Restoran dan café selama masa PSBB terpaksa ‘tiarap’ tidak beroperasi. Tetapi kini sejak adaptasi kenormalan baru mulai ‘menggeliat’ beroperasi kembali dengan menerapkan protokol kesehatan. Namun baru-baru ini ada penelitian yang melaporkan bila pendingin udara di restoran berkontribusi menyebarkan COVID-19.
Peneliti juga mengatakan bila unit pendingin udara yang tidak tepat digunakan di toko, restoran dan bisnis lain bisa menularkan virus.
Riset yang dilakukan oleh Jianyun Lu, Jeini Gu, dkk, ini dipublikasikan di jurnal milik CDC, Emerging Infectious Disease edisi Juli 2020. Mereka meneliti penyebaran virus corona pada 3 keluarga yang bersantap di sebuah restoran di Guangzhou, China, 23 Januari 2020 lalu.
Peneliti mempercayai bila sumber virus adalah wanita 63 tahun yang tidak memiliki gejala. Ia dan 3 orang anggota keluarganya melakukan perjalanan dari Wuhan ke Guangzhou. Mereka diberi label keluarga A dalam riset tersebut.
Dua keluarga lain (B dan C) duduk di dua meja yang berdekatan dengan keluarga A. Akhirnya total 9 orang terinfeksi di dalam restoran tersebut (4 orang dari keluarga A, 3 dari keluarga B dan 2 dari keluarga C. Restoran tersebut tidak memiliki jendela.
Peneliti menyimpulkan bila tampaknya pendingin udara / AC yang meniup droplet dari wanita yang sakit tersebut lebih jauh. Berdasarkan hal tersebut, peneliti juga menyarankan pengelola restoran memperlebar jarak antarmeja dan menambah ventilasi.
Apa yang para ahli pikirkan?
Dr. Amesh Adalja, FIDSA, ahli penyakit menular dari the Johns Hopkins University Center of Health Security mengatakan, “Itu adalah penelitian yang menarik, tetapi tampaknya tidak merepresentasikan situasi harian yang terjadi saat ini.”
“Sejauh ini, ahli epidemiolgi meyakini droplet menyebar dan jatuh dalam radius 6 kaki (kurang dari 2 meter),” imbuhnya. “Mungkin ada keadaan luar biasa untuk bisa terjadi penyebaran seperti itu. Saya tidak berpikir bila itu adalah sesuatu yang mewakili jalur utama penularan.”
Dengan mulai dibukanya restoran dan tempat umum lain yang menggunakan pendingin udara, pengelola disarankan untuk memperhatikan kondisi sirkulasi udara di dalam ruangan.
“Pengelola juga harus memodifikasi cara duduk pengunjung untuk membuatnya kurang ramai dan menerapkan social distancing. Mudah-mudahan itu akan menghilangkan hal-hal tersebut terjadi,” tambah Adalja.
Respons dari industri AC
The American Society of Heating, Refrigerating, and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) menyatakan keprihatinannya tentang kemungkinan transmisi COVID-19 melalui pendingin udara.
William P. Bahnfleth, PhD, profesor teknik di Pennsylvania State University dan ketua gugus tugas epidemik yang dibentuk ASHRAE menyatakan restoran di China tersebut tidak memiliki suplai udara dari luar. Terlebih lagi jendela kipas exhaust juga tidak bekerja.
Ia dan timnya menyimpulkan bila “penularan lewat udara virus SARS-CoV-2 akibat ventilasi yang buruk bisa menjelaskan penyebaran COVID-19 pada komunitas”.
“Sistem pedinging udara yang berfungsi baik bisa sangat menurunkan konsentrasi virus SARS-CoV-2 di udara. Karena secara aktif menyediakan jumlah ventilasi yang tepat dan memiliki filter yang baik,” kata Bahnfleth.
Sebagai tambahan, Bahnfleth menyarankan bagi pengelola restoran untuk mengupayakan lebih banyak udara luar bisa masuk (membuka jendela), memperbarui filter pendingin udara, dan atur arah aliran udara dalam ruangan agar bisa berpindah dari yang bersih ke kurang bersih. (jie)