Dukung Peningkatan Akses terhadap Produk Susu Terjangkau dan Berkualitas, Frisian Flag Bangun Pabrik Raksasa di Cikarang
produk_susu_pabrik_frisian_flag

Dukung Peningkatan Akses terhadap Produk Susu Terjangkau dan Berkualitas, Frisian Flag Bangun Pabrik Raksasa di Cikarang

Konsumsi susu di Indonesia masih sangat rendah. OECD (Organisation for Economic Co-Operation and Development) menyebut, konsumsi susu di Indonesia pada 2023 hanya 4,13 kg/kapita/tahun. Sangat jauh di bawah acuan dari FAO (Food and Agriculture Organization) yang menyatakan bahwa konsumsi susu masuk kategori rendah jika kurang dari 30 kg/kapita/tahun. Padahal, susu dan produk susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat baik, terutama untuk anak-anak.

Menurut rencana, pemerintah akan menjalankan program makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap produk susu yang terjangkau dan bergizi, serta untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri, Frisian Flag Indonesia (FFI) membangun pabrik susu terbarunya di Cikarang, Jawa Barat.

“Pabrik ini merupakan perwujudan dari komitmen kami untuk menghadirkan produk susu berkualitas tinggi dan bergizi bagi generasi masa kini dan masa depan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, yang didukung oleh teknologi modern yang seimbang dengan kelestarian lingkungan,” ungkap Jan Derck van Karnebeek, CEO Royal FrieslandCampina N.V. dalam acara peresmian pabrik Frisian Flag di Cikarang, Selasa (2/7/2024). Peresmian pabrik Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika mewakili Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Presiden Direktur Frisian Flag Indonesia, Berend van Wel, dan PJ Bupati Kabupaten Bekasi, Dr. H Dani Ramdan MT.

Terbesar di Dunia, dengan Konsep Berkelanjutan

Jan Derck menyebut, pabrik susu terbaru di Cikarang merupakan investasi produksi FrieslandCampina yang terbesar secara global. Investasi mencapai €257 juta (Rp3,8 triliun). Nantinya, fasilitas ini akan berfungsi sebagai pusat penghubung untuk Asia Tenggara.

Seberapa luas pabrik ini? tidak main-main, luasnya mencapai 25,4 hektar. Bila dibayangkan, ini setara dengan 35 lapangan sepak bola! Pabrik susu baru ini akan memproses 400.000 kilogram susu segar setiap hari untuk menghasilkan 700 juta kilogram produk susu per tahun. Potensi pabrik bisa untuk memproduksi hingga 1 miliar kilogram produk susu per tahun.

Menariknya lagi, pabrik terbaru ini menggunakan teknologi modern yang ramah lingkungan untuk memenuhi tujuan keberlanjutan perusahaan. Berbagai inovasi ramah lingkungan diterapkan di seluruh rantai produksi di pabrik. Mulai dari pengelolaan air, sistem atap panel surya, boiler biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap, hingga fasilitas daur ulang air limbah. Inisiatif ramah lingkungan lainnya adalah penggunaan lebih dari 55.000 palet ramah lingkungan yang diimplementasikan di Pusat Distribusi Utama dan Gudang Bahan Baku.

Pabrik baru di Cikarang ini memang dibangun selaras dengan rencana iklim FrieslandCampina, yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 63% dari 2015 hingga 2030 melalui pengurangan konsumsi energi dan penggunaan sumber daya terbarukan. Pabrik Cikarang menargetkan untuk mengurangi emisi CO2/gas rumah kaca sebesar 45%, menghemat konsumsi listrik sebesar 22%, dan konsumsi air sebesar 25%.

Tak hanya memperhatikan aspek lingkungan, pabrik ini juga memberdayakan peternak sapi perah lokal sebagai bagian dari konsep pabrik yang berkelanjutan. “Kami bekerja sama dengan 30.000 peternak di seluruh Indonesia untuk menyuplai susu ke pabrik,” ujar Jan Derck. Selain itu, FrieslandCampina juga mendukung para peternak sapi perah lokal untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas mereka melalui pengetahuan dan keahlian FrieslandCampina selama lebih dari 150 tahun di bidang peternakan sapi perah.

Mendukung Kesehatan Anak

Tak hanya menyediakan produk susu berkualitas untuk semua kalangan usia, Frisian Flag juga berupaya untuk meningkatkan literasi gizi masyarakat Indonesia, melalui program Gerakan Nusantara. “Melalui edukasi gizi ke sekolah-sekolah dasar, kami berharap literasi gizi anak dan orangtuanya akan semakin baik, sehingga ketika anak-anak itu dewasa lalu berkeluarga, mereka akan lebih sadar terhadap gizi,” papar Andrew Saputro, Corporate Affairs Director.

Gerakan Nusantara berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, para ahli gizi, serta organisasi dan akademisi. Program ini telah berjalan selama lebih dari 10 tahun, dan telah menyentuh lbih dari 2,5 juta siswa SD di berbagai daerah di Indonesia. “Ini salah satu kontribusi kami untuk mendukung kesehatan anak Indonesia,” imbuhnya.

Program terbaru yang akan dijalankan yaitu proyek percontohan Program Makanan Bergizi, sebagai dukungan terhadap agenda Pemerintah terpilih mendatang dalam menyediakan nutrisi yang berkualitas bagi anak-anak dan ibu. Bekerja sama dengan Indonesia Food Security Review (IFSR), program ini diharapkan dapat menjangkau 10 sekolah di Cikarang yang memberikan manfaat bagi lebih dari 2 ribu siswa setiap harinya hingga Desember 2024. (nid)