COVID-19 adalah penyakit yang unik dan masih banyak hal yang belum ketahui jelas tentangnya. Secara umum penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini menyerang baik pada pria atau wanita, namun di Jakarta, Jateng dan Jabar kasus positif pada pria lebih tinggi. Ini menggambarkan kondisi secara umum di Indonesia, bahkan dunia.
DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah, merupakan tiga daerah dengan kasus COVID-19 yang tinggi di Indonesia. Data dari situs resmi masing-masing pemerintah daerah menunjukkan per 17 September 2020 di DKI Jakarta ada 59.472 kasus positif, 18.921 kasus di Jawa Tengah, dan 15.584 kasus untuk Jawa Barat. Sementara secara nasional, total kasus hingga 17 September adalah sebanyak 232.628 kasus.
Dari jumlah tersebut tercatat bila jumlah kasus positif pada pria di Jakarta lebih dari separuhnya, yakni 51,12%. Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta mencatat untuk kasus suspek untuk pria sebanyak 50,13%, dan kontak erat 51,52%-nya pria.
Sementara di provinsi yang dipimpin oleh Ganjar Pranowo dari total konfirmasi positif sebanyak 18.921 kasus, persentase pria sebanyak 52,38 % dan wanita 47,62%. Untuk mereka yang harus mendapat perawatan di rumah sakit angka pria pun lebih tinggi (52,67%), sementara perempuan 47,33%.
Walau persentase pria yang sembuh di Jawa Tengah tinggi (51,74%), tingkat kematiannya juga lebih tinggi, dengan 59,81%, dibandingkan wanita (40,19%).
Untuk Jawa Barat, dengan total 15.584 kasus, 49,9%-nya adalah pria dan 43,7% wanita; 6,4% tidak aktif/tidak diketahui. Kasus terkonfirmasi pada pria tertinggi berusia antara 30-39 tahun, kemudian disusul kelompok umur 40-49 tahun dan 50-59 tahun.
Jumlah pria yang sedang isolasi/dalam perawatan adalah 51,7% dan yang selesai isolasi/sembuh sebanyak 47,9%. Sayangnya jumlah pria yang meninggal jauh lebih tinggi dibanding wanita, yakni 66% : 34%.
Data-data tersebut menggambarkan bagaimana pria secara umum lebih berisiko terinfeksi COVID-19, dibanding wanita. Ini sesuai dengan survei-survei di belahan bumi lain.
Otoritas kesehatan Inggris mengeluarkan data bahwa angka kematian pada pria akibat COVID-19 dua kali lebih banyak dibanding wanita, yakni 97,5 kematian per 100.000 populasi pria dibanding 46,6 kematian per 100.000 populasi wanita.
Data juga menyebutkan pola yang sama juga terjadi di enam negara terjangkit COVID-19. Di antara negara tersebut, China, Italia, Perancis dan Korea Selatan melaporkan bila mortalitas pasien pria 50 % lebih besar dibanding wanita.
Riset lain di New York menemukan walau jumlah pasien pria dan wanita yang terjangkit SARS-CoV-2 sama banyaknya, tetapi pasien pria cenderung mengalami gejala yang lebih parah, dan akhirnya meninggal.
Para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab adanya perbedaan ini, tetapi ditengarai akibat gaya hidup yang berbeda. Selain itu mereka melihat pria lebih rentan karena cenderung merokok, memiliki imunitas yang lebih lemah, dan penyakit penyerta yang lebih tidak terkontrol, dibanding wanita. (jie)
Baca juga : Virus Corona Pilih Gender : Pria Lebih Berisiko Terinfeksi dan Meninggal Akibat COVID-19