maag pada anak disebabkan bakteri h pylori

Waspadai Maag Pada Anak yang Disebabkan Oleh Bakteri H.pylori

Kabar buruk bagi tiap orangtua: anak kecil dapat sakit maag. Sayangnya, maag pada anak-anak lebih sering disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori (H.pylori) dibandingkan karena salah makan.

Pada orang dewasa, sakit maag memiliki penanda yang khas, yakni nyeri di daerah ulu hati atau sekitar perut kiri atas, namun pada anak-anak sakit maag ditandai dengan keluhan sakit perut  yang tidak spesifik.

Prevalensi infeksi bakteri H.pylori pada anak di negara berkembang lebih tinggi dibanding negara maju, yakni sekitar 30%-80%, terutama di daerah padat penduduk dengan dengan vasilitas sanitasi yang buruk. Di negara maju sekitar 10%, meningkat menjadi 30% pada anak yang berasal dari golongan sosial ekonomi lemah.

Studi epidemilogi menunjukkan di negara-negera berkembang, kebanyakan anak-anak sejak awal telah menderita infeksi akut H.pylori. Pada penelitian ini ditemukan infeksi H.pylori positif pada 16,6% anak usia 0-1 tahun.

Seperti pada infeksi bakteri lain, H.pylori juga ditemukan pada anak di bawah 5 tahun, bahkan sudah dimulai pada bayi berusia 6 bulan.

Tidak ada gejala khas

Sebagian besar tidak menunjukkan gejala, atau gejala yang tidak spesifik. Beberapa studi (Ashorn M, dkk., dalam Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 1993; Heldenberg D, dkk., dalam the American Journal of Gastroenterology 1995) menyatakan 22-37% anak dengan sakit perut berulang terbukti terinfeksi H.pylori.

Menurut Dr. dr. Badriul Hegar Syarif, SpA(K)., dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),  pada anak pra sekolah, rasa sakit terutama di sekitar pusar dan makin parah jika si kecil makan.

Sementara pada mereka yang di atas 6 tahun, gejala sakitnya makin mirip dengan orang dewasa. Tanda-tanda lain berupa muntah berulang, terutama pada anak pra sekolah atau usia sekolah.   

Keluhan lain yang kerap dialami anak adalah terbangun malam hari disertai nyeri perut dan sering muntah.

“Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah gangguan penyerapan usus disertai berat badan turun, gangguan pertumbuhan, anemia defisiensi besi, diare berulang dan kurang gizi,” paparnya.

Menurut jurnal ilmiah Sari Pediatri IDAI tahun 2000 kejadian ulkus (luka pada lapisan selaput lendir usus) pada anak jarang ditemukan, namun 25% infeksi H.pylori menyebabkan ulkus lambung dan 86% ulkus usus 12 jari pada anak-anak.

Pemeriksaan dan pengobatan

Pemeriksaan untuk anak-anak dilakukan dengan cara sederhana dan tidak menyakitkan (non invasive) seperti tes urea napas.

Dari riset yang dilakukan Wayan Sulaksmana, Abdul Razak, dkk., dari Fakultas Kedokteran Univ. Mataram/RSUP Nusa Tenggara Barat, metode diagnosis dengan mengambil spesimen feses (tinja) dari anak dengan keluhan maag disertai diare dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. 

Sementara pemeriksaan invasif, seperti melakukan endoskopi atau biopsi, dilakukan pada anak yang menunjukkan gejala kuat untuk selanjutnya diobati.

Kombinasi obat proton pump inhibitor (PPI; untuk mengurangi produksi asam lambung) dan dua jenis anitibotik masih merupakan pilihan terapi di beberapa negara saat ini, termasuk yang disepakati oleh IDAI. (jie)

Baca juga : Probiotik Efektif Kurangi Koloni Bakteri H.pylori Dalam Lambung