Penderita diabetes saat kehamilan perlu mengatur diet untuk menurunkan risiko melahirkan bayi cacat.
Dianjurkan melakukan pengukuran dan pengawasan glukosa darah setiap hari; 2 jam setelah makan. Juga perlu dikontrol ada – tidaknya keton di dalam urin, yang mengindikasikan diabetes terkontrol atau tidak.
“Yang tak kalah penting adalah terapi nutrisi dan olahraga. Jika dianggap perlu, bisa diberikan terapi insulin,” ujar dr. Elvina Karyadi, M. Sc., ahli gizi dari SEAMEO-Tropmed UI.
Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam tatalaksana diabetes. Tujuan utamanya adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar glukosa darah dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).
“Terapi nutrisi bersifat individual. Tergantung berat badan sebelum hamil, kondisi kesehatan, kebiasaan makan dan tentunya terapi insulin bila diberikan,” ujarnya.
Asupan kalori harus seimbang dengan energi yang dikeluarkan untuk mendukung perkembangan janin. Rekomendasi para ahli, ibu hamil dengan diabetes yang berat badannya normal butuh 30kkal/kg/hari. Sedangkan ibu yang obesitas butuh 25 kkal/kg/hari. Prinsip gizi seimbang adalah karbohidrat 60 – 70%, protein 10 – 15%, lemak 20 – 25%.
Jadwal makan harus teratur dan jangan terlewatkan,sehingga kadar glukosa darah stabil. Dianjurkan pola 3 kali makan besar diselingi 3 kali makanan kecil. Kecukupam karbohidrat penting untuk memenuhi kebutuhan kontrol diabetes, juga untuk memenuhi kebutuhan janin akan glukosa. Pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan sehari, dapat menurunkan kadar glukosa darah postprandial (setelah makan).
Berdasar penelitian, diet tinggi karbohidrat kompleks (gandum, beras) dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas. Di dalam tubuh, karbohidrat kompleks diurai menjadi rantai tunggal sebelum diserap ke dalam aliran darah, sehingga glukosa yang dilepaskan lebih sedikit.
Jenis karbohidrat sederhana yang terdapat dalam minuman dan camilan perlu dihindari, karena menyebabkan glukosa langsung masuk ke aliran darah dan kadar gula darah langsung melejit.
Kontrol berat badan
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1 – 2,.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu.
Kenaikan berat badan dikategorikan kurang bila 14 - 20 kg; normal bila 12.5 - 17.5 kg dan lebih/obesitas bila 7.5 - 12.5 kg.
Aktivitas fisik juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan ideal. Ibu hamil dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika melakukan aktivitas fisik. Bila terjadi kontraksi, aktivitas fisik harus dihentikan. (puj)
Baca juga: Susu Ibu Hamil Cegah Diabetes