candidiasis infeksi jamur kulit pada orang diabetes

Waspadai Candidiasis, Infeksi Jamur Kulit Pada Orang Diabetes

Candidiasis atau infeksi jamur candida rentan pada penderita diabetes. Turunnya imunitas orang dengan diabetes yang menahun menyebabkan jamur lebih mudah tumbuh di kulit. Penyembuhannya jauh lebih sulit bila gula darah belum terkontrol. 

Kondisi diabetes yang menahun bisa melemahkan pertahanan tubuh, dengan merusak fungsi neutrofil. Ini adalah bagian sel darah putih yang pertama akan bergerak ke tempat infeksi untuk mulai membunuh mikroba yang menyerang.  

Selain itu terjadi pelemahan sel T (limfosit T) yang bertugas meningkatkan kekebalan tubuh tiap kali tubuh terpapar patogen. Demikian juga menekan sistem antioksidan dalam tubuh dan mengacaukan imunitas.

Perlu diingat, dalam tubuh manusia hidup beribu parasit (bakteri dan jamur), baik yang menempel di permukaan kulit atau di organ dalam. Dalam kondisi normal jumlah parasit dapat ditekan sehingga tidak mengganggu, namun saat imunitas turun mereka cenderung berkembang lebih banyak.

Diabetes melitus tipe 2 (karena gaya hidup) juga erat hubungannya dengan obesitas. Penambahan berat badan dibarengi dengan peningkatan produksi keringat, dan semakin luas area lipatan kulit. Ini adalah kondisi ideal untuk pertumbuhan koloni bakteri dan jamur.

Candidiasis

Umumnya infeksi jamur pada diabetasi disebabkan oleh jamur Candida albican, disebut juga Candidiasis. Menimbulkan keluhan gatal, ruam kemerahan disertai bintik-bintik atau ‘sisik’. Infeksi jamur ini terjadi di area-area tubuh yang lembab (terutama di lipatan kulit).

“Seperti di bawah lipatan payudara, sekitar kuku kaki, antara sela-sela jari, di pangkal paha atau areal vagina,” ujar dr. Regina Kartika, Sp.KK, dari RS. Gading Pluit, Jakarta.

Jamur Candida albican normal terdapat di mulut, kerongongan dan di sekitar area kelamin (juga pada non diabetes). Ia menjadi masalah saat terjadi ketidakseimbangan flora di daerah tersebut, seperti pada kasus diabetes. Tingginya gula darah turut mempengaruhi cairan vagina. Ini menjadi medium ideal tumbuhnya jamur candida.

Dr. Daniel Einhorn, Wakil Presiden dari the American Association of Clinical Endocrinologists memaparkan akan sulit menyembuhkan diabetasi yang tidak mengontrol kadar gulanya saat terjadi komplikasi, baik infeksi bakteri atau jamur.

“Mereka memiliki kemampuan tubuh yang buruk untuk melawan infeksi,” tegasnya.

Pada dasarnya terapi pengobatan sama baik pada diabetasi (orang dengan diabetes) maupun non diabetasi. Berupa krim antijamur dan obat suppositoria (berbentuk peluru; dimasukkan lewat anus / vagina) yang dipakai antara 1-7 hari, tergantung produk.

Jika  candidiasis tidak kunjung sembuh, dokter dapat akan meresepkan obat yang dipakai untuk periode lebih lama, disebut fluconazole. Obat ini efektif mengatasi infeksi Candida albican, tapi tidak disarankan dipakai oleh wanita hamil.

Langkah utama mencegah infeksi jamur ini adalah dengan mengontrol gula darah. Sangat disarankan untuk menghindari memakai pakaian ketat, atau pakaian dalam yang terbuat dari kain katun.

Kengonsumsi yogurt dianjurkan, karena bakteri baik dalam yogurt dapat membantu menormalkan flora di daerah genital. (jie)

Baca juga : Komplikasi Diabetes di Kulit : Cegah Infeksi Bakteri