Ketika Tiroid Tidak Bekerja Sebagaimana Mestinya | OTC Digest
pemeriksaan_tiroid_TSH_T4

Ketika Tiroid Tidak Bekerja Sebagaimana Mestinya

Tiroid adalah organ seperti kupu-kupu yang berada di leher depan bagian bawah. Meski ukurannya relatif kecil, fungsi organ ini sangat krusial. “Tiroid melepaskan hormon yang mengendalikan metabolism tubuh. Maka bila ada gangguan pada tiroid, seluruh tubuh ikut terdampak, karena seluruh sel membutuhkan hormon tiroid,” papar dr. Muhammad Ikhsan Mokoagow, M.Ned, Sci, Sp.PD-FINASIM dari RS Pondok Indah – Puri Indah, Jakarta.

Secara umum, gangguan pada tiroid bisa bermanifestasi berupa kelainan fungsi, dan kelainan bentuk. Kelainan fungsi adalah yang kita kenal sebagai hipotiroid (kekurangan tiroid), dan hipertiroid (kelebihan tiroid). Adapun gangguan bentuk yakni pembesaran tiroid, baik pembesaran yang merata, atau yang berbentuk benjolan. Umumnya, kelainan fungsi tidak disertai dengan kelainan bentuk, dan sebaliknya. Ada juga yang keduanya bermasalah, tapi lebih jarang terjadi.

Kelainan bentuk tiroid umumnya mudah dikenali karena bisa terlihat. Namun untuk kelainan fungsi, muncullah gejala-gejala hipertiroid atau hipotiroid, yang kadang tidak disadari. Bila dokter mencurigai adanya kelainan tiroid, biasanya dibutuhkan pemeriksaan lab untuk melihat nilai TSH dan T4, untuk menunjang pemeriksaan fisik (leher dan seluruh tubuh).

Produksi hormon tiroid ditentukan oleh kebutuhan tubuh, dan melibatkan tiga organ dengan mekanisme yang kompleks. Saat tubuh membutuhkan tiroid, akan disampaikan rangsangan ke hipotalamus di otak untuk melepaskan TRH (TSH Releasing Hormone). “Hormon ini kemudian ditangkap oleh kelenjar pituitary, sebagai sinyal untuk memproduksi TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Selanjutnya, THS mengalir ke aliran darah, dan merangsang tiroid untuk memproduksi T3 dan T4,” terang dr. Ikhsan. Dengan demikian, hormon tiroid akan naik dan mencukupi kebutuhan tubuh.

Namun pada gangguan tiroid, mekanisme ini kacau. “Setelah kelenjar pituitary melepaskan TSH sebagai sinyal bagi tiroid untuk memproduksi T3 dan T4, kelenjar tiroid mengabaikan perintah tersebut, sehingga kadar kedua hormon ini tetap rendah,” ujar dr Ikhsan. Inilah yang terjadi pada hipotiroid; TSH tinggi tapi T4 rendah.

Sebaliknya pada kondisi hipertiroid, tubuh menyampaikan ke otak untuk mengurangi produksi tiroid. Hipotalamus hanya sedikit melepaskan TRH, lalu kelenjar pituitary hanya memproduksi sedikit TSH. Namun tiroid tetap memproduksi T3 dan T4 dalam jumlah besar. Secara lab, bisa dilihat bahwa THS rendah, tapi T4 tinggi.

Karenanya diperlukan pemeriksaan TSH sekaligus T4, untuk melihat apakah terjadi ketidak sesuaian antara kadar TSH dengan T4. Cukup dengan T4 tanpa T3, karena 80% hormon tiroid berupa T4.

Kondisi di atas adalah gambaran dari gangguan fungsi ritoid primer, yang berarti ada masalah pada organ tiroid. Ada pula tipe sekunder, yang berasal dari kurangnya produksi TSH oleh pituitary, atau TRH oleh hipotalamus.

Hipotiroid maupun hipertiroid sebaiknya tidak didiamkan, karena lambat laun akan merusak tubuh. Pada hipotiroid misalnya, denyut jantung bisa sangat melambat hingga membahayakan tubuh. Sebaliknya pada hipertiroid, jantung berdenyut terlalu cepat sehingga jantung kelelahan dan akhirnya rusak. Organ-organ lain seperti hati, ginjal, dan lain-lain pun bisa rusak karena bekerja terlalu cepat.

Pengobatan hipotiroid sederhana, yakni dengan tablet berisi hormon tiroid buatan, untuk mencukupi kekurangan tiroid. Obat perlu dikonsumsi terus menerus, di waktu yang sama agar hasilnya optimal.

Untuk hipertiroid ada beberapa pilihan, diawali dengan obat penekan hormon tiroid. “Bila diobati dengan cara ini peyakit sembuh tapi kemudian muncul-muncul lagi, ada pilihan pengobatan dengan yodium radioaktif untuk merusak tiroid, atau pembedahan,” tutur dr. Ikhsan.

Cairan yodium radioaktif diminum satu kali saja. “Yodium hanya diserap oleh tiroid saja, sehingga obat radioaktifnya hanya berdampak pada tiroid, dan tidak merusak organ tubuh lain,” jelas dr. Ikhsan.

Terapi dengan yodium radioaktif akan merusak tiroid secara permanen sehingga tidak lagi bisa menghasilkan tiroid. Pembedahan pun akan menghilangkan tiroid, sehingga tubuh tidak lagi memiliki ‘pabrik’ tiroid. Untuk itu, “Perlu minum obat hipotiroid seumur hidup. Lebih baik membuat tubuh menjadi hipotiroid lalu diatasi dengan obat, daripada membiarkan kondisi hipertiroid terus menerus.” (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by engin akyurt from Pixabay