Nyeri lutut sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk berjalan saja, lutut terasa nyut-nyutan. Sebagian bisa hilang dengan sendirinya, tapi banyak pulakeluhan nyeri lutut yang berkepanjangan bahkan menetap. Ada banyak terapi nyeri lutut, mulai dari injeksi (suntikan) asam hyaluronat hingga operasi, tergantung kasusnya. “Penderita nyeri lutut ingin terbebas dari rasa nyeri, tapi sebagian besar tidak ingin dioperasi,” ujar dr. Ibrahim Agung, Sp.KFR.
Teknologi dan metode untuk penanganan nyeri lutut terus berkembang. Salah satu yang terkini, injeksi PRP (Platelet-Rich Plasma). Terapi ini telah luas digunakan pada berbagai kasus nyeri lutut. Tidak sebatas untuk nyeri lutut akibat cedera saat berolahraga, melainkan juga untuk kasus degeneratif seperti osteoartritis (OA).
Baca juga: Jika Lutut Sakit, Tetaplah Berolahraga. Mengapa?
“Prinsip kerja PRP adalah regenerasi, yakni meremajakan kembali sendi yang menua,” terang dr. Ibrahim, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Klinik Patella di Jakarta beberapa waktu lalu. Prosedur PRP dilakukan dengan mengambil darah pasien sebanyak 8 – 10 cc, lalu dilakukan sentrifugasi yang memakan waktu hanya sekitar 15 menit. Proses ini dilakukan untuk mengambil komponen plasma (platelet) yang kaya akan protein dari darah. Setelah itu, PRP langsung disuntikkan lagi ke sendi pasien yang bermasalah.
“PRP mengandung faktor pertumbuhan (growth factor) dan protein lain yang dapat merangsang terjadinya proses perbaikan atau regenerasi jaringan, sehingga membantu penyembuhan/perbaikan jaringan yang rusak secara alami,” papar dr. Ibrahim. Injeksi PRP bisa digunakan untuk mengatasi nyeri lutut akibat cedera yang disebabkan over-stretch, partial tear bahkan complete rupture, hingga OA. Untuk kasus cedera, PRP biasanya dikombinasi dengan fisioterapi.
Baca juga: "High Heels" Cederai Lutut, Ini Cara Mengatasinya
PRP mampu membantu memperlambat atau memperbaiki porses kerusakan jaringan tulang rawan (kartilago), meningkatkan produksi cairan lubrikasi alami sendi, serta menstimulasi pembentukan jaringan tulang rawan yang baru. Menariknya lagi, metode ini juga bisa membantu memperlambat perburukan OA, nyeri lutut yang paling banyak terjadi, akibat kerusakan sendi karena penuaan.
Injeksi PRP diberikan satu kali/bulan sebanyak tiga kali, lalu dilakukan evaluasi dalam waktu 6 dan 12 bulan. Beberapa hal mungkin perlu dilakukan pasca injeksi PRP. Misalnya pemakaian brace bula perlu, serta latihan penguatan otot sesuai rekomendasi dokter. “Latihan juga membantu memperbaiki kekuatan otot, serta membantu mempelambat proses degenerasi sendi yang lebih lanjut,” imbuh dr. Ibrahim.
Baca juga: Cegah Nyeri Sendi saat Ibadah Haji
PRP bisa dimanfaatkan untuk terapi OA yang belum lanjut. Bila sendi sudah sangat rusak akibat OA, dibutuhkan terapi lain, bahkan mungkin operasi penggantian lutut. Ditengarai, injeksi PRP mengurangi gejala dan keluhan akibat OA lebih baik ketimbang injeksi asam hyaluronat dan injeksi steroid. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Office photo created by freepik - www.freepik.com