penderita diabetes kerap mengalami gangguan pencernaan

Penderita Diabetes Kerap Mengalami Gangguan Pencernaan, Ini Alasannya dan Cara Mengatasinya

Gangguan pencernaan seperti rasa begah di perut, gampang mual, mau muntah atau kembung kerap dialami oleh penderita diabetes. Ada beberapa hal yang menyebabkan perut berulah sehingga menciptakan rasa tidak nyaman.

Menurut dr. H. Syafruddin A.R.I., SpPD-KGEH, MARS, FINASIM, dari RS Gading Pluit Jakarta., dalam perjalanan penyakitnya, diabetes memberikan komplikasi ke berbagai hal, umumnya mengenai di dua aspek besar: sistem saraf dan pembuluh darah.

Khusus di saluran cerna, mereka dengan kadar gula darah tinggi yang menetap, atau yang memiliki nilai HbA1C > 8,0% terjadi kerusakan kronis (sudah berlangsung lama) pada saraf vagus yang menjalari otot-otot lambung dan usus. 

Sebagai informasi, HbA1C adalah nilai rata-rata kadar gula darah selama 3 bulan. Umumnya target pengobatan penderita diabetes adalah nilai HbA1C <6,5%. Jika dikonversi, ukuran 6% setara dengan kadar gula darah 126 mg/dl, 7% setara 154 mg/dl, 8% setara 183 mg/dl, 9% setara 212 mg/dl dan 10% setara 240 mg/dl.

Secara medis keluhan pencernaan ini disebut gastrointestinal autonomic neuropathy (GAN). Dalam jurnal Internal Medicine tahun 2000 disebutkan sekitar 76% diabetasi (orang dengan diabetes) mengalami GAN.

Ini dipicu oleh akumulasi sorbitol dan fruktosa (keduanya adalah jenis gula) di dalam sel-sel saraf yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan saraf.  GAN bisa ikut mengganggu pengeluaran asam lambung dan memperlambat gerak peristaltik usus (gerak usus mencerna makanan).

Terjadi gangguan pengosongan lambung. Dimanifestasikan dalam bentuk mual, cepat kenyang, begah, kembung dan rasa pahit yang tidak berkurang di mulut. Lamanya gangguan mual atau muntah dapat timbul dalam hitungan hari, bahkan bulanan.

Karena pengosongan lambung terganggu, maka makanan yang dimuntahkan pun bisa ‘sisa’ makanan beberapa hari lalu yang belum tercerna.   

Asam lambung naik dan diare

GERD (gastroesophageal reflux disease) atau naiknya asam lambung dapat terjadi dalam kasus ini. Ditandai dengan perasaan / sensasi seperti terbakar di dada. Menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman. 

Diare dan gangguan pencernaan bagian bawah lain pun dapat terjadi. Diare berlangsung dalam beberapa jam atau hari, namun juga kerap berubah menjadi konstipasi (sembelit).

Karena adanya perlambatan gerakan usus, maka perlu disiasati dengan penerapan pola makan tertentu, makanlah dengan jumlah sedikit dan sering. Hindari makanan berserat yang terlalu kasar.

“Ada baiknya kalau makan sayur ditumbuk dulu,” tambah dr. Syafruddin. Selain itu disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan berlemak.

Jika kondisi tidak membaik dengan perubahan cara makan, diberikan obat-obatan jenis metclopropamide (Reglan) yang bekerja mempercepat pengosongan lambung. Sayangnya obat ini memberi efek samping seperti tremor, kebingungan dan tegang otot secara tidak sadar (dystonia).

Domperidone (Motilium) memiliki efek mirip metclopropamide dalam hal mempercepat pengosongan lambung, namun memberi efek samping minimal dibanding metclopropamide. (jie)