One health, zero death. Inilah tema Hari Rabies Sedunia tahun ini, yang diperingati tiap tanggal 28 September. Tanggal ini untuk mengenang jasa Louis Pasteur, penemu vaksin antirabies, yang meninggal pada 28 September 1895. Rabies bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani. Penting untuk mengenali ciri-ciri anjing rabies, hewan penular rabies yang utama di Indonesia.
Kasus rabies memang masih cukup banyak terjadi. “Dari 34 provinsi di Indonesia, 26 di antaranya adalah endemik rabies. Mulai kembali ditemukan kasus rabies di Kepulauan Riau, padahal sebelumnya provinsi tersebut dinyatakan bebas rabies,” ungkap Prof. Dr. drh. Suwarno, M.Si. - Guru Besar Bidang Ilmu Virologi & Imunologi FKH Universitas Airlangga dalam sebuah kesempatan. Kementrian Kesehatan mencatat, terjadi 57.257 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Indonesia sepanjang 2021, dengan 62 kematian.
Rabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Penyakit yang kerap disebut sebagai penyakit anjing gila ini disebabkan oleh virus Rabies lyssavirus, yang ditularkan dari hewan ke hewan lain atau dari hewan ke manusia, melalui gigitan maupun cakaran, luka terbuka dan mukosa yang terkena air liur hewan yang terinfeksi rabies.
Kenali Ciri-Ciri Anjing Rabies
Dalam novel To Kill A Mockingbird (Harper Lee), dikisahkan bahwa Atticus Finch, sang ayah, menembak mati seekor anjing yang berjalan dengan cara aneh, seperti menunjukkan gejala rabies. Terganggunya koordinasi gerakan memang merupakan salah satu ciri-ciri anjing rabies.
Secara umum, gejala rabies pada anjing dibagi menjadi dua. “Ada yang ganas (furious), ada yang tidak kelihatan (paralitik). Tiba-tiba mati karena rabies,” terang Prof. Suwarno.
Baca juga: Mencegah Penularan Rabies
Adapun ciri-ciri anjing rabies yang menjadi ganas yaitu: tidak lagi mengenal pemiliknya, agresif, mengamuk, menggigit apa saja, hingga makan apa saja termasuk kayu, batu, dan lain-lain. Suara gonggongannya berbeda, menggeram dengan suara serak, air liurnya banyak, dan ada busa di sudut-sudut mulut. “Gejala-gejala ini kemudian diikuti paralisis (kejang), dan akhirnya anjing mati,” imbuh Prof. Suwarno.
Gejala Rabies pada Manusia
Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi, 20-60 hari setelah terjadi gigitan.
Umumnya 14 hari hingga 8 minggu, meski ada juga yang sampai tahunan. “Tergantung dari virulensi, lokasi gigitan, dan sebagainya,” ujar dr. Asep Purnama, MD, Internist, FINASIM – Komite Rabies Flores Lembata di kesempatan yang sama. Setelah masa inkubasi, akan muncul gejala pertama. Secara umum, gejala rabies pada manusia juga bisa berupa furious ataupun paralitik. Pada paralitik, pasien cenderung diam dan mengantuk.
Gejala rabies pada manusia diawali dengan periode/fase prodromal, yang berlangsung selama 2-10 hari. “Muncullah flu-like symptoms, seperti gejala virus pada umumnya, yaitu demam, sakit kepala, tidak enak badan, pegal-pegal,” jelas dr. Asep. Bisa pula muncul gejala tidak nafsu makan, mual, muntah, diare, nyeri tulang dan otot, serta sensasi di luka gigitan seperti gatal, terbakar, kesemutan, atau mati rasa.
Setelah itu masuk ke fase neurologis. Gejalanya antara lain disorientasi, halusinasi, paralisis, serta episode ketakutan dan kegembiraan (terror and excitement). “Gejala klinis yang khas yaitu hipersalivasi (air liur banyak), serta ketakutan terhadap air atau angin. Melihat air takut, atau ketakutan saat dikipasi. Gejala seperti ini mudah dikenali,” papar dr. Asep. Bila sudah muncul gejala seperti tadi, biasanya akan terjadi koma dalam waktu singkat, dan sering kali pasien tidak tertolong.
