Binahong, Herbal Antibakteri dan Pelindung Hati | OTC Digest

Binahong, Herbal Antibakteri dan Pelindung Hati

Binahong (Basella rubra Linn) aslinya berasal dari Korea. Sekilas bentuk daunnya menyerupai daun sirih tapi dalam ukuran yang jauh lebih kecil. Bila sudah tua, tumbuh semacam kutil-kutil di batangnya. Itu adalah bibit binahong yang bila ditanam bisa tumbuh dengan cepat.

Manoi (2009) menyatakan bahwa daun binahong dalam kultur in vitro (di dalam cawan patri) mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder. Ini adalah senyawa kimia yang berfungsi sebagai pelindung dari gangguan hama penyakit pada tanaman.

Ternyata bagi manusia kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin dari binahong mampu menyembuhkan luka bakar dan analgesik (mengurangi rasa nyeri). Aktivitas farmakologi flavonoid adalah sebagai anti-inflamasi, dan antioksidan, alkaloid sebagai hipoglikemik.

Terpenoid membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh, sedangkan saponin berperan untuk menurunkan kolesterol dan anti karsinogenik. Pada umumnya binahong digunakan masyarakat sebagai penyembuh luka setelah operasi, tipus, radang usus, asam urat, disentri, dan ambeien.

Antimikrobial

Menurut penelitian, daun binahong mengandung zat antimikroba yang berguna sebagai antibiotik dan penyembuh luka bakar, karena benda tajam atau luka bekas operasi. Ekstrak daun binahong yang berupa etanol dan ether petroleum, memperlihatkan aktivitas antimikrobial maksimal melawan bakteri E. coli.

Burce, JM dkk., dari Department of Biology, College of Arts and Sciences, Rizal Technological University, Boni Avenue, Mandaluyong, meneliti efek antimikrobial daun binahong yang diujicobakan pada bakteri gram positif dan gram negatif. Juga pada lingkungan jamur seperti Candida albicans dan Rhizopus stolonifers.

Didapatkan bahwa ekstrak metanol dari batang binahong, efektif melawan bakteri Salmonella typhii dan Proteus vulgaris. Ektrak etanol dari daun maupun batangnya memiliki aktivitas penghambat tertinggi bagi bakteri Bacillus subtilis dan Salmonella typhii, dan pada jamur Aspergillus niger, Candida albicans, dan Rhizopus stolonifers.

Juga memiliki asam askrobat yang berfungsi sebagai antibodi, yang jika dikonsumsi dapat membantu memperkuat daya imunitas tubuh. Masih belum cukup, binahong juga mengandung  flavanoid yang adalah antioksidan penangkal radikal bebas.

Antidiabetes

Akan halnya kandungan alkaloid, mampu menurunkan kadar gula darah. Penelitian yang dilakukan oleh A. Nimala, S. Saroja dkk., dari Departemen Biotechnology, Aarupadai Veedu Institute of Technology, Paiyanoor, Tamil Nadu, India, menunjukkan terjadi kehancuran sel beta pankreas sehingga menyebabkan kondisi hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) pada tikus percobaan, setelah disuntik streptozotocin (STZ – zat kimia yang meracuni insulin).

Penelitian tersebut dimuat dalam British Biotechnology Journal. Ekstrak cairan binahong (400mg/kg berat badan selama 30 hari), secara signifikan mampu menurunkan kadar gula darah. Stres oksidasi yang diproduksi oleh STZ, secara signifikan turun dibandingkan pada kelompok tikus kontrol (yang tidak diberi ekstrak binahong).

Terdapat penurunan gula darah dan peningkatan enzim-enzim yang diproduksi hati, seperti Superoxide Dismutase (SOD) yang bertanggung jawab melindungi mitokondria (organ tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup). Dan, enzim catalase (CAT), serta enzim glutathione peroxidase (GPx), yang bekerja melindungi sel dari kerusakan akibat proses oksidasi (bersinggungan dengan O2).

Hepatoprotektor

Penelitian tentang keamanan daun binahong pada manusia, belum ada yang melakukan. Indikator keamanan herbal biasanya dilihat dari kondisi organ hati dan ginjal, setelah mengonsumsi herbal. Beberapa penelitian tentang binahong menunjukkan efek melindungi hati, alias hepatoprotektor dan dapat memperbaiki fungsi ginjal.

Riset Dra. Salmah Orbayinah Apt MKes dan Adhita Kartyanto, dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menunjukkan kadar alkalin fosfat (ALP) serum pada kelompok hewan uji sebelum dan sesudah diberi ekstrak binahong, tidak jauh berbeda. Sementara kadar ALP pada kelompok kontrol melonjak signifikan. Peningkatan kadar ALP biasanya pada pasien penyakit hati seperti sirosis, hepatitis, perlemakan hati, tumor hati, dan intoksikasi obat.

Pemakaian luar & dalam

Masyarakat Philipina biasa memasak daun binahong sebagai pengganti bayam. Binahong dipercaya merupakan sumber kalsium dan zat besi yang bagus. Juga mengandung vitamin A, B dan C. Sementara ampas daun binahong yang dicampur mentega memberi efek mendinginkan pada luka bakar.

Di Indonesia, binahong digunakan dengan berbagai cara. Untuk pemakaian dalam (diminum), biasanya umbi dicuci bersih kemudian direbus. Setelah dingin disaring dan diminum 2-3 kali sehari. Umbinya dapat dikeringkan, lalu ditumbuk halus, kemudian dimasukkan dalam kapsul 0,5 mh dan diminum 3 kali sehari.

Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Bahan ini untuk menyembuhkan memar karena terpukul, kena api (panas), rheumatik, pegal linu dan nyeri otot.  (jie)