Kita masih kerap bingung, kapan waktu minum obat yang tepat – sebelum, sesudah, ataukah saat makan? Tidak ada jawaban yang sederhana untuk pertanyaan ini. Namun secara umum, minum obat sebaiknya dilakukan saat perut kosong (satu jam sebelum makan atau 2 jam setelahnya).
Mengapa demikian? Ada sejumlah alasan, tapi secara umum berkaitan dengan absorbsi atau penyerapan obat, yang bisa terpengaruh oleh makanan. Berikut ini penjelasannya.
- Beberapa makanan bisa menghalangi dan menghentikan obat sehingga tidak terabsorbsi dengan benar.
- Terkadang, makanan bisa meningkatkan jumlah obat yang terabsorbsi ke tubuh, sehingga kemungkinan terjadinya efek samping lebih besar.
- Beberapa obat perlu bekerja langsung di lambung, sehingga membutuhkan kondisi lambung benar benar kosong.
Kapan Waktu Minum Obat yang Tepat
Kini kita paham kenapa obat sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong. Namun kapan waktu minum obat yang tepat? Berdasarkan jeda dengan waktu makan, secara garis besar ada empat cara dan waktu kapan sebaiknya minum obat. Mari kita bahas satu per satu.
1. Obat yang diminum saat PERUT KOSONG
Pada beberapa jenis obat ini, kehadiran makanan akan mengganggu penyerapan obat tersebut dari saluran cerna. Contoh obat yang sebaiknya diminum saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) adalah obat antasida untuk meredakan maag, rifampisin dan isoniazid (obat tuberkulosis), dan sirup yang mengandung sukralfat (biasanya berwarna pink, untuk mengatasi dispepsia).
2. Obat yang diminum SEBELUM makan
Ada beberapa alasan mengapa suatu obat disarankan diminum sebelum makan (biasanya kurang lebih 30 menit sebelum makan). Salah satu alasannya, karena keberadaan makanan akan menghambat keterserapan obat dari saluran cerna.
Beberapa contoh obat yang diminum sebelum makan adalah golongan proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole, pantoprazole, esomeprazole, dan lansoprazole. Untuk obat-obat ini, penelitian membuktikan bahwa kerja obat akan lebih baik jika tidak ada makanan di saluran cerna karena keberadaan makananan akan merangsang asam lambung. Adapun untuk obat domperidone dan metoklopramid yang biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi gejala mual dan muntah, sebaiknya dikonsumsi 30 menit sebelum makan karena obat akan lebih mudah terabsorbsi.
3. Obat yang diminum PADA SAAT makan
Yang dimaksud dengan meminum obat pada saat makan adalah mengkonsumsi dahulu beberapa suap makanan. Kemudian baru meminum obat, dan lanjutkan kembali makan hingga selesai.
Salah satu contoh obat yang sebaiknya diminum dengan cara seperti ini adalah suplemen yang mengandung kalsium (Ca). Makanan akan merangsang produksi asam lambung, dan asam lambung akan membantu penyerapan kalsium dari saluran cerna. Oleh karena itu, kalsium disarankan diminum saat ada makanan, agar penyerapannya lebih optimal. Contoh lain adalah suplemen yang mengandung vitamin D. Vitamin D adalah vitamin yang bersifat larut lemak, sehingga ia akan terserap lebih baik jika ada kehadiran makanan, terutama large meal.
4. Obat yang diminum SETELAH makan
Obat-obat yang dianjurkan untuk diminum setelah makan biasanya memiliki sifat dapat mengiritasi lapisan mukosa di saluran cerna. Kehadiran makanan akan berperan sebagai ‘bantalan’ sehingga iritasi obat terhadap saluran cerna bisa lebih minimal. Contohnya, obat-obat antiinflamasi non steroid (NSAID) seperti asam mefenamat, metformin, natrium dan kalium diklofenak, ketoprofen dan deksketoprofen, ibuprofen, dan antalgin. Contoh lain adalah obat yang biasanya diresepkan dokter jika terjadi keluhan di daerah prostat, yakni tamsulosin dan dutasteride.
Dapatkan Informasi Terpercaya
Zaman sekarang, mudah sekali mendapatkan berbagai informasi dari internet, baik melalui mesin pencari maupun media sosial. Perlu lebih cermat untuk memilah dan memilih informasi yang kita dapatkan, apalagi bila berkaitan dengan obat. Untuk mengetahui tentang aturan minum obat, informasi bisa diperoleh dari:
1. Brosur atau selebaran informasi yang disertakan dengan obat
2. Kemasan produk
3. Label yang diberikan oleh apoteker saat pemberian obat
Bila mendapat informasi dari internet, pastikan berasal dari sumber terpercaya, yang ditulis oleh/berdasarkan keterangan tenaga medis seperti dokter atau apoteker.
Jika merasa sulit untuk minum obat seperti yang diinstruksikan, bicarakan dengan dokter atau apoteker. Ingatlah selalu bahwa obat memiliki dua sisi mata uang. Jika dikonsumsi dengan benar, obat-obatan bisa membantu kita merasa lebih baik, tetapi jika dikonsumsi secara tidak tepat, obat tersebut justru dapat membuat kita merasa lebih buruk. Penting untuk mengetahui waktu minum obat yang tepat, dan menjalankannya sesuai anjuran sesuai kemampuan kita.
--------------------------------------
Ditulis oleh: Dr. apt. Lusy Noviani, MM (Praktisi, Trainer dan Dosen FKIK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
____________________________________________
Ilustrasi: Image by jcomp on Freepik