Mengenal Radang Sendi Psoriatic Arthritis | OTC Digest

Mengenal Radang Sendi Psoriatic Arthritis

Psoriatic arthritis (PsA) merupakan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh – yang harusnya melindungi dari kuman – menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat.

Respons imun yang tidak normal tersebut menyebabkan peradangan di persendian, setelah sebelumnya menyerang sel-sel kulit (psoriasis). Berdasarkan laporan WHO : Global Report on Psoriasis 2016, sekitar 1,3-34,7% penderita psoriasis mengalami radang sendi (psoriatic arthritis) yang mengarah pada kerusakan sendi dan kecacatan.

Baik penderita psoriasis pria maupun wanita memiliki risiko yang sama terkena psoriatic arthritis. Umumnya, PsA menyerang seseorang yang berusia 30-50 tahun. Jika seseorang memiliki orangtua dengan psoriatic arthritis, kemungkinannya adalah 3 x lipat untuk mendapatkan penyakit yang sama.

Penyebab

Sampai saat ini penyebab psoriatic arthritis belum diketahui pasti. Namun diduga berkaitan dengan faktor genetik. Penderita PsA diketahui positif pada gen HLA-B27; penyakit radang sendi lain yang berkaitan dengan HLA-B27 adalah ankylosing spondylitis (AS).

Baca juga : Ankylosing Spondylisis, Penyakit Rematik yang Menyebabkan Tulang Belakang Menyatu

“Tidak semua orang dengan HLA-B27 positif akan menderita psoriatic arthritis atau ankylosing spondylitis. Faktor lingkungan, seperti merokok, paparan logam berat seperti asbes, atau infeksi (bakteri / virus), memicu mereka dengan gen HLA-B27 positif berkembang menjadi PsA atau AS,” terang Dr. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR, dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Gejala

Penderita psoriatic arthritis biasanya mengeluhkan rasa sakit dan bengkak di persendian, terutama sendi perifer (sendi-sendi di tangan atau kaki), serta kelainan kulit akibat penyakit psoriasis.

Bagian sendi yang meradang akan terasa lebih hangat. Komplikasi radang sendi ini menyebabkan pasien mengalami kekakuan sendi, terutama saat bangun tidur, disertai dengan badan terasa lelah.

Tanda-tanda PsA tersebut menyerupai gejala rheumatoid arthritis (RA). Kebanyakan penderita juga lebih mudah mengalami obesitas, tekanan darah dan kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta diabetes.

Beberapa gejala umumnya adalah :

  1. Pembengkakan di jari tangan dan kaki; terlihat adanya kelainan bentuk di tangan dan kaki penderita.
  2. Terjadi kelainan kulit berupa psoriasis.
  3. Nyeri pada kaki, terutama di titik-titik di mana tendon (urat) dan ligamen (jaringan ikat) melekat pada tulang – di bagian belakang tumit (achilles tendinitis), atau di telapak kaki (plantar fascilitis).  
  4. Nyeri di punggung bawah. Beberapa penderita PsA juga akan berkembang menjadi ankylosing spondylitis, di mana terjadi peradangan pada sendi antara ruas tulang belakang dan panggul.

Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan benar, psoriatic arthritis berisiko menyebabkan komplikasi seperti :

  1. Kerusakan sendi permanen. “Bisa berkembang menjadi arthritis mutilans, di mana sendi yang meradang (terutama di jari) lama-lama menjadi pendek,” terang dr. Rudi.
  2. Penyakit kardiovaskular.
  3. Gangguan mata, seperti uveitis yang menyebabkan nyeri, mata merah dan penglihatan kabur.

Pengobatan

Penanganan dan tindakan yang diberikan bermaksud untuk mengurangi radang sendi, sehingga menekan rasa nyeri dan mencegah kecacatan. Beberapa tatalaksana yang dilakukan antara lain:

  1. Terapi panas dan dingin.
  2. Injeksi steroid, untuk mengurangi peradangan secara cepat.
  3. Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS), untuk meredakan nyeri dan mengurangi peradangan.
  4. Obat anti-reumatik (disease-modifying antirheumatic drugs / DMARDs) untuk memperlambat berkembangnya psoriatic arthritis, dan menghindari kerusakan permanen sendi.
  5. Pengobatan biologik, bekerja sebagai penghambat TNF (tumor necrosis factor) alfa, dan IL (interleukin) -17A yang adalah protein-protein pemicu peradangan.
  6. Operasi pergantian sendi yang sudah rusak. (jie)

Baca juga : Perjuangan Drg Rio Atasi Psoriatic Arthritis, Dari Tidak Bisa Jalan Sampai Ingin Bunuh Diri