[jNgorok bisa tanda obstructive sleep apnea] | [OTCdigest_Ulasan]

Ngorok Bukan Tanda Tidur Pulas

Ngorok bisa menjadi tanda penyakit obstructive sleep apnea (OSA) atau terhentinya napas saat tidur; aliran udara terhenti selama 10 – 45 detik. OSA dapat menimbulkan komplikasi di antaranya hipertensi, jantung koroner, stroke, bahkan kematian mendadak.

Mendengkur dijumpai pada pria wanita dewasa. Penyebabnya mulai obesitas, sumbatan pada hidung, tenggorokan, sampi sumbatan karena lidah. Juga karena central sleep apnea,  di mana saluran udara tidak tersumbat tapi otak gagal memberi sinyal pada otot-otot untuk bernapas.

Hasil studi di Indonesia, perbandingan penderita ngorok dan OSA pria dan wanita 7:1, terutama pada kelompok umur 40-49 tahun.

Kita perlu mencermati gejala OSA, seperti dengkuran dengan bunyi keras dan mengganggu, napas berhenti disela mendengkur, diakhiri dengan mendengus. Rasa sesak dan tercekik membuat penderita terbangun. Tidur tidak nyenyak dan harus sering berubah posisi. 

Saat bangun terasa tidak segar, sakit kepala, nyeri tenggorokan, ngantuk berlebihan di siang hari, lelah, gangguan emosi dan gangguan konsentrasi.

Periksa saluran napas

Perlu  pemeriksaan untuk mengetahui lokasi dan parahnya sumbatan. Salah satu caranya dengan polisomnografi. Yakni memonitor gelombang otak, ketegangan otot, pergerakan mata, pernapasan dan kadar oksigen dalam darah saat tidur.

“Hasil polisomnografi  akan menentukan terapi yang tepat, apakah perlu bedah atau non-bedah,” ujar dr. Syahrial M. Hutauruk, SpTHT-KL dari Klinik Mendengkur & OSA FKUI/RSCM.  

Terapi non-bedah misalnya diet penurunan berat badan bagi yang obesitas. Bisa juga dengan mengubah posisi tidur (miring). Metode lain adalah menggunakan alat seperti topeng yang disebut continuous positive airway pressure (CPAP). Terapi CPAP efektif mengatasi mendengkur & OSA.

Terapi bedah dilakukan bila non-bedah gagal. Teknik pembedahan yakni memasang 3 implant pillar sepanjang 18 milimeter di jaringan otot lunak langit-langit lunak.

“Efek  pemasangan implan, otot langit-langit lunak menjadi kaku, sehingga mencegah vibrasi saat bernapas. Udara leluasa ke luar masuk. Tidur lebih enak dan nyaman, tanpa dengkuran,” jelas dr. Syahrial.

Metode terapi bedah lain ialah hyoid suspension dengan menarik otot lidah agar tidak menyumbat, atau uvula palato pharyngoplasty (UPPP) dengan memotong sebagian langit – langit lidah yang berlebihan. (jie)