pil kb hormonal untuk pria
pil kb hormonal untuk pria

Pil KB Pria AS Uji Preklinis, Karya Anak Bangsa Indonesia Sudah Uji Klinis dan Siap Diproduksi

Pil kontrasepsi non hormonal untuk pria di Amerika Serikat, dikabarkan sudah lolos uji preklinis (terhadap binatang/tikus). Md Abdullah al Noman dari Institute of Therapeutic Discovery and Development, University of Minnesota di Minneapolis, USA, menyatakan pil KB pria itu akan segera uji klinis (terhadap manusia).

Ia optimistis, pil KB non hormonal pria akhirnya akan menjadi kenyataan. “Ketika kami memberikan dosis sampai 100 kali lipat, senyawa dimaksud tidak menunjukkan toksisitas pada tikus," ujarnya saat presentasi di Konferensi American Chemical Society Spring 2022 di San Diego, California, belum lama ini. 

Sejauh ini belum ada pil kontrasepsi yang aman dan efektif untuk pria, yang berhasil melewati uji klinis. Umumnya pil KB pria berbasis hormon, yang memiliki banyak efek samping, sehingga tidak dapat dipasarkan. Pil KB pria non hormonal ini dinyatakan, 99 persen efektif mencegah kehamilan pada tikus tanpa efek samping yang teramati.

Uji klinis pada manusia mulai dirancang. Sejumlah peneliti memperingatkan, alasan keselamatan dapat mencegah obat itu untuk bisa dipasarkan. "Pertimbangan keselamatan penting, karena pria yang meminumnya bukan karena sakit, sehingga tidak toleran terhadap efek samping," kata Abdullah dan timnya.

Tim peneliti memberi dosis harian molekul yang disebut YCT529, kepada sejumlah tikus jantan. Setelah 4 pekan, jumlah sperma tikus jantan yang menjadi hewan coba diketahui merosot. Sekitar minggu ke-4 - 6 setelah berhenti menerima molekul itu, tikus jantan  bisa kembali bereproduksi normal tanpa efek samping. Bagaimana pun, efek samping kontrasepsi non-hormonal diyakini lebih aman.

Riset sebelumnya menunjukkan, rekayasa genetika dengan mengedit gen RAR-alfa tidak memberi efek samping apa pun pada tikus, di luar ketidakmampuan memoduksi sperma. Dikuatkan hasil riset itu, Noman dan tim menggandeng perusahaan YourChoice Therapeutics, untuk melakukan uji klinis (pada manusia) tahun ini juga.

Meski tidak ada efek samping pada tikus, Noman tidak dapat menjamin pil kontrasepsi itu aman bagi manusia. "Jika Anda mengembangkan obat yang menarget sesuatu yang benar-benar baru, perlu berhati-hati tentang keselamatan. Belum ada catatan sama sekali dalam bidang itu," kata Richard Anderson dari University of Edinburgh, Inggris Raya.

Koleganya, Richard Sharpe, mengiyakan. “Sistem sinyal vitamin A berperan penting dalam sistem tubuh. Menurut saya, tidak mungkin sebuah senyawa dengan aktivitas seperti itu akan bebas efek samping," katanya. 

Pil KB pria non hormonal karya anak bangsa

Sebenarnya, sudah ada pil KB pria non hormonal. Berbahan dasar herbal asli Indonesia gandarusa, pil KB pria ini sepertinya yang pertama di dunia. Pil KB ini diteliti dan dikembangkan oleh anak bangsa. Prof. Dr. Bambang Prajogo E. W., Apt., MS, dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, melakukan penelitian sejak 1985 atas herbal gandarusa. Ini tanaman perdu yang banyak tumbuh di Papua.

Ada suku di Papua, yang kaum prianya mengonsumsi tanaman Justicia gendarussa untuk mencegah kehamilan istri. Pasangan ini sudah menikah tapi belum boleh punya anak, karena belum membayar mahal.

"Kaum pria menggunakannya 30 menit sebelum berhubungan. Kami teliti, ternyata secara ilmiah dapat menurunkan aktivitas sperma," papar Prof. Dr. Bambang Prajogo di Lembaga Penyakit Tropis Unair, Mei 2013. Menurut Prof Bambang, pil KB non-hormonal ini tidak punya efek samping. Kandungan flavanoidnya menghambat kerja enzim pada sperma. 

"Yang dihambat enzimnya, yang berfungsi menembus selaput sel telur sehingga sperma bisa masuk. Enzim ini di-inactive oleh kandungan flavanoid dalam gandarusa," papar Prof. Bambang. Pil KB pria ini sudah dipatenkan 2009, dan mendapat Anugerah Kekayaan Intelektual dari Presiden RI (2010).

Belum dipasarkan, pil KB pria ini sudah melalui uji klinis fase III, sudah diujikan pada 350 subjek pasangan usia subur. Sudah dilakukan registrasi BPOM. "Teman-teman dari Amerika membantu registrasi ke FDA (Pengawas Obat dan makanan Amerika,” papar Prof Bambang ketika itu.

Sepertinya pil KB pria non hormonal karya anak bangsa selangkah di depan, dari Tim peneliti Institute of Therapeutic Discovery and Development, University of Minnesota di Minneapolis, USA. (sur)