Deteksi Penyakit Dari Warna Urin | OTC Digest

Deteksi Kondisi Ginjal dari Warna Urin

Air merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat dan aktif. Dalam satu hari, tubuh butuh lebih dari 2 liter untuk mendukung fungsinya,  terutama untuk mengatur proses kehidupan.

Sayangnya, hal ini sering terabaikan. Padahal air memiliki fungsi yang sangat vital bagi kehidupan, tidak hanya berfungsi bagi kesehatan, tapi juga untuk daya ingat dan stamina.

Air berguna sebagai pelarut berbagai partikel termasuk zat gizi agar berfungsi dengan baik dalam sel dan jaringan tubuh. Air diperlukan untuk melembabkam jaringan mulut, mata dan hidung, melindungi organ, termasuk ginjal, dan jaringan tubuh. Air juga membantu melarutkan mineral dan zat gizi lainnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh.

Baca juga : 10 Langkah Mencegah Batu Ginjal

"Bila tubuh tidak mendapat cukup air, maka tubuh akan berusaha mempertahankan fungsi tubuh dalam kondisi ketidakcukupan air dengan menurunkan pengeluaran urin. Akibatnya urin menjadi lebih pekat, dan selanjutnya berdampak terbentuknya batu ginjal," kata Dr. dr. Parlindungan Siregar Sp.PD-KGH, ahli penyakit ginjal dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Warna urin  yang normal adalah kuning cerah. Tapi, dalam kondisi tertentu, warna urin dapat berubah. Maka itulah, berbagai tes kesehatan dilakukan dengan memanfaatkan urin. Bahkan warna urin dapat dijadikan indikator kesehatan.

1. Jernih atau tidak berwarna. Ini bisa berarti urin Anda normal, dan kebutuhan air tercukupi. Tetapi, warna ini juga bisa mengindikasikan adanya gangguan hati, seperti hepatitis virus akut atau         sirosis. Namun, ini biasanya ditandai dengan gejala lain seperti menguning, kulit kuning, mual, muntah, demam, dan kelelahan.

2. Kuning cerah atau neon. Bila urin Anda berwarna demikian, ini bisa berarti suplemen vitamin yang Anda minum terlalu berlebihan atau tidak diserap oleh tubuh.

3. Kuning gelap atau emas. Ini bisa menandakan tubuh Anda mengalami dehidrasi. Perbanyaklah minum. Idealnya 2 liter perhari.

4. Merah muda atau merah. Urin yang berwarna merah menandakan adanya darah dari ginjal atau infeksi kandung kemih. Jika Anda mengalami sakit di punggung atau perut bagian bawah,               urgensi kemih, dan merasa seperti demam, segeralah konsultasikan ke dokter. Atau, bisa juga karena memakan makanan berwarna merah atau merah muda terlalu banyak, seperti bit atau         beri. Warna ini bisa juga muncul sebagai akibat efek samping dari beberapa obat pencahar.

5. Oranye atau jingga. Ini bisa merupakan efek samping obat, makan terlalu banyak jeruk atau makanan merah,dan dehidrasi.

6. Biru atau hijau. Warna ini menandakan adanya efek samping obat tertentu atau karena terlalu banyak makan asparagus, atau makanan dengan pewarna buatan biru atau hijau.

7. Cokelat gelap atau seperti teh. Ini bisa menandakan adanya gangguan hati, terutama jika disertai dengan tinja berwarna pucat dan kulit kuning. Atau, bisa juga merupakan efek samping obat         tertentu.

8. Keruh. Urin berwarna keruh bisa menandakan adanya infeksi saluran kemih. Batu ginjal yang biasanya disertai dengan rasa sakit yang lain, dan terlalu banyak makan asparagus. (vit)