vaksin astrazeneca batch ctmav547 dihentikan sementara
vaksin astrazeneca batch ctmav547 dihentikan sementara

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Dihentikan Sementara Menyusul Dugaan KIPI Serius

Penggunaan vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca batch (kumpulan produksi) CTMAV547 dihentikan sementara oleh Kementerian Kesehatan RI, menyusul dugaan KIPI (Kejadian Ikuntan Pasca Imunisasi) serius yang menyebabkan kematian.

Sebelumnya ramai diberitakan Trio Fauqi Virdaus meninggal akibat penggumpalan darah di otak setelah menerima vaksin AstraZeneca. Pemuda 22 tahun – bertempat tinggal di Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur - tersebut meninggal 6 Mei, sehari setelah suntikan kedua vaksin AstraZeneca.

Dilansir dari situs resmi Kemenkes, penghentian sementara ini hanya pada vaksin AstraZeneca batch CTMA547 untuk dilakukan pengujian toksisitas dan sterilisasi. Diperkirakan BPOM memerlukan waktu satu hingga dua minggu untuk melakukan pengujian ini.  

Batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448,480 dosis dan merupakan bagian dari 3,852,000 dosis vaksin AstraZeneca yang diterima Indonesia pada tanggal 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan penghentian ini merupakan bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.

“Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoaks yang beredar. Masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya,” katanya.

Ia menjelaskan tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan penggunaannya. Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu.

“Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap terus berjalan dikarenakan vaksinasi COVID-19 membawa manfaat lebih besar,” imbuh dr. Nadia.

Penyelidikan masih berlangsung

Saat ini Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan KIPI yang berujung kematian tersebut.

Ketua Komnas KIPI Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K) mengatakan belum cukup bukti untuk mengaitkan meninggalnya (alm) Trio Fauqi dengan imunisasi.

“Masih dibutuhkan data jumlah trombosit yang tidak mungkin didapatkan karena yang bersangkutan datang di unit gawat darurat (UGD) rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal,” terang Prof. Hindra, Selasa (11/5/2021) lalu.

Menurutnya, proses penggumpalan darah di otak tidak terjadi secepat itu. Membutuhkan autopsi untuk memastikan penyebab kematian.

“Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama, dan internal Komnas menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi. Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” kata Prof. Hindra.

Pihak keluarga (alm) Trio sudah mengonfirmasi untuk mengizinkan dilakukan autopsi untuk menemukan penyebab kematian almarhum.

Vaksin AstraZeneca aman?

Dr. Nadia menjelaskan reaksi pascavaksinasi (KIPI) bersifat individual, alias bisa berbeda untuk tiap orang. Namun, manfaat vaksinasi dirasa masih lebih besar, daripada risikonya.

Data dari empat lokasi uji klinis vaksin AstraZeneca (total partisipan 23.745 orang) menyatakan reaksi yang umum terjadi besifat ringan sampai sedang, seperti sakit kepala (52,6%), kelelahan (53,1%), nyeri otot/sendi (44% atau 26,4%), demam (33,6%), menggigil (31,9%) dan mual (21,9%).

“Kembali kami tegaskan bila vaksin AstraZeneca aman, sudah kurang lebih secara total ada 100 juta orang mendapatkan vaksin ini. Dan kita ketahui dalam pemberian dosis pertama, sekitar 1,1 juta orang, tidak ada efek samping serius, dan ini di berikan di luar batch (CTMAV547) yang sedang dilakukan uji klinis BPOM.”

“Vaksin AstraZeneca aman karena sudah dapat izin penggunaan darurat dari WHO, dan sudah lolos uji klinis tahap 3. Vaksinasi AstraZeneca akan tetap diteruskan. Yang sudah mendapat dosis pertama nanti 3 bulan kemudian akan mendapat dosis kedua,” tegasnya dr. Nadia.

Jika seseorang mengalami gejala KIPI, misalnya demam, sakit kepala, pusing atau mual dan muntah, lakukan pertolongan pertama dengan minum obat penurun panas atau pereda nyeri.

Bila masih merasa tidak nyaman segera hubungi nomor kontak yang tertera di kartu vaksin, kemudian ikuti arahannya dan ikuti tatalaksana KIPI-nya. (jie)