Influenza (flu) merupakan penyakit yang kejadiannya terjadi sepanjang tahun di Indonesia. Jika selama ini flu bukan termasuk penyakit yang mengkhawatirkan, kondisinya berubah sejak pandemi COVID-19. Para ahli menyatakan vaksinasi flu di masa pandemi punya manfaat lebih, terutama untuk anak-anak dan orang dewasa dengan penyakit kronis.
Flu merupakan penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan virus influenza dan bersifat sangat menular. Penyakit ini mengenai semua kelompok umur dan dapat mengakibatkan komplikasi serius, terutama pada orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh dan kelompok berisiko tinggi, seperti anak balita, lansia, ibu hamil, serta orang dengan kondisi medis kronis tertentu.
Studi Huihui Yue tahun 2020 menyatakan, di masa pandemi COVID-19, terdapat kemungkinan koinfeksi (infeksi ganda) penyakit flu bersamaan dengan infeksi virus COVID-19. Riset ini diterbitkan di Journal of Medical Virology.
Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof. Dr. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K), menjelaskan koinfeksi berpotensi menimbulkan gejala infeksi yang lebih berat. Terlebih pada anak-anak yang termasuk kelompok populasi rawan.
“Saat ini anak-anak yang berusia <12 tahun belum memperoleh vaksinasi COVID-19, sehingga bila terinfeksi COVID-19 sekaligus influenza bisa menimbulkan gejala yang lebih berat,” ujar Prof. Cissy, dalam konferensi pers virtual peringatan Hari Flu Sedunia, Jumat (19/11/2021).
Dalam studi di International Journal of Epidemiology yang dilakukan antara Januari – April 2020 terlihat pasien yang mengalami koinfeksi memiliki risiko kematian 5,92 kali lebih besar daripada pasien COVID-19 yang tidak menderita influenza. Selain itu kemungkinan penggunaan ventilator dan dirawat di ICU lebih banyak pada pasien koinfeksi.
WHO merekomendasikan pemberian vaksin flu musiman setahun sekali pada individu mulai dari usia enam bulan hingga usia dewasa, khususnya untuk anak dan kelompok dengan risiko tinggi.
Penderita penyakit kronis yang termasuk risiko tinggi antara lain diabetes, hipertensi, gangguan ginjal, penyakit paru, atau gangguan hati. Juga orang dengan gangguan imunitas (penderita HIV atau dalam terapi kanker).
“Mengenai aturan vaksin, anak berusia <9 tahun yang belum pernah diberikan vaksin flu perlu diberikan dosis vaksin flu sebanyak dua kali, dengan jeda waktu antara pemberian vaksin pertama dan kedua berjarak satu bulan. Sedangkan untuk anak >9 tahun, pemberian vaksin flu harus dilakukan secara rutin setiap satu tahun sekali,” tegas Prof. Cissy.
Vaksin flu untuk penderita diabetes
Secara global dari rata-rata 389,000 kematian setiap tahun akibat infeksi saluran napas terkait influenza, 67% terjadi pada lansia. Flu pada lansia dapat menyebabkan komplikasi yang memperberat penyakit kronik degeneratif atau komorbid lain yang sudah dideritanya.
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI, mengatakan, “Vaksin flu memiliki efektivitas yang tinggi, di mana dapat meningkatkan kemungkinan pulih apabila kelompok berisiko tinggi tertular penyakit flu.”
Pada penderita diabetes, influenza akan menurunkan sistem imun, akhirnya menyebabkan kadar gula darah berfluktuasi yang menempatkan penderita pada risiko tinggi untuk COVID-19 berat. Studi serologi menyatakan penderita diabetes biasanya mengembangkan kadar antibodi yang sama setelah vaksinasi flu seperti orang sehat.
Bahkan, the American Diabetes Association (ADA) dan the American of Clinical Endocrinologist (AACE) memasukkan vaksinasi flu tiap tahun ke dalam panduan perawatan orang diabetes.
Bagi kelompok berisiko tinggi, vaksinasi dapat dilakukan ketika pasien dalam kondisi yang stabil. Jika penyakit komorbid sedang kambuh, vaksinasi sebaiknya dilakukan ketika kondisi pasien sudah pulih.
“Selebihnya, tidak ada syarat khusus bagi kelompok berisiko tinggi untuk melakukan vaksinasi influenza, kecuali jika mereka memiliki alergi terhadap bahan-bahan vaksin tersebut,” imbuh Prof. Samsu.
Vaksin flu memiliki efektivitas selama satu tahun, dan untuk perlindungan optimal perlu dilakukan pengulangan setiap satu tahun sekali karena strain virus flu yang dominan beredar dapat berubah-ubah. Dengan vaksinasi kita akan terlindungi dari flu, dan apabila masih terserang penyakit flu, gejala dan akibat yang ditimbulkan tidak akan seberat yang tidak vaksin.(jie)