuh nomor satu di dunia ini nyata di sekitar kita. Bahkan penelitian berjudul Heart failure across Asia: Same healthcare burden but differences in organization of care menjelaskan jumlah penderita gagal jantung di Indonesia adalah 5% dari total jumlah penduduk. Ini berarti lebih dari 13 juta orang Indonesia menderita gagal jantung.

Perubahan gaya hidup, seperti aktif bergerak (olahraga sekitar 30 menit, 3-5 kali seminggu), tidak merokok, cukup istirahat, dan perbanyak konsumsi serat diketahui efektif menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Selain itu, secara khusus diketahui bila bawang putih (garlic) dan minyak ikan (fish oil) bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular.

Garlic sahabat pembuluh darah

Bawang putih mengandung senyawa organosulfur yang bermanfaat untuk kesehatan seperti allicin, diallyl disulfide dan s-allyl cysteine.

Penelitian menunjukkan konsumsi bawang putih menguntungkan kesehatan kardiovaskular, utamanya menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) 10-15%. Studi C. Silagy, et al, menegaskan suplementasi bawang putih bermanfaat untuk penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia).

Dari 16 penelitian – melibatkan 952 subyek – terlihat ada pengurangan 12% total kolesterol pada individu yang mengonsumsi bawang putih. Penurunan terjadi setelah satu bulan terapi dan bertahan setidaknya selama enam bulan. Sediaan bubuk bawang putih kering juga secara signifikan menurunkan trigliserida serum sebesar 0,31 mmol/L, dibandingkan plasebo.   

Garlic tampaknya hanya mempengaruhi kadar LDL, bukan HDL (high-density lipoprotein; kolesterol baik). Percobaan di jurnal Lipids in Health and Disease mencatat, pemberian tablet bubuk garlic (setara 400 mg garlic atau 1 mg allicin) dua kali sehari menurunkan 12,1% (26,82 mg/dl) total kolesterol dan kolesterol LDL 17,3% (22,18 mg/dl).

Sebaliknya level kolesterol baik tercatat naik, sebesar 10,02 mg/dl (15,7%). Peneliti menyimpulkan tablet garlic punya manfaat signifikan untuk kolesterol, sehingga bisa berperan penting dalam terapi hiperkolesterolemia.

Efek menguntungkan bawang putih pada kejadian aterosklerosis (penumpukan plak di pembuluh darah) berasal dari kemampuannya mengurangi kandungan lemak di dinding arteri. Bawang putih menyebabkan efek antiatherogenic (pencegahan) dan antiatherosclerotic (menyebabkan regresi) langsung pada dinding arteri.

Tak kalah hebatnya, garlic mampu memperbaiki tekanan darah pada pasien hipertensi. Sebuah meta-analisis dari 12 penelitian mengonfirmasi bila suplementasi bawang putih menurunkan tekanan darah sistolik hingga 8,3 mmHg dan tekanan darah diastolik sampai 5,5 mmHg. Ini mirip dengan efek dari obat antihipertensi standar.

Penurunan tekanan darah ini dikaitkan dengan berkurangnya 16-40% risiko menderita kejadian kardiovaskular (serangan jantung, henti jantung, stroke, dll).

Ikan sumber PUFA

Omega-3 (asam lemak tak jenuh ganda /PUFA) dalam minyak ikan terbukti mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, terutama asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA).

Sejumlah penelitian telah menunjukkan perbaikan kejadian kardiovaskular, termasuk serangan jantung, penyakit arteri koroner, hingga henti jantung mendadak. Terry A Jacobson, MD, dari University School of Medicine, Atlanta (AS) menulis, PUFA meningkatkan stabilitas plak pembuluh darah dan mengurangi gangguan irama jantung terkait iskemia.  

PUFA juga mampu menurunkan angka kematian setelah serangan jantung. Dalam riset Dr. Jacobson terlihat bila konsumsi PUFA mengurangi risiko mortalitas (20-50%) dan kematian mendadak dalam dosis 0,85 – 4,0 gram/hari setelah durasi 12 - 42 bulan.

Lemak tak jenuh ganda ini juga bermanfaat pada trigliserida tinggi. Terjadi pengurangan sintesis trigliserida di hati (mengurangi pelepasan partikel VLDL [very low-density lipoprotein] dan meningkatkan HDL).  

PUFA merupakan asam lemak esensial dan tidak bisa disintesis pada manusia. Sehingga, itu harus diperoleh dari sumber makanan atau suplementasi. PUFA secara alami banyak didapatkan di ikan berminyak, seperti salmon, tuna, sarden, herring dan makarel.  

Dalam jurnal Missouri Medicine dijelaskan minyak ikan – baik dalam bentuk alami atau suplemen – bermanfaat untuk individu yang tidak toleran terhadap statin (obat penurun kolesterol). Mereka bisa memperoleh manfaat konsumsi PUFA untuk menurunkan kadar kolesterol.

“Karena PUFA menurunkan trigliserida dan VLDL, sambil meningkatkan HDL. Risiko kardiovaskular keseluruhan untuk aterosklerosis membaik,” tulis peneliti.

Minyak ikan dan garlic bisa Anda masukkan ke dalam menu diet sehari-hari. Baik dalam bentuk alami atau suplemen, minyak ikan dan garlic dengan kategori halal produk terbukti bermanfaat untuk kesehatan kardiovaskular. (jie)

_____________________________________________

Ilustrasi: https://www.freepik.com/free-photo/front-view-woman-holding-heart-shape_...