Mereka yang punya pencernaan sensitif biasanya mengalami gangguan perut seperti gampang sakit perut, mual, kembung atau diare berulang. Banyak faktor yang menyebabkan pencernaan sensitif, untungnya kondisi ini bisa diatasi dengan sedikit perubahan gaya hidup.
Biasanya pencernaan yang sensitif berhubungan dengan makanan tertentu, misalnya terhadap produk susu dan turunannya, makanan pedas, alkohol atau gorengan. Pada kondisi berbeda, pencernaan sensitif bisa disebabkan oleh reaksi alergi. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya.
Pada suatu titik, setiap orang pernah mengalami gangguan pencernaan. Tetapi jika Anda terlalu sering mengalaminya, ditunjukkan dengan perubahan kebiasaan buang air besar (BAB), atau gangguan perut lainnya, Anda mungkin termasuk sebagai orang dengan pencernaan sensitif.
Gejala yang paling sering dialami seperti produksi gas berlebih, mual, muntah, kembung, konstipasi, dieare, sakit perut dan nyeri dada (heartburn).
Iritasi usus
Tetapi pada beberapa orang yang kerap mengalami masalah perut memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar pencernaan sensitif. Sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome/IBS) adalah salah satu penyebab umum di balik masalah pencernaan yang sering terjadi.
Walau gejalanya mirip dengan pencernaan sensitif, IBS lebih sering menyebabkan nyeri perut kronis, ini disebabkan oleh peradangan di usus yang cenderung semakin berat bila mengonsumsi makanan tertentu.
Beberapa orang akan mengalami sembelit, sementara yang lainnya diare berkelanjutan. IBS mempengaruhi pergerakan usus. Ini menyebabkan perubahan kebiasaan BAB, kembung dan nyeri perut.
Radang usus
Bila gejala yang dialami lebih berat, menurut Dr. Saurabh Sethi, MPH, ahli gastroenterologi dan intervensi endoskopi di San Francisco Bay Area, AS, ada kemungkinan Anda mengalami penyakit radang usus (IBD) seperti ulcerative colitis atau penyakit Crohn.
IBD merupakan suatu kondisi parah yang memerlukan obat antiradang dan penekan sistem imun. Biasanya gejala yang muncul menyebabkan Anda kesulitan untuk beraktivitas normal. Misalnya hingga terjadi BAB berdarah, diare lebih dari 2 hari atau demam.
“Terapi ini juga dilengkapi dengan obat-obatan untuk mengatur pergerakan usus, menghentikan diare, mencegah infeksi dan mengatasi nyeri. Suplemen zat besi mungkin juga diresepkan bila Anda mengalami perdarahan usus,” ujarnya melansir Healthline.
Lakukan ini bila Anda punya pencernaan sensitif
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan bila pencernaan sensitif. Ini termasuk:
Makan dalam porsi kecil. Makan terlalu banyak akan membuat perut lebih bergas, menyebabkan perasaan perut yang tidak nyaman. Cobalah kurangi porsi makanan untuk setiap kali makan.
Makan dengan porsi kecil 5-6 kali sehari akan lebih bersahabat untuk pencernaan Anda dibanding 3 kali sehari dalam porsi besar.
Jangan buru-buru menelan. Mengunyah dan menelan makanan terlalu cepat juga bisa menyebabkan gas terperangkap dan memicu gangguan pencernaan. Pastikan Anda mengunyah makanan dengan baik sebelum ditelan.
Hindari makanan yang mengiritasi. Beberapa makanan seperti susu, makanan pedas, makanan olahan, gorengan hingga yang mengandung gluten berpotensi untuk mengiritasi pencernaan yang sensitif.
“Mungkin perlu trial and error, tetapi mengidentifikasi dan menghindari makan yang Anda sensitif akan sangat membantu. Jika Anda sudah menduga makanan apa yang mungkin memicu sensitivitas, akan sangat membantu untuk menemukan makanan pengganti,” imbuh Dr. Sethi.
Minum lebih banyak air putih. Seseorang mungkin mengalami dehidrasi ringan yang tidak disadari. Kurang minum air putih bisa menyebabkan masalah pencernaan.
Bila kebutuhan cairan tubuh tidak tercukupi, usus besar tidak bisa menarik cukup cairan untuk BAB yang tepat. Dengan kata lain bisa mengalami sembelit.
Kurangi konsumsi kafein. Zat aktif dalam kopi ini bisa mengiritasi pencernaan. Mengurangi konsumsi kafein Anda bisa menenangkan perut yang sensitif.
Dr. Sethi menambahkan, Anda bisa mempertimbangkan untuk merubah kebiasaan/waktu ngopi. Ini akan membantu mengurangi gejala gangguan pencernaan. Tetapi bila kafein adalah penyebab utamanya, Anda bisa menghilangkannya secara bertahap dari kebiasaan sehari-hari.
Konsumsi probiotik. Pada orang tanpa gangguan pencernaan terjadi keseimbangan ekosistem bakteri usus (antara patogen dan bakteri baik/probiotik). Beberapa penderita IBS diketahui memiliki terlalu banyak bakteri patogen. Sehingga, memberi tubuh Anda dengan lebih banyak probiotik dapat membantu.
Yogurt, kefir, kimchi, kombucha, miso, tahu/tempe merupakan makanan alami sumber probiotik. Selain itu suplemen probiotik dan produk susu fermentasi yang tersedia bebas di pasaran bisa menjadi alternatif pilihan. (jie)