Memahami Cara Kerja Obat Diabetes | OTC Digest

Memahami Cara Kerja Obat Diabetes

Beberapa saat setelah makan, kadar gula darah harusnya tutun karena gula dimasukkan ke sel, untuk digunakan sebagai energi. Namun pada penyandang diabetes, kadar gula darah tetap tinggi. Ini menandakan bahwa sel kekurangan gula/energi. “Sel-sel tubuh kelaparan sehingga lama-lama rusak. Timbullah komplikasi,” terang ahli endokrin dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D.

Agar gula bisa masuk ke sel, dibutuhkan insulin untuk membuka “kunci” sel. Ada dua hal yang membuat gula tidak bisa masuk ke sel: pankreas sebagai penghasil insulin rusak (diabetes mellitus tipe 1/DM 1), atau tubuh resisten/tidak sensitif terhadap insulin (DM 2).

Obat-obatan diabetes bekerja tidak sekadar untuk menurunkan kadar gula darah, tapi juga membantu gula masuk ke sel. Karena diabetes termasuk kronis, maka pengobatan harus seumur hidup. Obat harus diminum secara rutin dan teratur. “Nomor satu yang menghambat kepatuhan minum obat yaitu ketidakdisiplinan,” ungkap dr. Med. Beny Santosa, Sp.PD, KEMD dari RS Gading Pluit, Jakarta.

Ada begitu banyak pilihan obat anti diabetes. Dengan cara kerja yang berbeda-beda. Topic Kita kali ini mengulas beberapa obat anti diabetes yang kerap digunakan di Indonesia. Yuk kenali cara kerjanya masing-masing. Perhatikan pula tata cara minum obat. Baca petunjuk pada kemasan obat, atau tanyakan dengan detil kepada dokter/perawat.

 

Metformin

Metformin termasuk golongan obat biguanides. Sejak dipasarkan pertama kali pada 1995, hingga kini metformin menjadi terapi utama (lini pertama) dalam pengobatan diabetes. Ada dua syarat agar obat menjadi terapi lini pertama. “Yakni, obat tersebut tidak memiliki efek samping yang berat, dan sudah memiliki pengalaman panjang dalam mengobati,” ujar dr. Dante. Metformin memenuhi kedua syarat tersebut.

Dalam proses masuknya gula ke sel, diperlukan manajemen transfer energy, yang diatur oleh enzim AMPK (AMP-activated protein kinase). “Metformin sangat penting karena akan memberikan switch on agar energy (gula) yang ada di darah bisa masuk ke sel,” terang dr. Dante. Metformin membuat tubuh lebih sensitive terhadap insulin, mengurangi penyerapan gula di usus, dan membantu otot menyerap gula dari darah.

Efek samping metformin yang paling sering misalnya gangguan di usus, mual,muntah, diare, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan. Metformin diminum sesudah makan.

Bila metformin sebagai lini pertama tidak bisa mengontrol kadar gula darah, maka diberikan obat lain sebagai terapi lini kedua. “Bukannya metformin diganti, melainkan ditambah dengan obat lain,” ujar dr. Dante.

 

Sulfonylureas (SU)

Obat golongan SU termasuk obat anti diabetes paling tua yang masih dipakai hingga sekarang. SU mulai dipasarkan sejak 1955. Obat ini bekerja dengan menstimulasi sel beta pankreas untuk memproduksi inslin lebih banyak. Yang termasuk obat golongan SU antara lain glimepiride, glipizide, glibenclamide, tolazamide dan tolbutamide.

Glimepiride harus diminum dengan makanan. Minumlah sesaat sebelum atau saat sarapan, atau makan pertama di hari itu. Glipizide harus diminum dalam keadaan perut kosong. Minumlah ½ jam sebelum makan. Namun pada jenis yang XR (extended release)  harus diminum dengan makanan; telan obat dalam keadaan utuh, jangan dipotek atau dihancurkan. Glibenclamide diminum bersama makanan, konsumsilah saat sarapan atau makan pertama hari itu. Tolazamide harus diminum bersama makanan, di pagi hari. Tolbutamide juga harus diminum bersama makanan, di pagi hari (untuk dosis tunggal). Pada dosis >1x sehari, tanyakan ke dokter untuk jadwal minumnya.

Mengingat cara kerjanya yang menstimulasi sel beta, maka SU tidak bisa diberikan pada mereka yang sel betanya sudah tidak mampu lagi memproduksi insulin. SU kontraindiasi bagi penyandang DM 1, mereka yang memiliki penyakit hati (lever) atau ginjal tahap lanjut, dan alergi terhadap sulfa.

Pasien DM 2 yang mendapat SU perlu lebih berhati-hati karena obat golongan ini cenderung menimbulkan hipoglikemia (kadar gula darah terlampau rendah). Waspadai hipoglikemi yang tidak bergejala. Pada kondisi ini, risiko serangan jantung akibat aritmia (detak jantung tak beraturan) meningkat. “Banyak pasien diabetes meninggal saat tidur. Bila mengalami hipoglikemi yang bergejala, pasien pasti terbangun. Namun kalau hipoglikemi aritmia, dia tetap akan tertidur,” papar dr. Dante.

Kemungkinan efek samping lain dari SU mencakup pusing, mengantuk, masalah pencernaan, berat badan bertambah, dan kulit jadi sensitif terhadap cahaya. Hindari paparan sinar matahari langsung; kenakan tabir surya bila harus berpanasan.

 

Ilustras: Pixabay

Bersambung ke: Selain Metformin dan SU