didi kempot meninggal karena serangan jantung

Didi Kempot The Godfather of Broken Heart Tutup Usia: Jangan Anggap Enteng Rasa Lelah

Lagi Indonesia berduka setelah penyanyi Glenn Fredly, seniman campur sari Didi Kempot tutup usia di RS Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5/2020) pukul 7.30 WIB. Pria berusia di usia 53 tahun tersebut dikabarkan meninggal akibat serangan jantung.

Mengenai riwayat penyakit, penyanyi dengan nama lengkap Dionisius Prasetyo ini tidak diketahui memiliki penyakit tertentu. Liliek Subagyo, kakak alm. Didi Kempot, mengatakan selama ini Didi tidak pernah mengeluhkan sakit. Dalam keterangannya di Kompas TV, Liliek mengatakan Didi sering mengeluhkan sesak napas, kelelahan dan saat terakhir sebelum meninggalpun Didi masih bekerja.

Diketahui pria yang memiliki julukan The Godfather of Broken Heart ‘terlahir kembali’ setelah lagu-lagunya yang berbahasa Jawa mulai diterima oleh kalangan heterogen, terutama kaum milenial. Ia memiliki jadwal show sangat padat, bahkan di tengah massa pandemi COVID-19 ini pun alm. sempat membuat konser amal, dan merilis lagu baru Ojo Mudik.

Kelelahan yang berujung pada kematian tidak hanya terjadi sekali ini, sebelumnya seniman Yogyakarta Djaduk Ferianto juga meninggal akibat kelelahan yang mengakibatkan serangan jantung saat mempersiapkan Ngayogjazz 2019. Mendiang Didi Kempot juga sempat tampil dalam acara tersebut.

Hal yang sama juga terjadi saat persiapan dan pelaksanaan pemilu 2019 lalu, di mana banyak petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) meninggal yang dipicu oleh kelelahan ekstrim selama menjalankan tugas. Namun sebagai catatan, sebagian besar petugas KPPS yang meninggal sudah memiliki penyakit penyerta.

Kelelahan sebabkan serangan jantung

Dalam The British Journal of Clinical Psychology (1992) disebutkan kelelahan berlebih adalah prekursor (pemicu) kematian jantung mendadak yang paling umum. Kelelahan tidak hanya mengenai fisik, tetapi juga mental.

Peneliti melakukan uji coba pada 3365 pria berusia 45-59 tahun yang diikuti selama rata-rata 9,5 tahun. Di antara subyek yang pada awal riset tidak memiliki penyakit jantung koroner, 69 orang meninggal akibat serangan jantung. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara kelelahan dan kesehatan jantung.   

Ada tanda-tanda, tetapi kerap terabaikan

Peneliti dari University of Berlin mencoba mencari tahu tanda-tanda atau apa yang terjadi ketika terjadi serangan jantung pada saksi mata, dokter atau tenaga medis yang bekerja di unit gawat darurat.

Peneliti mengumpulkan informasi tetang 406 kasus henti jantung. Dalam dua per tiga kasus, seseorang (sebagian besar anggota keluarga) melihat / mendengar pasien terjatuh. Gejala terjadinya serangan jantung yang disaksikan antara lain nyeri dada, kesulitan bernapas, mual muntah dan pusing.

Beberapa orang mulai mengalami gejala tersebut beberapa jam sebelum serangan. Dalam 90% kasus, gejala berlangsung setidaknya selama lima menit. Hanya 25% dari korban yang tidak didahului gejala.

Hasil riset yang diterbitkan dalam jurnal Circulation 2006 ini juga disertai daftar gejala yang mendahului serangan jantung yang dirasakan korban. Nyeri dada terjadi pada 25% korban (rata-rata durasi 120 menit), kesulitan bernapas pada 17% orang (durasi 10 menit), mual/muntah 7%, pusing seperti mau pingsan 7%, gejala lain 8% dan tidak ada gejala 25%.

Dari hasil studi di Berlin tersebut peneliti menganjurkan untuk memperhatikan adanya gejala awal, dan segera membawa ke rumah sakit terdekat. Semakin cepat diagnosa dibuat, semakin cepat tindakan bisa dilakukan, dan semakin kecil risiko kerusakan jantung, bahkan kematian.

Selamat jalan Didi Kempot ‘The Godfather of Broken Heart’. Walau hati kami, para penggemarmu ambyar, tetapi doa kami mengiringimu. Semoga mendapatkan tempat yang sesuai di sisi-Nya dan karya-karyamu akan terus berada di hati. (jie)