Kita tahu bila mendengarkan musik bisa merangsang kecerdasan otak bayi. Manfaat musik ternyata jauh dari itu, penelitian terbaru menyatakan bila terapi musik membantu pemulihan kemampuan bicara, berjalan bahkan berpikir pada pasien stroke.
Menyanyi, bermain instrumen atau mendengarkan musik, semuanya bisa meningkatkan aktivitas sel otak di area yang mengontrol kemampuan bicara, bergerak, daya ingat dan emosi. Lebih luar biasa ternyata musik mampu secara fisik meningkatkan materi otak, yang akan membantu otak memperbaiki dirinya sendiri.
Bahkan, jurnal Brain 2015 menjelaskan musik bermanfaat pada otak yang tidak berfungsi optimal. Misalnya pada penderita Alzheimer, musik kerap kali memicu reaksi, membantu pasien mengakses ingatan yang sebelumnya hilang.
Pada penelitian terbaru, Rebecca Atkinson, dari Neurologic Music Therapy, University of Brighton, Inggris, menerapkan terapi musik pada orang dengan gangguan neurologis berbeda seperti, Parkinson, stroke atau cedera otak.
Ia menggunakan musik atau aktivitas ritmik untuk membantu pasien memulihkan kemampuan fungsionalnya. Misalnya, pada pasien yang belajar berjalan setelah kecelakaan, mereka berlatih berjalan mengikuti irama musik selama sesi terapi.
Berbicara, berjalan dan berpikir
“Sejauh ini, terapi ini menjanjikan membantu penderita stroke dalam pemulihan kemampuan bicara, memperbaiki jalan dan pemulihan gerakan tubuh yang lebih baik, dibandingkan terapi standar,” ujar Atkinson, melansir Sciencealert.
Sebagian besar penelitian di bidang ini memakai teknik yang disebut latihan entrainment ritmik, yang menggunakan kemampuan otak untuk menyinkronkan dengan ketukan – seperti harus berjalan dengan kecepatan musik atau ketukan tertentu.
Dibandingkan dengan terapi tanpa musik, terapi musik neurologis terlihat lebih cepat untuk memperbaiki kemampuan berjalan dan mengurangi waktu “membeku” (ketidakmampuan sementara untuk bergerak) pada pasien Parkinson.
Pada penderita cedera otak atau penyakit Huntington (cacat gen yang menyebabkan penderita mengalami gangguan berpikir, bergerak, bahkan gangguan jiwa), terapi musik difokuskan untuk mengaktifkan/menstimulasi area otak yang telah rusak, misalnya korteks prefrontal, area otak yang bertanggungjawab untuk membuat perencanaan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan kontrol diri.
“Riset menunjukkan bila aktivitas jenis ini memperbaiki konsentrasi dan atensi penderita cedera otak. Ini memberi dampak positif pada kualitas hidup mereka, termasuk mengurangi depresi dan gangguan kecemasan,” imbuh Atkinson.
Hubungan mesra musik dan otak
Peneliti menemukan bila musik secara unik membentuk koneksi baru di otak – yang biasanya rusak pada penderita stroke, cedera otak atau penderita Parkinson. Mendengarkan musik juga meningkatkan kemampuan sel otak memperbaiki diri, yang berarti fungsi otak akan lebih baik dan menciptakan koneksi-koneksi antarsaraf yang baru.
Atkinson menjelaskan, bila musik memberikan efek yang bertahan lama di otak. Ini terlihat pada otak musisi yang memiliki koneksi saraf lebih baik, dibanding mereka yang tidak bermain musik. Ini penting bagi mereka dengan kondisi neurologi, seperti stroke dan Parkinson, karena musik membantu memperbaiki koneksi saraf seiring waktu.
“Mengingat bahwa banyak kondisi neurologis mempengaruhi koneksi di otak, kemampuan musik untuk mengaktifkan beberapa area secara bersamaan dapat membantu masalah koneksi ini, dan membangun yang baru. Memungkinkan orang untuk mengatasi gejala tertentu, atau mengelolanya dengan lebih baik,” pungkas Atkinson. (jie)