Gejala Sifilis Berbeda-beda Tergantung Stadium
gejala_sifilis

Gejala Sifilis Berbeda-beda Tergantung Stadium, bisa Menyerupai Penyakit Lain

Gejala sifilis berbeda-beda, tergantung stadiumnya. Sifiis adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. “Bakteri masuk dari kulit atau mukosa (selaput lendir), khususnya di area kelamin. Masa inkubasi umumnya 21 hari, dengan kisaran 10 – 90 hari,” terang Dr. dr. Wresti Indriatmi, Sp.KK(K), M.Epid.

Sifilis sebenarnya bisa sembuh 100% bila cepat ditangani. Namun gejala sifilis kadang tidak disadari, atau malah disangka sebagai penyakit lain. Berikut ini gejala sifilis berdasarkan stadiumnya.

 

Gejala sifilis berdasarkan stadium

Sifilis primer. Ini adalah sifilis stadium 1, saat kuman pertama kali masuk. Berlangsung selama 6 minggu hingga 6 bulan. T. pallidum akan memperbanyak diri di tempat ia masuk. Muncullah luka/ulkus yang disebut chancre. Luka ini tidak nyeri, tidak gatal, tampak bersih (tidak bernanah), dan tepiannya mengeras seperti kerak.

Mengapa luka tidak sakit? “Kuman masuk ke pembuluh darah kecil dan memicu peradangan. Terjadilah endarteritis sehingga ujung saraf tidak sampai ke luka. Ini yang menyebabkan luka pada sifilis primer tidak sakit,” tutur Dr. dr. Wresti. Endarteritis adalah peradangan berat pada dinding arteri bagian dalam. Akibat hal ini, terbentuklah sumbatan sehingga ujung saraf tidak sampai ke luka.

Chancre bisa terjadi di vagina, penis, anus, atau mulut. Intinya, ia muncul di organ yang digunakan dalam aktivitas seksual. Namun karena tidak sakit, maka sering tidak disadari. Apalagi bila munculnya di tempat yang tersembunyi seperti anus. Gesekan saat berhubungan intim pun tidak membuat luka terasa nyeri. Sangat jarang orang berobat pada stadium primer, karena tidak menyadari gejalanya.

Gawatnya, pada stadium ini sifilis sangat infeksius (menular). Tanpa disadari, seseorang bisa menularkan sifilis ke pasangan seksualnya. “Sifilis itu paling menular pada stadium primer dan sekunder. Dan, 3 – 10% orang tertular hanya dengan sekali hubungan seksual saja,” tegas Dr. dr. Wresti, dalam diskusi “Sifilis, Silent Disease, si Perusak Organ” yang diselenggarakan Klinik Pramudia di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Gejala lain sifilis primer yakni pembesaran limfa (kelenjar getah bening) yang tidak sakit, di dekat luka. Umumnya di paha, bila luka ada di area genital dan anus.

Sifilis sekunder. Luka pada sifilis primer akan hilang sendiri dalam 3 – 6 minggu meski tidak diobati. Namun kemudian, luka itu masuk ke getah bening setempat dan ke aliran darah, lalu ikut bersirkulasi di dalam tubuh. Inilah sifilis sekunder, yang terjadi dalam 18 bulan setelah infeksi. Lesi pada stadium sekunder muncul beberapa minggu setelah lesi primer, dan menetap selama beberapa bulan.

“Lesi pada sifilis sekunder bermacam-macam, dan bisa menyerupai penyakit kulit lainnya. Karenanya pada fase ini, siflis disebut sebagai the great imitator,” terang Dr. dr. Wresti. Gejala sifilis sekunder bisa tampak seperti psoriasis, kutil di kelamin yang halus, bercak-bercak merah di kulit (biasanya tidak gatal, tapi ada juga yang sedikit gatal), bercak putih di langit-langit mulut, atau alopesia (rambut rontok). Alopesia akibat sifilis sekunder biasanya tidak beraturan, hingga kulit kepala tampak botak di sana-sini.

Yang paling sering adalah lesi di telapak tangan dan kaki. Lesi tampak merah dan bulat-bulat. “Yang di telapak tangan ini sangat menular,” tandas Dr. dr. Wresti. Penularannya memerlukan kontak langsung. Menyentuh barang-barang yang sama dengan penderita sifilis pada telapak tangan tidak membuat kita tertular, karena bakteri tidak bisa bertahan hidup di permukaan benda.

Bagaimana dengan jabat tangan? “kalau kulit kita utuh, sehat, dan tidak ada luka, risikonya kecil. Namun bila ada luka, itu akan jadi port entry bagi kuman untuk masuk,” terang dr. Anthony Handoko, Sp.KK, FINDSV, CEO Klinik Pramudia.

Gejala lain sifilis sekunder yakni pembesaran di beberapa kelenjar limfa. Tak hanya di dekat luka, tapi juga di tempat lain, seperti leher dan ketiak.

Sifilis laten. Gejala pada sifilis sekunder bisa hilang sendiri tanpa diobati. Setelah itu, masuklah ke sifilis laten dini. Pada fase ini, sifilis tidak menimbulkan gejala apa-apa, sehingga disebut the silent disease. Namun ketika dilakukan pemeriksaan antibodi untuk sifilis, hasilnya positif. Sifilis laten biasanya ditemukan secara tidak sengaja. Misalnya seseorang berobat ke dokter untuk keluhan PMS. Di RSCM, setiap orang yang datang dengan PMS akan dicek pula status HIV dan sifilis. Sifilis laten dini bisa terjadi di antara sifilis primer dan sekunder, atau setelah sifilis sekunder.

Sifilis tersier. Ini adalah stadium siflis terakhir, dan paling berat. “Pada stadium ini, infeksi atau inflamasi sudah mengenai susunan saraf pusat (neurosifilis), dan sistem kardiovaskular,” terang Dr. dr. Wresti. Ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Pada sifilis tersier, bisa pula terjadi sifilis laten lanjut.

Neurosifilis bisa bermanifestasi sebagai meningitis, stroke, demensia, hingga gangguan mental seperti gembong mafia Al Capone. Bisa pula muncul gangguan pada jantung, hati, paru, ginjal, tulang, saluran cerna, dan persendian. Gangguan pada mata (ocular syphilis) bisa muncul di stadium ini, atau pada stadium primer dan sekunder.

Pada sifilis tersier, bisa pula tampak gejala berupa lesi gumma. Yakni benjolan seperti karet yang bisa pecah. Gumma bisa terjadi di kulit dan sakit saat pecah, bisa pula muncul di berbagai organ lain seperti tulang dan hati. (nid)

Bersambung ke: Mendiagnosis Sifilis, Ini Pemeriksaan yang Diperlukan

____________________________________________

Ilustrasi: Love photo created by freepik - www.freepik.com