Komplikasi ISK
Komplikasi ISK

Komplikasi ISK

Umumnya, ISK (infeksi saluran kemih) jarang menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Namun, jangan berharap ISK akan hilang sendiri. “ISK akan berulang, karena ‘ayamnya’ belum mati,” tegas dr. Johan R. Wibowo, Sp.U, dari RS Omni Pulomas, Jakarta. Yang dimaksud adalah,gejala/keluhan mungkin akan hilang. Apalagi bila kita banyak minum, yang akan mengencerkan urin sehingga populasi kuman ikut berkurang. “Gejala ISK baru muncul saat jumlah kuman di atas 100.000. Kalau urin diencerkan gejalanya bisa hilang, tapi kuman masih ada dan bisa berkembang biak lagi,” tuturnya.

ISK bisa menjadi kronis bila terus berulang. Lama kelamaan, dinding saluran kemih menipis dan bulu-bulu vilinya berkurang. Sedangkan, bulu-bulu halus ini sangat penting untuk menjaga dinding saluran kemih dan melindunginya dari peradangan. “Kalau sudah tipis atau gundul, saluran kemih mudah meradang, berdarah dan timbul gejala anyang-anyangan,” terang dr. Johan.

Bahaya lain, pengobatan menjadi lebih sulit, karena kuman resisten (tahan) terhadap obat. “Obat yang diperlukan akan makin kuat jenisnya, dan makin mahal,” ujarnya. Dan bila bulu vili sudah rusak, saat berkemih (kencing) akan terasa sakit meski sudah diobati dengan berbagai jenis antibiotik yang mahal sekalipun. Diperlukan obat khusus untuk menumbuhkan kembali vili yang sudah hilang.

 

ISK atas

Sebagian besar ISK terjadi pada saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra). Waspada bila gejala disertai dengan nyeri pinggang atau punggung bawah, demam tinggi, mengigil, bahkan yang bersangkitan sampai kehilangan kesadaran. Bisa jadi, infeksi telah naik hingga mencapai ginjal. “Berbahaya kalau yang terserang kedua ginjal, bukan hanya sebelah atau satu ginjal,” ucap dr. Johan.

Hal itu bisa terjadi bila ISK didiamkan dan sakit yang ditimbulkan ditahan mati-matian. Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi, sehingga bila nyeri terus ditahan, tubuh akan beradaptasi dengan rasa nyeri tersebut.

Infeksi yang sudah sampai ke ginjal (pielonefritis), bisa menyebabkan gagal ginjal akut (mendadak) maupun penyakit ginjal kronis, hingga akhirnya ginjal rusak secara permanen dan tidak bisa kembali berfungsi normal. Bila ini sampai terjadi, pilihannya ada dua: dialisa (cuci darah)  atau transplantasi ginjal.

Bisa terjadi sepsis, yakni infeksi masuk ke aliran darah sehingga terjadi infeksi sistemik yang bisa menyebabkan kematian. Kemungkinan komplikasi lain, terbentuk abses (nanah) di ginjal, atau infeksi menyebar ke daerah di sekitar ginjal. Proses hingga infeksi sampai di ginjal dan menimbulkan berbagai komplikasi membutuhkan waktu yang lama, dan kemungkinannya kecil. Bagaimana pun, bila mengalami ISK sebaiknya segera diobati sampai tuntas. (nid)