Pada psoriasis, kulit tampak kemerahan, tebal dan seperti bersisik, disertai rasa gatal. Menurut dr. Danang Tri Wahyudi, Sp.KK, Ketua Psoriasis Nusantara, “Psoriasis adalah penyakit peradangan sistemik dan, terutama, menyerang kulit. Ada hubungan dengan penyakit yang mengenai organ lain seperti radang sendi, obesitas, hipertensi dan depresi,” ujarnya.
Berdasar data worldpsoriasis.com, 3% orang di dunia menderita psoriasis. Kondisi ini lebih banyak dialami ras Kaukasia (kulit putih); di Asia, insidennya hanya 0,4%. Di Departemen Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM, ada 71 kasus psoriasis pada 2015; 11,7% terjadi pada anak-anak, 70% dewasa, dan 18,3% pada geriatri (kelompok lanjut usia).
Menurut dr. Githa Rahmayunita dari Kelompok Studi Psoriasis PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia), jumlah ini mungkin belum mencerminkan jumlah psoriasis yang sebenarnya. “Terkait sistem JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), jumlah kasus menurun karena sebagian ditangani di fasilitas kesehatan tingkat primer,” tuturnya. Psoriasis bisa muncul di usia berapa saja; paling sering usia 15-30 tahun.
Pertumbuhan kulit berlebih
Kulit terdiri tiga lapisan: lemak subkutan di bagian paling bawah, dermis dan epidermis. Pertumbuhan sel-sel kulit baru terjadi di bagian bawah epidermis. Sel-sel ini secara perlahan bergerak dan naik ke permukaan epidermis, lalu mati dan terkelupas dengan sendirinya. Proses ini berjalan sekitar 21-28 hari.
“Pada psoriasis, pembelahan dan pematangan sel kulit lebih cepat; hanya 3-5 hari, sehingga kulit menjadi tebal dan bersisik,” tutur dr. Githa. Adalah proses inflamasi (peradangan) yang menstimulasi terjadinya hal ini. Pastkinya, “Psoriasis bukan penyakit menular,” tutur dr. Githa.
Belum jelas, apa yang memicu peradangan hingga menimbulkan psoriasis. Dicurigai ada faktor genetik. Dilaporkan bahwa 30% pasien memiliki riwayat psoriasis dalam keluarga. Faktor lain yakni kekebalan tubuh. Dicurigai, psoriasis termasuk penyakit autoimun (sistem imun menyerang sel-sel tubuh sendiri). “Ada yang menstimulasi sel kekebalan tubuh sehingga terjadi peradangan di kulit, yang memicu sel kulit membelah dengan cepat atau berlebihan,” papar dr. Githa.
Faktor lingkungan turut berperan, misalnya infeksi Streptococcus, bakteri yang sering menimbulkan infeksi/radang tenggorokan. Beberapa pasien psoriasis terutama yang jenis butata, melaporkan sakit tenggorokan atau sulit menelan 2-3 minggu sebelum psoriasis muncul.
Cedera fisik seperti bekas garukan, tato, tindik atau luka operasi, bisa memicu psoriasis atau timbul bercak psoriasis baru. Obat-obatan tertentu seperti obat anti malaria klorokuin, obat antihipertensi ACE-inhibitor, obat penyakit jantung beta-blocker, dan OAINS (obat antiinflamasi non steroid) juga dicurigai. Termasuk, stres psikologis. “Pasien sering melaporkan, kalau sedang stres atau banyak pikiran, psoriasisnya timbul,” ungkap dr. Githa.
Bermacam tipe psoriasis
Penampakan psoriasis bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya. “Yang paling sering ditemukan psoriasis tipe plak/vulgaris,” ujar dr. Githa. Kulit tampak berbercak merah, tebal dan bersisik kasar, dengan warna putih transparan. Ukurannya, mulai dari sebutir jagung sampai sebesar telapak tangan; bisa hanya satu, bisa banyak. Umumnya muncul di kulit kepala, siku, bokong, sekitar kemaluan dan lutut. “Bisa terjadi psoriasis bertahun-tahun hanya di kulit kepala. Selanjutnya muncul di tempat lain,” ujarnya.
Tipe gutata lebih sering muncul pada anak-anak. Bentuknya bulat atau lonjong seperti tetesan air (guttate), berdiameter 2-6 mm. biasanya muncul di daerah badan, lengan atau kaki. Sekitar 2/3 pasien yang mengalami, memiliki riwayat infeksi tenggorokan, khususnya dipicu oleh Streproocccus group A.
Adapun psoriasis inversa mengenai daerah lipatan seperti leher, ketiak dan selangkangan. Kulit berbercak merah, sisik tidak terlalu kentara karena berada di daerah lipatan yang lembab. “Kalau dikerok, tetap ada sisik,” ucap dr. Githa.
Psoriasis pustulosa jarang terjadi; mayoritas muncul pada orang dewasa. Muncul lentingan berisi nanah, dikelilingi kulit yang kemerahan; tampak menular tetapi sebenarnya tidak. Ada dua jenis, lokalisata yangterjadi di telapak tangan dan kaki, dan generalisata yang mengenai hampir seluruh tubuh. “Pada lokalisata ada keluhan gatal dan nyeri ringan. Biasanya tidak sampai demam menggigil,” terang dr. Githa. Pada generalisata, pasien biasanya demam, mengigil, dan lenting berisi nanah terasa sangat nyeri seperti terbakar, sehingga umumnya perlu dirawat inap.
Tipe paling berat yakni psoriasis eritroderma, “Hampir seluruh tubuh terkena psoriasis.” Kalau sudah begini, pasien perlu menjalani rawat inap.
Psoriasis di tempat lain
Peradangan yang terjadi, bisa memengaruhi organ lain, seperti kuku dan sendi. Kuku tampak berlubang-lubang kecil seperti tertusuk jarum. Kuku bisa terasa nyeri; lepas dari dasarnya; warnanya berubah menjadi kuning-kecoklatan, tidak lagi transparan; ada zat seperti kapur di bawah kuku.
Radang sendi (artritis) akibat psoriasis sering mengenai pergelangan tangan/kaki, jari-jari tangan/kaki dan lutut. Sendi membengkak, kemerahan dan nyeri, yang memburuk di pagi hari dan setelah beristirahat. “Ciri khasnya, berbentuk seperti sosis,” ujar dr. Githa. Biasanya kuku juga rusak, dan ada bercak psoriasis. Pada 70% kasus, penderita psoriasis selama 10 tahun kemudian menderita artritis psoriasis dan 90% mengalami perubahan pada kuku. (nid)
Bersambung ke: Hubungan Psoriasis dengan Kondisi Lain