Bila Digigit Anjing
“Gigitan anjing rabies membawa dampak yang fatal pada mausia. Gigitan di kepala, fatalitasnya sangat tinggi bila tidak segera ditangani,” tegas Prof. Suwarno. Pada rabies, virus akan berjalan dari tempat gigitan ke otak. Gigitan pada area bahu ke atas sangatlah fatal, karena dekat ke otak. Gigitan pada kaki lebih kecil fatalitasnya.
Pencegahan rabies ke manusia meliputi dua strategi: pencegahan pra paparan (preexposure prophylaxis/PEP), dan pencegahan pasca paparan (post exposure prophylaxis/POP). Pada PEP, vaksinasi dilakukan sebelum seseorang digigit. “Ini diberikan kepada individu yang berisiko tinggi akibat pekerjaannya. Misalnya praktisi kesehatan hewan, atau mereka yang tinggal di daerah endemis rabies dan sulit mendapatkan POP bila digigit hewan rabies,” tutur dr. Asep. Juga para pelaku perjalanan yang akan berkunjung ke daerah endemis rabies.
Baca juga: Menghindari Rabies, Lakukan 5 Langkah Ini bila Digigit Anjing
Lalu apa yang harus dilakukan bila kita digigit anjing dengan ciri-ciri anjing rabies? Di sinilah POP berperan. “Lakukan cuci luka, perawatan luka, lalu segera ke dokter untuk mendapatkan vaksin antirabies dan serum antirabies,” tegas dr. Asep.
Begitu digigit anjing ataupun hewan lain yang dicurigai mengidap rabies, hal yang pertama kali harus dilakukan yaitu mencuci luka dengan sabun selama 10-15 menit, lalu bilas dengan air mengalir. Luka perlu dicuci dengan sabun agar cangkang virus yang dilapisi lemak, luruh dan virus mati. Namun, jangan menyikat luka karena justru akan membuat virus lebih mudah menyebar.
Cuci luka sesegera mungkin. Golden period mencuci luka adalah 12 jam. “Bila telah lewat 12 jam tetap lakukan cuci luka; lebih baik terlmabat daripada tidak sama sekali,” dr. Asep melanjutkan.
Setelah itu keringkan luka dengan cara menepuk-nepuk pelan menggunakan handuk yang lembut. Lalu, bubuhkan antiseptik pada luka. Bisa alkohol, atau iodin povidone.
Selesai merawat luka, bergegaslah ke layanan kesehatan terdekat. Luka tidak boleh dijahit, kecuali bila sangat diperlukan. Di layanan kesehatan, ceritakan kepada dokter soal gigitan oleh hewan yang dicurigai rabies.
Baca juga: Jangan Takut Terinfeksi Tokso dari Kucing
Dokter akan memberikan vaksin antirabies (VAR). di negara kita, pemberian VAR untuk POP menggunakan metode Zagreb, yaitu VAR disuntikkan pada hari 0 (2x), 7 (1x), dan 21 (1x). VAR berfungsi untuk menetrallan virus rabies yang ada dalam tubuh.
“Antibodi yang terbentuk dari vaksin baru muncul hari ketujuh, lalu mencapai puncaknya di hari 10-14. Untuk mengisi kekosongan antara hari 0-7, diberikanlah antibody pasif yaitu serum antirabies (SAR) atau rabies immunoglobulin,” papar dr. Asep.
Negeri kita belum bebas rabies. Sangat penting untuk mengenali ciri-ciri anjing rabies, terutama bagi yang tinggal atau hendak berkunjung ke daerah endemis rabies. Lakukan segera tindakan cuci luka bila digigit hewan, dan segera ke layanan kesehatan untuk mendapat VAR dan SAR. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Image by wirestock on Freepik