tanda-tanda sebelum stroke terjadi
gejala sebelum serangan stroke

Adakah Tanda-Tanda Sebelum Stroke Terjadi?

Stroke kerap kali tampak terjadi tanpa peringatan. Namun, dalam beberapa hal tertentu, bisa ada tanda-tanda sebelum stroke terjadi, seperti sakit kepala parah dan stroke ringan (TIA).

Stroke terjadi saat aliran darah ke otak terhambat atau terganggu. Menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk hidup.

Stroke termasuk kondisi gawat darurat yang perlu segera mendapatkan pertolongan. Mengenali tanda-tanda sebelum stroke terjadi akan sangat membantu mengurangi keparahan, bahkan menyelamatkan nyawa pasien.

Walau tampaknya serangan stroke terjadi tanpa peringatan, dalam kondisi tertentu, mungkin ada tanda peringatan yang tidak boleh diabaikan.

Bisakah ada tanda-tanda sebelum stroke terjadi?

Sulit untuk bisa memrediksi kapan stroke terjadi, tetapi beberapa orang mungkin memiliki peringatan yang perlu diperhatikan.

Sakit kepala berat yang tidak biasa

Walau ini tidak terjadi pada semua kasus stroke, pada situasi tertentu, sakit kepala yang tidak biasa bisa menjadi penanda.

Elena R melakukan riset pada 550 orang dewasa, sakit kepala hebat ditemukan mendahului stroke iskemik (karena sumbatan) pada 15% peserta penelitian.

Sakit kepala tidak biasa ini tercatat terjadi satu minggu sebelum stroke. Peneliti mencatat bahwa sakit kepala ini bersifat parah atau berbeda dari sakit kepala sebelum-sebelumnya.

Selain itu, riset yang dipublikasikan di The Journal of Headache and Pain juga menemukan peserta yang mengalami sakit kepala hebat sebelum stroke lebih mungkin mengalami fibrilasi atrium – sejenis aritmia – daripada peserta yang tidak mengalami stroke (kelompok kontrol).

Stroke ringan (TIA)

Tanda peringatan lain adalah stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA) – disebut juga stroke mini. TIA terjadi saat aliran darah ke otak terganggu sementara.

Walau gejala stroke ringan mirip dengan serangan stroke, namun ia bisa hilang/pulih kembali dalam hitungan jam.

Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter setelah serangan TIA, meski gejalanya sudah hilang. Walau TIA biasanya sembuh dengan cepat, itu mungkin tanda bila stroke yang lebih serius mungkin terjadi di kemudian hari.

National Institute of Neurological Disorder and Stroke menulis diperkirakan sekitar sepertiga orang yang mengalami stroke ringan akan mengalami stroke yang lebih parah di masa mendatang, jika tidak melakukan perubahan gaya hidup.

Faktor risiko stroke

Semua orang pada dasarnya bisa mengalami stroke, tapi kondisi berikut meningkatkan risiko:

  1. Hipertensi. Tercatat sebagai penyebab utama stroke, tetapi sekaligus sebagai faktor risiko yang paling bisa dikontrol.
  2. Diabetes. Menderita diabetes tipe 1 atau 2 meningkatkan risiko stroke hingga dua kali lipat, dibanding mereka tanpa diabetes.
  3. LDL tinggi. LDL kolesterol (disebut juga kolesterol jahat) yang tinggi dalam darah bisa menyebabkan pembentukan plak pembuluh darah.
  4. Penyakit jantung. Beberapa tipe penyakit jantung, terutama gangguan irama jantung yang disebut fibrilasi atrium signifikan meningkatkan risiko stroke.
  5. Merokok.
  6. Jenis kelamin. Pria cenderung mengalami stroke lebih dini dibanding wanita.
  7. Usia. Stroke bisa terjadi di segala usia, namun risikonya meningkat seiring pertambahan umur. (jie)