who tidak rekomendasikan plasma konvalesen untuk covid-19

Setelah Hampir Dua Tahun Digunakan WHO Larang Plasma Darah Konvalesen Untuk COVID-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal minggu ini mengeluarkan rekomendasi pelarangan terapi plasma darah konvalesen untuk pengobatan COVID-19.

Disebutkan bila bukti yang ada saat ini menunjukkan bila plasma darah konvalesen tidak bermanfaat menurunkan risiko kematian atau kebutuhan pemakaian ventilator pada pasien COVID-19.

Sebelumnya plasma darah konvalesen ini digunakan sebagai salah satu terapi pengobatan infeksi SARS-CoV-2, memakai plasma darah para penyintas yang telah mengandung antibodi virus corona ini. Harapannya antibodi ini akan menghentikan replikasi virus COVID-19 dan mencegah kerusakan organ tubuh.

Beberapa penelitian yang menguji plasma darah konvalesen menunjukkan tidak ada manfaat yang signifikan saat diberikan pada pasien COVID-19 berat. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dihentikan pada bulan Maret 2021 setelah ditemukan bahwa plasma darah ini juga tidak bermanfaat untuk pasien COVID-19 ringan hingga sedang.

“Penelitian ini juga menghabiskan biaya dan waktu untuk dilaksanakan,” ujar WHO dalam pernyataan resminya.

Dalam pertemuan panel internasional para ahli dengan tegas tidak merekomendasikan pemakaian plasma konvalesen pada pasien ringan atau sedang, WHO mengatakan. Mereka juga menentang penggunaannya pada pasien COVID-19 berat, kecuali dalam konteks penelitian.

Selain itu, penelitian juga mengungkapkan prosedur tersebut menghadapi tantangan praktis. Mulai dari menemukan dan menguji donor, mengumpulkan, serta menyimpan dan mengangkut plasma.

Rekomendasi para ahli tersebut dipublikasikan dalam the British Medical Journal (BJM), berdasarkan bukti dari 16 penelitian yang melibatkan 16.236 pasien COVID-19 ringan hingga kritis.   

Tanggapan netizen

Rekomendasi  WHO ini memantik beragam tanggapan netizen, mulai dari yang merasakan manfaat terapi plasma darah ini hingga yang mencoba memahaminya.

Salah satunya oleh Rinjelin dalam akun Instagram Pandemictalks. Ia mengatakan “Tetapi aku hampir meninggal setelah diterapi plasma langsung membaik…entahlah mungkin plasma hanya perantara kesembuhan dari Tuhan ya…”

 

Demikian pula yang diutarakan oleh Dafnilputra: “Tapi nyatanya kedua orang tua saya langsung segar setelah transfusi plasma konvalesen 2 kantong…”

 

 

Faustinemarceline mengomentari: “Plasma konvalesen merupakan salah satu usaha untuk segera mengobati pasien disaat obat untuk COVID-19 belum ditemukan.. tidak direkomendasikan bukan berarti tidak boleh digunakan.. tentu kembali ke keputusan dokter dan pasien apakah mau menggunakan plasma konvalesen.. dari pengetahuan saya, penggunaan plasma konvalesen ini dimaksudkan untuk mentransfer antibodi dari orang lain yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 atau sudah divaksin, diberikan kepada pasien COVID-19... saya mengerti mengapa WHO tidak merekomendasikan karena semua plasma konvalesen akan memiliki kandungan berebeda karena berasal dari donor yang berbeda-beda..”

Sementara itu dr. Adam Prabata, edukator kesehatan di akun Instagramnya menjelaskan bila terapi plasma konvalesen untuk COVID-19 merupakan terapi kontroversial karena didukung oleh sebagian pihak, tetapi di lain sisi banyak penelitian yang menunjukkan kalau terapi ini tidak bermanfaat. (jie)