enam_mitos_fakta_obat_anti_nyeri_perlu_diketahui

Enam Mitos dan Fakta Tentang Obat Anti Nyeri, Perlu Disadari

Mitos 1 : Obat-obat antinyeri yang dijual bebas aman dikonsumsi.

Fakta : Setiap obat memiliki efek lanjut dan efek samping. Efek lanjut dan efek samping obat bebas tidak seberat obat resep. Tapi, bila digunakan secara tidak tepat, atau dosis/waktunya salah, efeknya bisa fatal.

Selain obat bebas (berlogo lingkaran hijau dengan garis tepi hitam), ada obat bebas terbatas (berlogo lingkaran biru, garis tepi hitam). Obat bebas terbatas adalah obat keras yang tidak begitu berbahaya, bisa dibeli bebas tanpa resep dokter. Biasanya disertai tanda peringatan seperti: jangan ditelan, hanya untuk bagian luar badan, dan lain lain.

Sebelum menggunakan kedua golongan obat ini, kita harus tahu bahan aktif dalam obat, indikasi, efek samping, kotra indikasi, peringatan terjadinya alergi, cara pakai dan bahan tambahan. Semua tertulis dalam kemasan.”

Mitos 2: Aman mengonsumsi obat antinyeri yang diresepkan bagi orang lain, asal gejala penyakitnya sama.

Fakta: Gejala “hampir sama” tidak berarti penyakitnya sama. Mengonsumsi obat antinyeri untuk gejala yang hampir sama bisa berbahaya, dan harus dihindari.

Nyeri adalah salah dari 5 tanda vital (selain nafas, detak nadi, tensi dan temperatur badan), yang mesti dicek saat pasien datang ke rumah sakit. Gejala nyeri tidak selalu sama, perlu dicek asal nyeri agar tidak salah obat.

Mitos 3 : Obat analgesik yang dijual bebas aman dikonsumsi dalam jangka waktu lama.

Fakta : Pemberian obat antinyeri, bertujuan menghilangkan nyeri dan menghilangkan penyebabnya. Bila nyeri tidak kunjung berkurang dalam waktu lama, harus dicari penyebabnya dengan menghubungi dokter.

Mitos 4: Parasetamol aman digunakan oleh siapa saja, anak dan dewasa.

Fakta : Parasetamol termasuk obat antinyeri yang paling aman, tapi tidak mutlak 100%. Orang dengan gangguan fungsi hati, sangat dipengaruhi parasetamol. Dosis yang tidak tepat, menyebabkan berbagai gangguan fungsi tubuh, dan bisa berakibat fatal.

Mitos 5 : Obat antinyeri dikonsumsi hanya saat merasa nyeri.

Fakta : Penggunaan obat antinyeri yang benar adalah harus tepat waktu, disesuaikan dengan lama kerja obat di dalam tubuh. Jika dalam aturan pakai atau resep dokter meminta obat dihabiskan, obat harus diminum sampai habis, meski rasa nyeri sudah hilang. Jika obat tidak dihabiskan, nyeri bisa tiba-tiba muncul kembali. 

Mitos 6: Penggunaan obat antinyeri dalam jangka panjang menyebabkan ketergantungan (kecanduan).

Fakta: Obat antinyeri yang berpotensi menyebabkan kecanduan, adalah analgesik golongan opioid (kelompok narkotika). Obat golongan ini pun, jika penggunaannya tepat tidak menyebabkan kecanduan. Obat antinyeri golongan lain tidak menyebabkan kecanduan.

Bila ada yang merasa kecanduan setelah minum obat antinyeri, lebih karena sugesti. Yang perlu diperhatikan, dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jika nyeri berlanjut sebaiknya segera ke dokter. (jie)