Nutrisi untuk Penderita Kanker | OTC Digest

Nutrisi untuk Penderita Kanker

Menderita kanker bukan berarti kiamat. Dengan pengobatan yang benar dan nutrisi yang tepat, penderita bisa sembuh.  

Jangan terlalu kurus. Ini penting dalam proses penyembuhan penyakit kanker. “Kalau penderita terlalu kurus atau kaheksia, penyembuhan susah dilakukan. Pada proses radiasi  biasanya ada luka. Kalau tubuh pasien terlalu kurus  sulit untuk pulih, karena zat-zat pembangun atau yang memperbaiki jaringan yang luka tidak cukup,” kata dr. Sri Sukmaniah, MS, SpGK, dari RS Kramat, Jakarta.

Perlu makanan berkalori untuk menjaga berat badan. Sumber karbohidrat sebaiknya pilih yang tinggi serat seperti serealia, beras merah atau roti gandum, karena akan membantu proses pembuangan kotoran. Protein bisa dari susu rendah lemak atau susu skim. Sumber omega-3 bisa dari ikan dan ayam tanpa lemak, dan hindari daging merah karena tinggi lemak jenuh.

Protein dibutuhkan untuk proses penyembuhan, membangun serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, melawan infeksi, serta memberi energi. Asam amino esensial berupa BCAA (branched-chain amino acid) atau asam amino rantai cabang seperti valin dan isoleucin memiliki keistimewaan karena bisa langsung dipakai untuk proses pembentukan dan pemulihan sel.

Protein nabati bisa dari kacang-kacangan. “Kacang kaya vitamin, mineral dan serat, mengandung antioksidan fitosterol, yang bersifat melindungi sel dari kerusakan,” kata dr. Sri.  Kedelai dan produk turunannya yang tanpa difermentasi, bagus dikonsumsi karena mengandung genestein yang dapat menghambat pertumbuhan tumor.

Sayur pilih yang berdaun hijau, sedangkan konsumsi buah komposisinya 5 porsi/hari. Buku Breas Cancer-What Every Woman Should Know menjelaskan, sayuran yang bersifat antikanker adalah yang mengandung vitamin A dan C, seperti brokoli, sawi hijau, bayam, selada air, bit, asparagus atau wortel. Batasi konsumsi kangkung, karena dapat mengurangi efektifitas obat.

Bawang putih termasuk antikanker. Menurut National Cancer Institute, Amerika Serikat, bawang putih mengandung flavanoid dan selenium tinggi yang bersifat antiradang dan antibakteri. Baunya yang menyengat berasal dari kandungan sulfur yang tinggi, yaitu allyl sulfur yang dapat memperlambat kerusakan sel tubuh akibat perkembangan sel kanker.

Buah pilih yang mudah dikonsumsi dan mengandung banyak air, seperti melon, nanas, pisang atau pear. Alpukat juga bagus, “Karena kalorinya cukup dan mengandung asam lemak omega-9. Biasanya pasien kanker yang menjalani radiasi sulit menelan.  Tekstur alpukat yang lembut membuatnya gampang ditelan. Bisa dikombinasi dengan susu rendah lemak, atau tambahkan madu,” kata dr. Sri.  

Makanan perlu variasi karena tidak ada makanan yang mengandung vitamin mineral yang sempurna. Tak perlu makan dengan porsi besar. Lebih  baik, dalam satu porsi berisi campuran aneka sayur dan kacang-kacangan. Usahakan cukup minum, untuk menjaga fungsi tubuh agar dapat bekerja dengan baik.

Perhatikan pula cara pengolahan makanan. Jangan dibakar / panggang, karena bagian yang gosong menghasilkan zat karsinogenik atau pemicu kanker. Batasi gorengan, atau jika ingin menggoreng pilih minyak yang tahan suhu tinggi dan jangan gunakan minyak lebih dari dua kali.

Selain pola makan sehat, berat badan  perlu dikendalikan. Aktivitas fisik dan berpikir positif tak kalah penting dalam pencegahan dan penanganan kanker. (jie)