Sangat penting mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes. Faktanya sebagian besar penderita diabetes sulit mempertahankan gula darah normal.
Ternyata kurangnya konsumsi magnesium pada penderita diabetes, terutama diabetes mellitus tipe 2 (DM2), dilaporkan berkaitan dengan menurunnya resistensi insulin yang bisa meningkatkan risiko komplikasi DM2.
Insulin merupakan hormon yang memungkinkan gula dalam aliran darah masuk ke dalam sel untuk disimpan sebagai energi, kemudian dipakai saat dibutuhkan. Ketidakmampuan insulin mengolah gula darah ini disebut resistensi insulin.
Sedangkan magnesium adalah salah satu mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja normal, termasuk di otot, sistem saraf dan menjaga kesehatan tulang. Penting juga bagi kesehatan jantung dan gula darah normal.
Penderita diabetes cenderung kurang magnesium baik karena tubuh membuang lebih banyak magnesium (penyebabnya belum diketahui pasti), atau mereka sejak awal kurang asupan makanan tinggi magnesium.
Kondisi hypomagnesemia ini memperburuk kontrol glikemik (kadar gula darah sulit turun) pada diabetes. “Membentuk lingkaran setan yang mengarah pada penurunan progresif dalam kontrol metabolik dan lebih banyak risiko komplikasi,” tulis Dr. Sahil Chhabra, dari Department of Anesthesiology and Perioperative Medicine, AS.
Studi juga mencatat kurang magnesium terjadi pada sekitar 13,5 - 47,7% penderita diabetes tipe 2.
Hubungan magnesium dan gula darah
Magnesium berperan sebagai kofaktor mekanisme pengantaran gula di membrane sel. Serta membantu enzim untuk proses oksidasi karbohidrat sehingga berdampak pada pelepasan dan sensitivitas insulin.
Dr. Chhabra menjelaskan, penurunan konsentrasi magnesium di dalam sel mengakibatkan perubahan transpor glukosa seluler, mempengaruhi pensinyalan dan pemrosesan intraseluler. Terjadi penurunan sekresi (pengeluaran) hormon insulin oleh pankreas.
Selain itu, lanjut Dr. Chhabra, defisiensi magnesium jangka panjang berkaitan dengan peningkatan konsentrasi TNF-alpha (protein yang memicu reaksi peradangan). Ini juga menyebabkan resistensi insulin.
Sumber magnesium
Beberapa makanan dikenal sebagai sumber magnesium yang baik. Yang paling terkenal adalah golongan kacang dan biji-bijian.
Melansir WebMD, satu ons camilan kacang almon atau mete mengandung sekitar 80 mg magnesium. Sumber magnesium lainnya adalah biji labu, biji bunga matahari, kacang tanah, kacang pikan, beras merah, biji gandum utuh dan biji rami.
Buah alpukat juga tinggi magnesium. Satu cangkir alpukat potong dadu mengandung 44 mg magnesium. Demikian pula sayuran hijau, seperti bayam, swiss chard atau kangkung.
Kebutuhan magnesium
Kebutuhan magnesium sangat bervariasi, tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuh yang mengikuti. Normalnya wanita dewasa perlu sekitar 310 mg/hari magnesium, dan 320 mg/hari setelah usia 30 tahun lebih.
Ibu hamil perlu ekstra magnesium 40 mg/hari. Pria dewasa <31 tahun perlu 400 mg/hari dan 420 mg/hari untuk mereka yang lebih tua. Rekomendasi magnesium untuk anak-anak adalah 30-410 mg/hari, tergantung usianya.
Selain dari makanan alami, penderita diabetes dianjurkan mengonsumsi suplemen magnesium. Sebuah reviu dari 18 penelitian di jurnal Nutrition (2017) menjelaskan penderita diabetes atau mereka yang dengan resistensi insulin yang mendapatkan 250-450 mg magnesium/hari selama 6-24 minggu secara signifikan mengalami penurunan gula darah puasa.
Kondisi kurang magnesium menyebabkan gula darah sulit turun. Secara umum, riset menemukan bila konsumsi 250-350 mg magnesium per hari bermanfaat untuk penderita diabetes.
Tapi perlu diingat, konsumsi magnesium saja tidak akan efektif mengontrol gula darah, tanpa perubahan gaya hidup, seperti olahraga dan diet rendah gula, serta konsumsi obat penurun gula sesuai rekomendasi dokter. (jie)